3 Tahun Kemudian.....
"Mom, Plissss! Jaine mau itut Papa Michael," seru gadis kecil kepada mamahnya.
Yang di ajak bicara hanya diam. Dan berusaha menahan tawanya saat gadis kecilnya ini terus saja merengek padanya.
"No. Kemarin kan sudah ikut.""Once again," pinta Jaine seraya menunjukkan wajah baby face nya. Tak ada respon, akhirnya Jaine kesal dan pergi menuju ruang tamu.
"Pa,Mom ndak ijinin. Papa bilang dong ama Mom. Jaine cape nomong ndak didengelin." rengek Jaine kepada Michael.
Michael tersenyum, kemudian menemui Jasmine yang lagi asik memasak.
"Come on lah Jasmine, biar Jaine ikut sama aku. Lagian kasian dia dirumah mulu," ucap Michael.
"Ck, pasti nanti kamu beliin ice cream lagi deh," Jasmine menyudahi kegiatan memotong sayuran, kemudian ia mencuci tangannya.
"Emang kenapa sih wajar kali anak kecil makan ice cream,"
"Ya wajar sih, tapi yang nggak wajar itu kamu beliin dia ice cream segede ember kecil itu, terus pulang-pulang dia sakit gigi. Aku cape ya setiap Jaine kamu ajak pasti pulangnya selalu kaya gitu. Sakit gigi lah, BAB terus, ini itu. Pusing tau nggak sih," cerocos Jasmine kepada Michael, sedangkan Michael hanya tersenyum sambil menggaruk tengkuknya yang tak gatal.
"Yaudah, janji nggak beliin yang aneh-aneh lagi. Kalo nggak percaya kamu ikut aja ayo!"
Jasmine memutar bola matanya malas.
"Plisss! Mom, itut ayoo!" entah kapan datangnya, tiba-tiba Jaine memeluk kaki Jasmine dan memanyunkan bibirnya. Jasmine yang tak tega pun tersenyum dan mengangguk. Jaine pun langsung meloncat ke pelukan Michael, dan keduanya melakukan high five. Jasmine yang melihatnya hanya tersenyum gembira.
***
Suasana di New York saat ini musim panas, beberapa bulan lalu salju turun sangat lebat disini. Dan itu membuat si kecil Jaine, tidak bisa kemana-mana. Tapi setelah salju berlalu, bahkan hampir setiap hari Jaine minta jalan-jalan. Entah itu hanya beli ice cream, bermain di taman. Intinya harus jalan-jalan.
Mobil yang dikendarai Michael berhenti tepat di depan sebuah toko kue, toko yang seringkali ia, Jaine dan Jasmine kunjungi.
"Cepet pa, atu mau matan cake," Jaine menarik lengan Michael saat Michael baru saja keluar dari mobilnya. Jasmine hanya tersenyum dan kemudian Michael juga menarik tangan Jasmine dan membuat Jasmine memelototkan matanya.
"Nyamber," kata Michael dengan mimik wajah yang begitu menyebalkan.
Jasmine hanya membuang muka, dan menarik lengannya kembali. Ia masuk ke dalam toko, kemudian langsung menuju ke dalam membantu beberapa pegawai toko yang sedang kewalahan melayani pembeli yang cukup banyak.
"Bosnya kemana ini?" tanya Jasmine pada salah satu pegawai toko tersebut, yang memang asli dari Indonesia.
"Lagi keluar sebentar si mba,"
"Okelah, aku bantuin ya." Jasmine pun membantu pegawai tersebut, mengambil kue, mengembalikan uang kembalian, ataupun bolak-balik ke tempat khusus pembuatan kue hanya untuk mengambil kue pesanan. Bisa kita katakan, Jasmine memang sudah akrab dengan pemilik toko tersebut. Bagaimana tidak akrab? Si pemilik toko ini adalah musuhnya dulu. Dan Jasmine pun sangat senang, saat mengetahui musuhnya itu sudah menjadi orang yang baik dan sangat perhatian.

KAMU SEDANG MEMBACA
JASMINE✓
Novela Juvenil[END] Sendiri. Satu kata yang menemani jasmine saat ini. Dalam kesehariannya tak pernah ada tawa,senyum ataupun bahagia semuanya hanya keajaiban yang tak mungkin terjadi. Hingga suatu hari nanti ia akan menemui seseorang yang akan membimbingnya me...