" Demi kamu yang selamanya aku cintai ". anthony ginting
Anthony berhasil meraih tanganku, dia membawaku kelapangan lari yang sekarang hanya cahaya bulan yang bisa menerangi lapangan itu.
" Anthony lepasin ". dia tidak menjawabnya . dia membawaku ketengah lapangan
" Kamu mau apa lagi sih ". suaraku masih terdengar agak serak
" Kamu lihat bulan itu ". aku melihat apa yang anthony tunjuk
" Awan itu menghalangi cahaya yang ingin dipancarkan, padahal bumi membutuhkan cahaya itu untuk menerangi malamnya ". aku melihat kearah anthony begitupun juga anthony melihatku
" Seperti perbedaan kita yang menghalangi kamu untuk bisa bersama-sama dengan aku ". aku lebih memilih diam dan beranjak dari tempat itu namun untuk sekian kalinya anthony menahan ku." Aku mohon, jangan menjadi asing seperti ini ". aku masih diam dan tak mau menatapnya
Tiba-tiba hujan turun, aku memberanikan diri untuk melihat anthony berusaha untuk melepas genggamannya, namun genggaman itu terlalu keras untuk aku lepaskan.
" Ga akan aku lepasin sampe kamu mau ngomong sama aku ". aku terus berusaha untuk melepasnya
" Anthony lepas, ini hujan ".
" Emang kenapa sama hujan, bukannya kamu suka dan orang yang berada bersamamu diantara hujan yang turun, yaitu aku kan ". aku berhasil melepas genggamannya dengan sekuat tenaga ku
" Ngaco kamu ". aku hendak berlari dari tempat itu, namun anthony berhasil meraih tangan ku dan membawaku kedalam pelukannyaAnthony mencium kepala ku, dan aku berontak didalamnya.
" Anthony lepas, jangan buat aku semakin sulit untuk merelakan mu ". aku menangis didalam pelukan nya
" Aku ga nyuruh kamu untuk memberikan hati aku yang sudah ada dihatimu untuk mitzi, aku hanya butuh waktu untuk semuanya, jadi jangan paksa aku untuk mencintai orang yang tidak aku cintai, untuk sekarang aku cuman mau fokus sama badminton dan kamu ". anthony menghentikan kalimat nya dan membuang nafasnya asal
" Jangan khawatir, perlahan aku akan belajar mencintai yang lain, demi kamu yang selamanya aku cinta ". aku melepas pelukan itu dengan lembut menatap mata anthony diantara hujan dan tangisanku" Aku cuman pengen kamu bahagia punya pasangan yang se-iman ". ujar ku dan masih terdengar serak
" Dan aku ga mau bikin kamu nangis cuman karna pasangan yang se-iman, itu bisa dipikirkan nanti, kamu alasan aku bahagia (namakamu), kamu sahabat sekaligus orang yang aku cinta yang sudah membuat aku mengerti artinya kesederhanaan dalam menyayangi suatu hal, arti ketekunan dalam melakukan susatu yang ingin kita raih, kamu ngajarin aku banyak hal tentang hidup, dan saling menghargai walaupun kita berbeda agama, mana mungkin aku pindah hati gitu aja, aku butuh waktu, butuh mengenal pribadinya, karna aku ga tau dia sebenarnya orang seperti apa, karna diibadah tuh, kita cuman sekedar tegur sapa, ga ada sampe ngobrol lama, jadi mohon maafin aku, kali ini aku cuman butuh kamu ". anthony tersenyum sesekali mengusap wajahnya karna air hujan yang menghalangi pandangan nyaAku memeluk tubuh anthony, memeluk nya sangat erat seperti tak mau kehilangan. Anthony juga membalasnya. Dia melepasnya dan mencium keningku.
" Jangan berusaha untuk pergi lagi, aku butuh kamu sekarang ". aku tersenyum dan hanya anggukan aku menjawabnya
" Aku ga bisa jawab apa-apa, semua keputusan ada dikamu, aku hanya menyampaikan dan merelakan ". anthony kembali membawa ku kedalam pelukannya
Alarm yang aku pasang disamping tepat tidurku berbunyi. aku bergegas mandi setelah itu pergi latihan.
Aku sudah rapi dan sudah ada didalam gor, disana banyak sekali atlet yang berlatih untuk persiapan malaysia master dan indonesia master.
Aku sedang merebahkan tubuhku dipinggir lapangan karna aku sudah selesai latihan hari ini.
" Nih minum dulu, aus kan lu ". aku terkaget dan langsung melihat kearah suara
" Eh iya makasih loh, padahal gua juga ada ". dia duduk disampingku
" Gpp simpen aja air punya lu buat besok ". aku menyenggol bahunya
" Ada-ada aja lu ". dia tertawa
" tumben lu udah kelar, biasanya ada tambahan waktu, secara yah kan SK prioritas yang diunggulkan dari pelatnas ".
" Bisa aja lu, lu gimana ".
" Yah ga gimana-gimana, apa lah daya yang masih SK Magang ". aku melihat nya yang tersenyum kearahku
" Gua doain semoga lu bisa juara nanti dan peringkat lu naik ". dia menepuk bahuku dan menatap mata ku bahkan sambil tersenyumCukup lama adegan itu terjadi, dan tersadar karna dia dikageti oleh partnernya.
" woiii, udah kali copot tuh mata, lagian ntar ada yang marah lu ".
" apa sih lur, orang ngasih semangat, iya ga (namakamu) ". dia menaik turunkan alis matanya
" Iya curiga aja lu mah ".
" Ya kali aja gitu, oh iya jom kita dipanggil itu suruh brifing ".
" Kenapa ga ngomong dr tadi bambang ".
" Nama gua fajar bukan bambang , jombang ".
" Nama gua juga rian bukan jombang ". Aku yang melihat tingkah mereka berdua hanya tertawa" udah sana, tuh dipanggil-panggilin juga, malah berantem soal nama ". ujar ku masih terkekeh
" Oh iya, ayuk oon ntar dimarahin ". fajar lari mendahuli rian
" Gua kesana dulu yah ". dia mengacak-acak rambutku lembut lalu bergagas berlari menyusul fajar.Aku terdiam karna rian mendadak sifatnya seperti itu kepada ku, aku tidak ambil serius, tp seumur hidup aku yang berani menatapku sedalam itu hanya dia. Bahkan anthony saja tidak pernah menatapku sedalam itu.
" Rian kenapa dah, bodoamat lah ". aku kembali terfokus lagi melihat atlet-atlet yang masih berlatih, terutama anthony
Makin kesini, makin banyak pengisi ceritanya, jangan pernah bosen yah sama cerita aku. Semoga suka 🙏
Jangan lupa vote and comments ❤
KAMU SEDANG MEMBACA
Samudra ( Anthony Ginting & Rian Ardianto)
Teen Fiction[COMPLETED] "Kau begitu indah seperti samudra yang membentang luas disana, begitu luas nya dirimu, sehingga membuatku sulit untuk mengarungi mu". Anthony sinisuka ginting "Kamu yang terakhir dan selamanya untuk aku." Muhammad Rian Ardianto