"Pulang sekolah nanti langsung pulang yak, soalnya nanti ada acara di restoran papah kamu" Sarah memberikan roti yang sudah diberi selai dan segelas susu putih pada Leo dan Liora.
"Acara apa sih? Liora males kalo yang dateng bapak-bapak semua" protes Liora.
"Banyak cogannya kok, nih salah satunya" Leo membanggakan diri sendiri sambil memainkan jambulnya.
Liora hanya meringis pelan dan berlagak jijik melihat tingkah kakaknya.
"Mah, ajak Jasmine boleh?" tanya Leo.
Sarah mengangguk pasti dan tersenyum menggoda,
"Boleh dong!""Asik. Berarti nanti malem ada yang jomblo yak?! Nih, mamah kan sama papah. Leo sama Jasmine, Liora sama... Oh iya, ajak aja tukang nasi goreng yang diperempatan, ra" Selalu seperti ini. Kebiasaan Leo dari dulu adalah menjahili sang adik kembarnya. Sungguh, kakak yang tak patut ditiru.
Liora mendekati Leo. Rasa jengkel sudah bertumpuk dihatinya. Untung kakaknya ini tampan kalo tidak, Liora pasti sudah menyeretnya ke rawa-rawa. Dengan jiwa psikopatnya, Liora mencabuti bulu-bulu halus ditangan kekar Leo.
"Aww aww saakiit, ra!" Leo menepis tangan Liora.
"Bodo!"
"Eeh, udah-udah kalian udah gede juga. Jangan kaya waktu kecil berantem mulu, sampe lipstik mamah aja diperebutin! " Sarah mengeluarkan unek-uneknya dulu karena kesal lipstiknya jadi korban peperangan saudara ini.
"Noh kak Leo, orang lagi dandan mau ikut-ikutan. Inget banget itu, dulu kak Leo yang ngerebut lipstik yang Liora pake. Terus bukannya dipake dibibir tapi malah bikin tato ditangan sama kakinya. Kan aneh!" Liora tertawa puas melihat wajah Leo yang ditekuk bt.
"Mah, Leo berangkat!" Leo menyalimi tangan Sarah lalu pergi begitu saja tanpa menunggu Liora.
"Ihh, baperan dasar!"
***
Sepertinya hari ini begitu indah. Sinar sang mentari pun kalah dengan senyuman Jasmine yang terus merekah. Rasa bahagia ini, semoga saja terus berlabuh dihatinya. Tak pernah menyangka akan sesuatu yang akan terjadi nanti. Ini adalah yang pertama kalinya. Ah, Jasmine senang sekali jika dari dulu seseorang itu melakukan hal ini. Senandung lagu ceria pun tak berhenti dari bibir manisnya dan hal itu membuat Leo bingung dengan keadaan hati Jasmine sekarang ini.
"Dari tadi senyum-senyum mulu, kenapa sih?" tanya Leo ikut tersenyum melihat Jasmine yang kini tersenyum lebih lebar.
Jasmine menarik napas perlahan lalu menghadap ke Leo.
"Nanti malem, gua diajak jalan-jalan sama mamah papah. Mamah juga tadi beliin gua dress buat dipake nanti malem. Ini pertama kalinya mamah beliin baju gua, terus diajak jalan-jalan lagi. Mmm....tapi aneh nggak sih tiba-tiba kaya gitu?" Jasmine merubah raut wajahnya jadi seperti orang bingung.Senyum Leo sedikit memudar karena kemungkinan Jasmine pasti tidak bisa ikut dengannya nanti malam. Namun, secepatnya Leo menerbitkan senyumannya.
"Jangan Nething dulu, mungkin mereka udah sadar bagaimana seharusnya kewajiban mereka sebagai orangtua. Lagipula seneng kan pastinya?""iya dong, seneng" jawab Jasmine riang.
Keadaan lalu begitu canggung, ditambah lagi wajah Leo yang terlihat murung. Jasmine memperhatikan Leo yang berkali-kali menghembuskan napas dengan gusar. Jasmine lalu memegang pundak Leo dan menaikkan alisnya sebagai tanda kebingungannya. Leo yang mengetahui maksud itu pun meraih tangan Jasmine dan berusaha menjelaskan maksudnya yang tertunda. Namun, niatnya mulai hilang lagi saat melihat wajah Jasmine yang kini sedang bahagia.
KAMU SEDANG MEMBACA
JASMINE✓
Teen Fiction[END] Sendiri. Satu kata yang menemani jasmine saat ini. Dalam kesehariannya tak pernah ada tawa,senyum ataupun bahagia semuanya hanya keajaiban yang tak mungkin terjadi. Hingga suatu hari nanti ia akan menemui seseorang yang akan membimbingnya me...