Part 23

129 11 0
                                    

'Orang licik akan mengakali seribu cara agar apa yang ia inginkan terwujud'

Hari ini adalah hari yang begitu menyenangkan. Matahari bersinar begitu terang. Angin berhembus begitu pelan membuat suasana yang menentramkan. Tadi pagi Leo menelpon Jasmine. Ia mengajak Jasmine untuk berlibur ke rumah Agita. Sambil menunggu hasil ujian kemarin, alangkah baiknya Jasmine mengiyakan ajakan Leo. Dan sekarang, ia sudah rapi dengan pakaian casualnya ditambah dengan tas ransel yang lumayan berat. Inilah saatnya ia melupakan semua problematika yang menghantam hatinya.

Udah rapi ni.Cepetan gue tunggu digerbang!

Send

Sederet pesan ia kirim pada Leo,  sambil berjalan menuju sang papah yang asik membaca koran.
"Hati-hati di jalan. Jangan macem-macem. Nih buat jajan"  Rio menyodorkan selembaran uang ratusan pada Jasmine. Jasmine menerimanya lalu menyalami tangan sang papah.

"Jasmine berangkat dulu, pah"

Rio mengangguk dan melanjutkan aktivitasnya.

Sembari menunggu Leo, Jasmine kini asik makan camilan di pos satpam rumahnya. Tas ransel yang lumayan berat membuat dirinya tak tahan untuk berdiri lama. Iseng-iseng Jasmine mengajak obrol Mang Udin yang selalu menyendiri di pos.

"Nggak bosen Mang di pos mulu?"

"Bosen sih bosen, neng. Tapi mamang udah terbiasa dengan semua ini." ujar Mang Udin dramatis.

Jasmine terkikik geli dengan nada memelas Mang Udin.
"Sabar Mang, Bi Inah kan ada."

"Oh iya! Mamang lupa ngambil kopi mamang di dapur. Bentar ya neng." Jasmine kira Mang Udin bahagia jika membahas Bi Inah tapi ternyata Mang Udin malah teringat kopinya.

"Duh, lama amat si Leo yak." Jasmine mengayunkan kakinya yang mulai kesemutan.

Jelas terlihat sebuah mobil hitam berhenti tepat di depan gerbangnya. Seorang lelaki memakai kacamata hitam dan wajahnya ditutupi masker menghampiri Jasmine. Spontan Jasmine langsung berdiri ketika lelaki tersebut tepat berdiri dihadapannya.

"Maaf, cari sia...

***

Sudah 5 menit Leo menunggu di depan gerbang rumah Jasmine. Ditemani Mang Udin yang juga sama bingungnya dengan Leo. Leo pikir Jasmine masuk ke rumahnya untuk mengambil sesuatu yang tertinggal. Tapi Jasmine tak mungkin selama ini, Jasmine bukan tipe cewek yang lambat.

"Coba Den, masuk aja ke dalem. Siapa tau neng Jasmine nunggunya di dalem, soalnya tadi Mamang tinggal buat ngambil kopi." Leo mengangguk.

Ditekannya bel rumah Jasmine berulang kali hingga keluar seorang lelaki paruh baya.

"Maaf om, Jasminenya ada nggak?" tanya Leo setelah menyalami papah Jasmine.

Alis Rio bertautan heran,
"Loh, daritadi Jasmine udah ijin keluar loh sama saya. Sudah cukup lama malahan."

Leo bingung semakin bingung. Pasalnya tadi Jasmine memberi pesan pada Leo bahwa ia sudah menunggu dirinya. Mustahilkan jika Jasmine pergi sendiri tanpa menunggu Leo.

Rio duduk sambil menatap ke Leo yang sibuk mengotak-atik handphonenya.
"Memamgnya Jasmine nggak bilang sama kamu kalo dia udah nungguin kamu."

"Udah Om." Leo menempelkan handphonenya pada telinga, mencoba menghubungi Agita "Bentar yak Om, saya mau telpon sepupu saya dulu."

JASMINE✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang