Part 22

148 18 12
                                    

  Seluruh siswa kelas 12 kini dapat menghirup udara dengan lega. Setelah berperang dengan UN dan SBMPTN yang begitu menguras otak, membuat mereka memusatkan segala perhatiannya kedua hal tersebut. Tinggal beberapa hari lagi menunggu hasilnya dan mengakhiri masa-masa Sma. Begitu menyenangkannya masa ini. Terutama untuk Jasmine. Karena disini ia menemukan seseorang yang begitu menyayanginya. Jasmine tersenyum memperhatikkan Leo yang begitu cerewet karena bekas memar diwajah Jasmine tak kunjung hilang.

"Emang setiap malem enggak dikompres? Apa perlu gue ke rumah lu?" Leo mendekati Jasmine yang sedaritadi menatapnya dengan jenaka.

"Apaan sih alay amat. Lagian juga ini memarnya udah hilang kok. Nggak usah berlebihan deh!" gerutu Jasmine.

Wajar jika Leo bertingkah seperti itu. Leo hanya khawatir dengan Jasmine yang beberapa hari lalu terkena tonjokkan Robby.

"Uumm. Yaudah, sekarang mau pulang apa makan? Makan aja yak" Leo menggandeng tangan Jasmine.

Jasmine berhenti, Leo pun juga ikut berhenti.
"Gue belom jawab asal gandeng-gandeng aja" kata Jasmine seraya melepaskan tangan kekar Leo. "Gue nggak mau makan, gue mau pulang aja" lanjutnya.

"Kenapa sih takut gendut? Gendut gendut gendut. Segendut apapun lu gua bakal tetep cinta. Beneran!!" tangan Leo membentuk tanda peace dan mimiknya wajahnya begitu menjiwai.

Jasmine berlalu pergi sambil menggeleng-gelengkan kepalanya.
"Kebanyakkan ngedrakor sama si Liora sih. Kosakatanya jadi ganti semua. Heran"

"Jasmine tunggu! Ngambek ni!!"

***

Mobil Leo berhenti tepat didepan gerbang rumah Jasmine. Terlihat diparkiran rumah Jasmine ada sebuah mobil lamborghini berwarna putih. Ia sudah tahu siapa pemiliknya. Dan Jasmine harap manusia itu tidak membawa mala petaka untuknya.

"Nggak mau mampir?" tanya Jasmine pada Leo yang masih didalam mobil.

"Nggak dulu yah, soalnya nyokap minta anterin shopping "

Jasmine mengangguk dan tersenyum tipis.

"Tapi jangan kangen" seketika senyuman Jasmine luntur dan digantikkan dengan mimik wajah jijik. Leo cekikikkan dan langsung menjalankan mobilnya.
Setelah Leo pergi, Jasmine perlahan masuk ke dalam rumahnya. Bayang-bayang tentang Leo tiba-tiba saja muncul dimemorinya.Canda tawa yang tadi ia lakukan terulang lagi hingga membuat ia tersenyum sendiri. Ah, kenapa hatinya selalu berdesir bila mengingat Leo. Padahal Leo tidak ada disampingnya, tapi sekarang Leo seakan-akan menggenggam erat tangan Jasmine sambil tersenyum manis padanya.

Sreekk...

Terdengar suara gesekan meja yang membuat lamunan Jasmine tersadar. Ia tak sengaja menyenggol meja karena melamun saat berjalan, kecerobohannya memang selalu mengikutinya. Jasmine memperhatikkan sekeliling ruang tamu. Ada banyak orang dan sekarang mereka semua sedang menatap Jasmine. Jasmine langsung mengarah pada lelaki yang kini sedang tersenyum padanya. Senyuman apa itu? Begitu menjijikkan.

"Jasmine kamu sudah pulang?" Begitu lembut dan perhatian. Itulah mamahnya jika suasana seperti ini. Rena menghampiri Jasmine dan membawa Jasmine untuk duduk bersama.

"Jasmine, kemarin kamu belum kenalan sama mamah dan papahnya Rendi. Ayo kenalan dulu!" ucap Rena.

Jasmine memperhatikkan kedua orangtua Rendi. Tangannya terulur untuk salim kepada keduanya.

JASMINE✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang