Ketika hati pergi menjauh, keluh mulai menumpuk. Ketika kerinduan terukir, senyum tak mampu diterbitkan. Kala itu, hati begitu mendung. Tak bisa mendengar tawa, celoteh dan segala nyanyian dari bibirnya. Kini kerinduan itu terjawab. Kerinduan yang tak wajar pada seseorang yang sudah dimiliki. Mengapa ada rindu ini? Entahlah,intinya sekarang dia ada disini.
"Ini gimana yak, Rob? kok gua nggak ngerti sih?" tanya Jasmine sambil menunjukkan soal yang baginya rumit.
Tak ada jawaban. Robby diam sambil menatap Jasmine begitu dalam. Suasana kelas begitu sepi, hanya ada Robby dan Jasmine. Jasmine mengibas-ngibaskan tangannya tepat didepan wajah Robby.
"Rob?"
"Eh, sorry sorry. Yang mana?"
Jasmine menunjukkan kembali soalnya. Beberapa hari lagi Ujian Nasional akan diselenggarakan. Persiapan yang matang harus disiapkan. Agar mendapat hasil yang memuaskan.
Setelah didatangi oleh Leo dan Robby kemarin. Jasmine dipaksa untuk pulang. Jasmine sempat menolak dan memberontak. Namun, Leo mampu meluluhkan hatinya. Akhirnya ia pulang dan mendapat reaksi biasa saja dari mamahnya. Kalau seperti itu lebih baik ia tak pulang. Untuk apa? Mamahnya tak peduli padanya.
"Gimana udah selesai?" Leo masuk sambil membawa makanan ringan.
Jasmine mengganguk sambil berpindah tempat disamping Leo. Robby hanya memperhatikkan keduanya yang asik bercanda. Sebenarnya ia tak tahu apa hubungan mereka berdua. Namun, Robby bisa menilai bahwa ada suatu hubungan spesial diantara mereka.
"Nih minum" Leo menyodorkan minuman dingin pada Jasmine namun, saat Jasmine ingin menerimanya Leo malah menjauhkannya.
"Ish, sini cepetan seret!" Gerutu Jasmine sambil menggapai minuman yang dipegang Leo. Sedangkan Leo menahan jidat Jasmine. Wajah Jasmine terlihat begitu lucu. Sehingga Leo mencubit hidung Jasmine hingga memerah.
"Aduh! Ish iseng bener" Jasmine mengusap hidungnya."Nih rasain!" lanjutnya seraya mencabut bulu ditangan Leo.
"Aww sakit. Kebiasaan kaya Liora!"
"Biarin. Sekalian ntar gua cabut pake gunting rumput!" Ujarnya setelah berhasil mengambil minumannya.
"Gua keluar bentar yak!" Kata Robby seraya berjalan keluar meninggalkan Jasmine dan Leo yang masih asik bercanda.
Robby berjalan sendirian dikoridor yang lumayan ramai. Robby ini adalah tipe orang yang cuek pada orang yang tak kenal. Namun, pada orang yang dikenal ia selalu menyapa ataupun tersenyum. Robby melangkahkan kakinya menuju tempat parkir yang lumayan sepi. Ia duduk diatas motornya sambil memainkan handphonenya.
"Bentar doang pak, janji deh nggak lama-lama"
"Nggak boleh neng! Ini lagi jam pelajaran"
Robby merasa terganggu oleh suara gaduh yang terdengar dari arah gerbang. Ia melihat pak satpam dan seorang wanita yang memakai baju santai sedang debat. Tak peduli, ia mulai melanjutkan kegiatan gabutnya.
"MAAF PAK! BENTAR DOANG KOK!!" Wanita tersebut masuk dan berlari kocar-kacir. Penglihatannya terhalang oleh rambutnya sehingga ia tersandung batu dan terjatuh.
GUBRAK!!
"Aduuuhh!!! Aduh. Tangan gua lecet lagi" Wanita tersebut meniup telapak tangannya yang terasa perih.
"Tangkep Rob. Kamu memang pintar yak!" suara pak satpam mulai mendekat. Bisa ia lihat bahwa ada seseorang yang berdiri didepannya. Ia mendongakkan kepalanya. Betapa terkejutnya ia, begitu juga dengan laki-laki yang mengerutkan dahinya.
"Pak, orang ini saya kenal. Bapak tenang aja yak" tukas Robby pada pak satpam.
"Oh. Kalo gitu jangan sampai dibawa masuk yak. Takut diliat sama kepala sekolah nanti saya yang diomelin"

KAMU SEDANG MEMBACA
JASMINE✓
Teen Fiction[END] Sendiri. Satu kata yang menemani jasmine saat ini. Dalam kesehariannya tak pernah ada tawa,senyum ataupun bahagia semuanya hanya keajaiban yang tak mungkin terjadi. Hingga suatu hari nanti ia akan menemui seseorang yang akan membimbingnya me...