" Andai bisa trus begini. " Rian Ardianto
Hening didalam perjalanan menuju jakarta. Tidak ada yang berani membuka suara antara aku dan Rian.
Sesekali Rian melirikku yang sedang melihat ke samping kaca jendela.
dan pada akhirnya Rian memberanikan diri untuk membuka suara."Lu kenapa, berantem sama Ginting." aku menoleh dan tersenyum manis
"Ga kok mas jom, gua ga berantem." aku memalingkan pandangan ku untuk menatap kedepan
"Trus kenapa, soalnya tumben banget lu kaya gini, murung mukanya, biasanya klo udah sama Ginting, girang melulu bawaannya." Rian kali ini tidak menatap kearah ku dia fokus melihat kedepan dan mengendarai.Aku menghela nafas panjang
"Anthony mau nikah mas jom." aku menunduk dan Rian sontak mengeram laju mobilnya. Masih terbelalak nya Rian karna ucapan ku
"Hah.... serius." aku hanya mengganggu dan masih tertunduk, aku menahan air mataku yang sedari tadi ku tahan. seakan aku tak kuat lagi untuk menahannya air mataku mengalir dengan sendirinya.
"(namakamu)." Rian mengangkat dagu ku dengan lembutdan mengusap air mataku yang sudah membanjiri pipiku
"Udah yah jangan nangis." sontak aku memeluk Rian, Rian mengelus-elus puncak kepalaku
"Ust.. Ust... Ustttt, udah sahabat lu mau bahagia kok, tp lu malah nangis begini, harusnya ikut bahagia juga dong." aku melepas pelukannya
"Maunya gua juga gitu mas jom, tp gua ga ngerti sama perasaan sendiri, disatu sisi gua seneng Anthony mau nikah, disisi lain seakan gua mendengar suara retak dihati gua, dan rasanya lebih perih dari luka yang kesiram sama garem." aku masih dengan tangisanku, Rian menghapus air mataku lalu mengelus kepalaku
"Gua ngerti kok." Rian mengambil tanganku
"Lu hanya butuh orang baru untuk menjadi rumah lu, rumah yang didalamnya hanya disini dengan kehangatan dan cinta." aku menatap Rian begitu dengan sebaliknya"Bertemu lagi dengan tatapan yang berani menatap ku begitu dalam." gumamku dalam hati
"Dan gua orang yang akan menjadi rumah lu nanti (namakamu), gua." gumam Rian dalam hatiRian melepas genggaman tangannya. Dan kembali fokus untuk melajukan mobilnya.
Masih ku liat Rian sambil menghapus air mataku dengan tangankuRian memparkir mobil milik nya direst area samping jalan tol.
"Istirahat dulu yah, gua juga lupa beli minum td, yuk." aku mengikuti Rian yang keluar dari mobilnya dan beranjak menuju rest area yang disediakan.
"Gua beli minum sama makanan riangan dulu yah, lu tunggu sini." dielusnya kepalaku sebelum dia beranjak dari hadapanku dan ku hanya mengangguk.Kebetulan rest areanya mengarah ke sawah yang masih ditumbuhi padi-padi yang masih hijau. Ku menuju sawah tersebut.
kupejamkan mataku, merasakan semilir angin yang begitu lembut, seakan angin membawa semua masalahku.
entah sejak kapan air mata ini mengalir dipipiku. Yang pasti aku tak mengingat apapun sekarang, yang bisa ku ingat hanya ucapan Anthony yang td bilang, kalau dia di jodohkan dan akan segera menikah. yang artinya ga ada lagi Anthony yang dulu, sekarang kita seakan dibatasi oleh benteng yang lebih tinggi lagi, aku tak bisa merasakan dirimu ada lagi, sekali pun dengan jarak yang dekat.Ku membuka mataku dan hendak pergi dari tempat itu, namun pas aku menoleh, ku lihat Rian yang juga menutup matanya.
