Suara derum motor memasuki sebuah pekarangan rumah yang sepi. Dilepasnya helm yang Jasmine gunakan itu. Ia Berjalan gontai memasuki rumah. Pemikirannya kini sangat kacau. Ia masih memikirkan kejadian yang ia alami tadi.Tak terasa satu tetes air mata mengalir dengan lancarnya. Hatinya kini sangat perih bila mengingat kata-kata liora untuknya.
"apa-apaan si luh ngapain pake nangis coba"ucap Jasmine pada dirinya sendiri sambil menghapus sisa air mata yang terpampang jelas diwajahnya
Ia telusuri setiap sudut ruangannya. Ia mencari keberadaan bi inah pembantunya itu tapi tidak menemukannya dimanapun. Jasmine keluar rumah untuk menanyai keberadaan bi inah pada pak udin
"pak. Bi inah mana?"
"oh iya. Bi inah tadi pulang kampung neng."ucap pak udin dengan logat sundanya
Raut wajah Jasmine berubah jadi bingung.
"kapan pulangnya pak? Kenapa ko bi inah pulang kampung?"tanya jasmine bertubi-tubi"tadi neng sekitar jam 10an lah. Dia ga sempet mau izin neng, katanya saudaranya sakit neng. Ga ada yang ngerawat jadi bi inah pulang deh buat ngerawat saudaranya itu"
Jasmine hanya mengangguk. Ia kembali memasuki rumahnya dan menuju kekamarnya.
Sial benar-benar sial. Sebenarnya jasmine membutuhkan seseorang karena ia ingin bercerita. Biasanya ia bercerita semua yang ia alami pada bi inah. Tapi kini siapa yang mau Jasmine ajak untuk mendengarkan ceritanya.
Kini dirinya benar-benar sendiri. Tak ada satu pun yang menemani. Ia berusaha untuk menyibukkan diri agar tak terasa jenuh. Diambilnya gitar kesayangan yang terletak disamping tempat tidurnya itu.
Petikkan senarnya sangat sendu. Seperti menggambarkan keadaannya saat ini. Petikkan senar gitarnya lama-kelamaan makin tak karuan. Ia frustasi, ia letakkan kembali gitar tersebut ketempatnya.
Kini ia beralih menuju meja belajarnya. Beberapa pr yang menumpuk Jasmine kerjakan. ia sudah kelas 12 jadi ia harus rajin belajar. Karena ia ingin lulus dengan nilai yang terbaik dan membahagiakan seseorang dengan hasil nilainya. Walaupun ia tahu, tak ada yang akan bahagia dengan kabar sepele itu.
Prnya sudah jasmine selesaikan semuanya. Buku diary hitam terletak didekat tangannya. Jasmine buka buku itu dan ia mulai menulis sesuatu dibuku tersebut.
Dear Diary,
Lemah. Itu aku
Payah. Itu aku
Menderita. Itu kisah hidupkuSampai kapan aku ini seperti seorang petapa yang berdiam diri sendiri?.
Semua pergi. Aku sendiri.
Disini. Aku tidak merasakan kehidupan. Aku benci dengan dunia ini. Kapan kalian semua berpihak padaku?
Menganggap aku ada?
Dunia memang kejam.Tuhan. Satu yang kumau aku butuh seseorang!
Jasmine
Kruuk.. Kruuk
Suara perut jasmine menghentikkan aktivitasnya. Jasmine berjalan menuju dapur dan membuka lemari makanannya. Hanya ada sisa makanan tadi pagi dan mie instant.Jasmine tak berselera sama sekali. Ia tak jadi makan dan kembali kekamarnya untuk tidur.
***
"Guys gua akan buat ia ga tenang disekolah ini."ucap liora geram
"bagus.lu masuk perangkap gua my friend haha"batin vera tersenyum licik
Chika memperhatikan vera yang senyum-senyum sendiri. Ia menyikut lengan vera bermaksud untuk menyadarkan
"lu kenapa ver? "

KAMU SEDANG MEMBACA
JASMINE✓
Novela Juvenil[END] Sendiri. Satu kata yang menemani jasmine saat ini. Dalam kesehariannya tak pernah ada tawa,senyum ataupun bahagia semuanya hanya keajaiban yang tak mungkin terjadi. Hingga suatu hari nanti ia akan menemui seseorang yang akan membimbingnya me...