Hujan & Anthony

1.3K 47 4
                                    

" malas rasanya mengikuti kemauan ayah, masuk club bulu tangkis ngapain coba, orang aku pengen sekolah sastra, malah dijadiin atlet, ngeselin ih ". Gumam ku seraya membanting raketku

Begitu kencangnya suara jatuhnya raketku . Semua yang berada dilapangan melihat ku dengan heran.
Aku melihat sekeliling dan agak sedikit malu .

" eh maaf-maaf , jatuh raketnya ". Seraya mengambil raketku

Aku melihat ada sepasang kaki berada didepanku, aku mendongakkan kepalaku dan melihat siapa pemilik kaki itu

" ikut gua yuk ".
" kaga gua mau latihan abis ini, ngapain sih lu, udah sana . Jangan ganggu gua lagi ". Dia malah menarikku keluar lapangan dan membawaku kesebuah warung kecil dekat tempat club ku

" ih apa-apaan sih, orang ga mau malah nyeret , mau lu apa sih, gua ini mau latihan, ntar gua dimarahin coust lu mau tanggung jawab ". Dia malah duduk dikursi panjang depan warung tersebut
" iya ntar gua tanggung jawab, udah mending makan sama minum dulu disini, sembari lu cerita, dari td gua perhatiin lu hawanya kesel melulu klo mau latihan, trus klo pemanasan ga pernah bener, kenapa sih "? Tanya nya panjang lebar
" kepo bgt sih lu jadi manusia, udah ah gua mau balik lagi aja kelapangan, bisa bindeng kuping gua klo disini, dengerin lu kepo sama hidup gua ". Tanganku seraya ditahan oleh orang itu
" anthony kenapa lu ngeselin sih ". Kataku rasanya ingin menonjok mukanya
Dia hanya tersenyum melihat wanita didepannya marah-marah padanya
" wah udah ga waras emang, mending lu berobat dulu, ada gangguan jiwa kali, dimarahin malah senyum-senyum". Anthony malah memegang kedua tangan ku
" gua seneng klo liat lu marah, lebih seneng lagi klo liat lu senyum ". Ujar anthony tersenyum
Mataku memutar, rasanya ingin muntah didepannya
" ga ada senyum buat lu ". Aku melepas paksa genggaman anthony
" ada tapi bukan sekarang ". Aku seraya pergi meninggalkannya dan mengabaikan dia yang memanggilku terus menerus

" lama-lama darah tinggi gua disini, ketemu tuh bocah ". Kesal ku sambil memasuki lapangan dan latihan kembali

-----------------

Aku berlatih bersama pemain yang lainnya .

" permainanmu lumayan, kembangkan terus yah, saya yakin kamu pasti bisa ikut, beasiswa dikudus ". Ujar pelatihku
" kudus, beasiswa apa pak ". Memang aku tak tau tentang seluk beluk bulu tangkis
" masuk jadi yang terbaik se-indonesia, jadi ntar ada seleksi, klo ntar pendaftarannya dibuka, bapak harap kamu bisa ikut, siapa tau aja kamu jadi makin jago disana dan dipilih jadi anak pelatnas ". Aku hanya meng-iyakan dan meng-aamiini saja ucapan pelatihku

Waktu sudah sore, biasanya aku pulang hanya dengan berjalan kaki, menggunakan earphone dan menikmati angin sore dengan lantunan lagu yang aku dengar

" mau balik bareng kaga ". Aku kaget dan langsung melihat kesumber suara
" aduh lu lagi, ngapain sih ". Ujar ku melihat sinis kearahnya
" orang gua nawarin tumpangan kok ,mau bareng apa kaga ".
" ga usah ". Dia turun dari sepeda yang ia bawa dan menuntunnya
" yakin ga mau bareng, udah mau ujan loh ini, rumah lu kan lumayan jauh ". Ujarnya yang tak lain dan tak bukan athony
" biarin aja ujan air ini bukan batu, udah lu balik aja ga usah jadi ikut-ikutan jalan juga ".
" ga, sebelum lu jawab mau, gua bakalan ikut jalan juga sama lu, biar keujanan bareng ". Ujar anthony malah berhenti didepan ku

" ya rabbi, rasanya ingin aku tonjok muka dia, tahan(namakamu) tahan ". Gumamku dalam hati

" ye malah bengong, ikut ga ". Menaik turunkan alisnya
" ngikut aja lah, dari pada ntar nih bocah ngadu sama emanya klo dia ujan-ujanan karna gua ". Gumamku lagi dalam hati
"(Namakamu) ikut ga, udah gerimis kecil nih ntar pusing". Ujarnya lembut
" ywdh deh, tp klo beneran ujan cari tempat berteduh yah, gua ga mau ujan-ujanan". Dia meng-iya kan perkataan ku
Aku menaiki jalu belakang sepeda anthony memegang pundaknya erat-erat agar tidak jatuh saat dia mengayuh sepadanya

" pelan-pelan yah bawanya, gua takut jatuh nih ".
" iya pelan kok bawanya ". Ujar anthony lembut dan memulai mengayuh sepedanya

Hening diperjalanan.....
Sampai pada waktunya anthony memulai percakapan

" td gimana latihannya ". Dalam hatiku (kepo dah nih bocah)
" ga gimana-gimana ". Singkatku
" maksud ku, td gimana pelatih suka ga sama permainan kamu ".

