Aku kembali. Setelah lama tidak menyentuhmu. Kini kutorehkan lagi lukaku. Tak mungkin bagiku untuk menceritakan ini. Diary ku, jangan pernah bilang pada siapapun tentang rangkaian kata yang paling menyedihkan ini. Diaryku Sebelum ini aku selalu tersenyum karenanya. Jadi bebanku sedikit terangkat. Namun hari ini, hatiku mulai sedikit retak. Kau tahu kan seperti apa mamahku? Iya, dia menyakitiku lagi. Sebagai anak aku merasa sedih, karena ia lebih memilih membanggakan orang lain daripada aku. Sebenernya aku salah apa? Diary ku tolong jaga rahasia ini. Hanya kau yang mampu memahamiku.
Jasmine
Perlahan Jasmine menutup Diary bercover hitam miliknya. Sudah lama ia tak menumpahkan tinta keluh kesahnya. Jasmine adalah wanita yang terlihat tangguh, namun hatinya tak seperti itu. Katakanlah bahwa dia anak yang alay, kalau tidak seperti itu ia akan frustasi karena tak ada tempat keluh kesah. Tepukkan dipundaknya membuat ia sadar dari lamunan panjangnya. Buru-buru ia menyembunyikan Diary nya dibawah piring makannya.
"Sudah selesai makannya?" Leo membawa satu gelas cappuccino ice. Lalu duduk didepan Jasmine.
Sekarang ini memang mereka sedang berada disebuah Cafe. Leo yang mengajak Jasmine. Kali-kali weekend bersama gadis kesayangannya."Udah" Jawab Jasmine sambil tersenyum.
"Yaudah yuk pulang! Apa mau nambah makannya?" Leo menyodorkan buku menu pada Jasmine.
Jasmine langsung menggeleng kuat dan menepis buku menu tersebut,
"Kenapa, takut gendut?" tanya Leo dengan gaya jahilnya."E.. Enggak. Siapa yang takut gendut?" Jasmine mengerucutkan bibirnya.
"Hahaha, lagian kalo lu gendut kan tinggal cari yang lain" Leo bersedekap dada dan memainkan jambul miliknya.
Pletakkk.....
Jitakan cantik mendarat didengkul Leo. Ia meringis kesakitan namun terkikik dikemudian. Rasanya ia lebih senang bila Jasmine bertingkah seperti ini. Ah, bunga-bunga cinta makin bermekaran dihati kecilnya itu.
"Aduh ngakak, hahahahhahha.Cemburu yak? Tenang Leo yang ganteng nggak bakal ninggalin Jasmine kok" Leo mencubit halus pipi Jasmine yang sedang cemberut.
"Bodo ah" Jasmine berjalan lebih dahulu meninggalkan Leo yang masih dalam mode ngakak.
"Ehh tunggu!" Leo berlari kecil mengejar Jasmine, namun baru beberapa langkah ia kembali ke meja makannya yang tadi. Ia mengambil handphone yang tertinggal. Dan.. Ia melihat sebuah pulpen tergeletak dibawah piring. Leo kemudian mengambil pulpen tersebut. Ia menariknya namun yang keluar bukan hanya pulpen, tapi juga ada sebuah buku kecil bercover hitam. Pulpen tersebut terikat pada sebuah Diary. Milik siapa? Leo bingung. Kemudian ia melihat cover depan buku tersebut. Tertulis sebuah huruf 'J'
Ia sudah yakin itu pasti punya Jasmine. Leo langsung mengambil Diary tersebut dan membawanya.***
"Eh Jasmine. Gimana udah nggak sakit kan badannya?" tanya Liora saat Jasmine baru saja duduk di ruang tamu Rumah Leo.
"Alhamdullilah udah enak kok. Lu gimana kabarnya?" tanya Jasmine balik sedikit canggung.
"Ah, udah nggak pa-pa kok. Jasmine, kemarin kok lu bisa sih nemuin gue lagi disiksa sama si Vera?" Liora ikut duduk disamping Jasmine.
KAMU SEDANG MEMBACA
JASMINE✓
Teen Fiction[END] Sendiri. Satu kata yang menemani jasmine saat ini. Dalam kesehariannya tak pernah ada tawa,senyum ataupun bahagia semuanya hanya keajaiban yang tak mungkin terjadi. Hingga suatu hari nanti ia akan menemui seseorang yang akan membimbingnya me...