"Mas jombang kenapa." aku terheran-heran
"ngerasain angin, adem bgt yah disini, jadi pengen molor." aku terkekeh dengan ucapan Rian
"molor aja mas jom, sekalian aja tuh ditengah-tengah sawah tidurnya." aku tertawa kecil, Rian membuka matanya dan melihat kearah ku"akhirnya denger ketawanya juga." gumam Rian dalam hati.
"emang dikirain hama sawah kali."
"emang hama sawah apaan."
"yah tikus sawah."
"nah mirip mas jom sama tikusnya." ku menoleh kearah sawahnya lagi dan tertawa .
"yeh, sue bgt gua disamaain sama tikus." masih dengan ketawaku Rian malah tersenyum kearahku.Ku hentikan ketawaku dan memeluk Rian.
"makasih yah mas Jom udah hibur gua dengan lawakan receh lu." aku masih terkekeh disela-sela pelukan
"sama-sama udah jangan nangis lagi yah." Rian membalas pelukannyaRian melepas pelukannya dan dia memegang kedua bahuku.
"Jika lu butuh telinga buat dengerin semua keluh kesah lu, bahu buat lu bersandar disaat lu rapuh dan raga buat lu berlindung dari rasa sakit, gua ada dan siap kapanpun lu butuh gua (namakamu)." aku tersenyum begitupun Rian.
"makasih sekali lagi mas Jom, lu udah kaya malaikat penyelamat hati gua, makasih banget lu udah baik sama gua, karna cuman lu yang sekarang mengerti kalau sekencang apapun gua berlari untuk mengejarnya, akan ada titik dimana gua akan lelah dan berhenti untuk tidak lagi mengejar nya." Rian mengelus puncak kepala ku dan tersenyum dan mengangguk.
Hujan membasahi jalan damai PBSI.
Rasanya ingin hujan-hujan tapi keinget kalau minggu depan ada pertandingan, takut sakit ntarnya malah jadinya ga bisa ikut lagi.mobil Rian memasuki perkarangan Pelatnas, dan memparkirkan mobilnya.
"Lu istirahat yah, udah jangan dipikirkan lagi, ikhlasin aja yah. akan ada saatnya dimana orang baru akan datang untuk mengisi kesunyian hidup lu." aku hanya tersenyum
"makasih yah mas jom, udah dijemput, udah hibur juga, pokoknya mas jom ini the best deh, hehe." ku menyengir"ampun jangan senyum kaya gitu dong, demen banget kayanya bikin jantungan gua." gumam Rian dalam hati
"ya sudah gua kedalam dulu yah mas jom, mas jom juga istirahat, semangat buat tournament minggu bsk, dadah." ujarku seolah-olah sudah semangat lagi menjalani hidup dan keluar dari mobil Rian.
" Andai bisa kaya gini terus, ngeliat senyum lu setiap harinya, yang selalu bikin jantung gua seakan berhenti sejenak." Rian keluar mobilnya dan menuju asrama putra
Rianardinto
6.900 likes
Rianardianto pemandangan nya bagus yah 😂
All view 2578 comments
Rianardianto_fans siapa tuh mas jom?
galerifajri iya indah yahhhh, kaya kamu mas jom
sinisukanthony kaya kenal jom 🤔
fajaralfian25 jombang.... Jombang 😌Maaf yah aku baru bisa up sekarang. 🙏, segini dulu yah. Bsk insya allah aku up lagi
Jangan lupa vote and comments ❤
KAMU SEDANG MEMBACA
Samudra ( Anthony Ginting & Rian Ardianto)
Teen Fiction[COMPLETED] "Kau begitu indah seperti samudra yang membentang luas disana, begitu luas nya dirimu, sehingga membuatku sulit untuk mengarungi mu". Anthony sinisuka ginting "Kamu yang terakhir dan selamanya untuk aku." Muhammad Rian Ardianto