" kesambet nih bocah pake aku-kamu ". Gumam ku dalam hati

" suka kok, katanya lumayan berkembang cepet, padahal baru satu minggu latihan ". Aku merasakan anthony tersenyum
" bagus dong klo kaya gitu ".
" yah alhamdulilah ".

Hening kembali , lalu aku memulai bertanya pada anthony, biar ga sepi aja, tp sebenernya sih malas

" lu gimana ". Ujarku memalingkan pandanganku
" pelatih suka sama cara bermain ku, katanya aku gesit, tp terlalu agresif, masih mesti banyak belajar lagi juga sih ". Aku hanya ber-oh ria

" eh udah gerimis gede nih neduk dulu dong ". Ujarku
" eh iya bentar bentar tuh ada halte, kita kesitu yah ".
" iya cepetan ntar kuyup dah ini ".

Sesampainya dihalte aku langsung meneduhkan diri sedangkan anthony masih menstandarkan sepedanya

Yang tadinya gerimis menjadi hujan yang sangat lebar

" balik malem ini mah " . Ujar ku
" kasih tau, papahmu dulu klo kamu kejebak hujan ". Aku melihatnya yang sudah sedikit basah dan rambut yang sudah lepek karna air hujan
" gua ga punya handphone ". Anthony mengeluarkan handphone merk blackberry dari tasnya
" nih pake handphone ku aja ". Menyodorkan handphonenya kepadaku
" gausah gpp, ntar juga ngerti kok ayah gua ". Menolaknya
" ntar klo papahmu ga tau malah jemput kamu keclub, kan kasian hujan-hujan jemput kamu, padahal kamu sama aku pulangnya ". Saran anthony
" bener juga nih bocah, kadang ada pinternya juga, kasian juga ayah klo jemput, gede bgt ujannya ". Gumamku dalam hati

" ywdh deh gua pinjem, bsk gua ganti pulsanya ". Anthony tersenyum disaat aku mengambil handphonenya dari tangannya

Aku menelpon ayahku......

" udah nih, makasih yah, tenang ntar gua ganti ".
" ga usah ".
" pokoknya bsk gua ganti ".
" iya deh iya ". Anthony mengalah saja

Hujan semakin deras waktu sudah menunjukan pukul 17:30
Aku dan anthony terduduk diam dikursi panjang halte tersebut

Tak sadar aku karna sebenernya anthony memperhatikaku

" manis bgt sih kamu ". Gumam anthony dalam hati

" ny, balik jam brapa ini, udah mau malem " . Anthony masih terhanyut dalam lamunannya. Aku menengok kesebelakku dan melihat anthony sedang bengong memperhatikanku

Aku menepokkan tanganku didepan wajah anthony

" woy malah bengong lagi, kesambet aja lu ". Anthony kaget dan kembali terfokus
" kenapa-kenapa sorry, td aku ga fokus ".
" mau balik jam brapa ny, udah mau malem ".
" hujannya makin gede ini, aku telpn kakak ku semoga aja dia udah pulang ". Ujar anthony seraya mengambil hpnya dari dalam tasnya
" mau ngapain ".
" jemput lah, aku suruh dia ntar bawa mobil om aja, biar kamu ga kehujanan ". Dia langsung menelpon kakaknya

" baik bgt sih lu, padahal kan gua sering galakin lu ". Gumamku dalam hati

Selesainya menelpon dia berkata padaku .

" tunggu sebentar aja, kakak ku lagi mau jemput kok, dia udah pulang dari kuliah ". Anthony melihat kearahku
" kamu gpp kan , muka kamu pucet, kamu pake jaket aku yah ". Seraya melepas jaketnya dan dikaitkan pada pundakku
Aku melihatnya begitu dekat, nafasnya terasa hangat . Anthony melihatku dan tersenyum

" tunggu bentar lagi yah, kamu pake jaket aku dulu, badan kamu agak aget, sini tangannya ". Aku hanya diam karna menahan dinginnya udara yang masuk kedalam tubuhku
Anthony mengambil tangan ku .
Mengusapnya dan meniupinya agar tidak dingin lalu ditempelkan pada pipiku

" kenapa sih lu harus baik sama gua anthony, padahal kan gua sering galakin lu , sering marah-marah sama lu ". Ujar ku dan menatapnya tajam

" karna kamu ". Mendekat pada ku

" sudah masuk dari bagian hidup aku, jadi ga ada alasan untuk aku ga baik sama kamu ". Dia tersenyum dan aku mengikutinya

" makasih yah, dan maaf klo gua selama ini suka marah-marah sama lu ".
" udah gua maafin ". Kata anthony seraya megusap kepala ku

Samudra ( Anthony Ginting & Rian Ardianto)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang