" Mengukir prestasi bersama kamu "
Waktu telah berlalu, aku sudah usai dari sekolahku. Aku lulus dengan nilai yang terbaik disekolah, aku mendapat sertifikat nilai UN tertinggi disekolahku. Senengnya lagi ayah bahagia banget dan pasti nya bangga karna selain aku pintar , aku juga pemain bulu tangkis yang hebat. Kata ayahku sih. Hehe
Aku sedang berkemas karna sore ini aku langsung pergi kepelatnas, memenuhi tanggung jawabku.
Rasanya ga tega ninggalin ayah sendiri dirumah." trus kalau aku kesana ayah sama siapa ". Ujarku dengan raut wajah sedih
Ayahku menarik nafas dan membuangnya asal
" kayanya ayah bakalan jual rumah ini, dan tinggal sama om wisnu ". Mendengar ucapan ayah aku terkejut
" ayah serius, jangan yah ".
" kenapa emangnya ".
" rumah ini kan banyak kenangan ayah sama ibu ". Aku mem per lembut ucapanku, ku lihat raut wajah ayah nampaknya sedih
" biarlah nak, ayah harus bisa mengikhlaskan semuanya ". Ujar ayahku nampak sangat sedih
" jangan dijual biar saya saja yang tempati ". Ujar seseorang dari pintu masuk rumah kami" uniii ". Aku berteriak dan langsung menghampiri nya. Dia itu istri dari om wisnu, namanya uni shifa, uni shifa ini memang suka tinggal bersama anak-anak nya, uniku ini suka ditinggal om wisnu keluar negeri wajar bisnis men sukses. Dia udah aku anggep kaya ibu sendiri, nyaman bgt sama dia. selain allah, uni juga tempat curhatku, orang yang ga pernah bosen denger nama anthony, hehe
" uni kok dadakan datengnya, kangen uni ". Aku memeluk nya
" uni juga kangen cantik, udah kamu beres-beresnya nanti keburu magrib nyampe pelatnasnya ". Aku heran dengan ucapan uni, karna akukan tidak pernah memberi tahu uni
" uni tau dari mana aku mau kepelatnas ". Uni shifa menuju ayah ku, aku menenggok kearah ayahku yang sedang tersenyum
" ihhhh ayahh ". Semua disana tertawaAku sudah berada diteras rumahku dengan koper dan tas yang aku ingin bawa kepelatnas, aku sedang menunggu taksi Online yang sudah aku pesan td.
" ayah bakalan ikut om wisnu kerja diluar negeri, biar rumah ini uni shifa yang jagain, kamu ga usah khawatirin ayah, yang penting kamu jaga diri baik-baik disana, fokus dan buat ayah kamu ini bangga, ga usah macam-macam disana, ikutin aja ajaran pelatih yah ". Ujar ayah ku
Berat rasanya meninggalkan ayah, apa lagi ayah bakalan diluar negeri sama om wisnu. Rasanya lebih-lebih dari pada ditinggal anthony keluar negeri.
" gpp sayang, uni yang jaga dan rawat rumah ini, rumah uni udah ada adiknya uni , jadi untuk sementara atau mungkin selamanya uni bakalan disini ". Ujar uni shifa tersenyum kepadaku
" makasih yah uni, uni udah baik banget sama aku sama ayah, sampaikan ucapan makasih aku buat om wisnu juga, aku sayang bgt sama kalian semua ". Aku memeluk uni shifa dan ayah mengelus puncak kepalaku
" oh iya satu lagi, ayah boleh ikut kamu kepelatnas nganter kamu, ayah mau ngomong sama anthony ". Ujar ayahku yang membuat ku terheran-heran
" kenapa ayah, ditelpon aja sekarang ".
" ga ayah mau ngomong langsung sama dia ".
"Oh, ywdh deh ".Taksi online ku sudah ada didepan gerbang rumah, aku langsung berangkat menuju pelatnas tak lupa aku berpamitan dengan uni shifa.
Sampai dipelatnas aku menurunkan barang-barang ku
" dengan siapa yah, atlet apa bukan ". Ujar seorang satpam pelatnas
" saya atlet pak, dari club SGS PLN jakarta ". Ujarku kepada pak satpam
" oh baik saya anter kekantor dulu yah untuk memastikan, ini siapa ".
" ayah saya, boleh masuk kan pak, sebentar doang kok,nganter saya aja".
" ya sudah gpp, ayuk ikut saya, mari saya bantu ". Satpam itu pun membantu membawa barang-barang bawaanAku menunggu didepan kantor PBSI karna sedang ada atlet muda lain.
Sambil menunggu aku menelpon anthony , karna ayah ingin menemuinya" bentar ya ayah aku mau telpon anthony dulu ". Aku agak menjauh dari tempat tunggu
Via telepon terhubung
" Hallo ". Suara disebrang sana
" Hallo, kamu dimana. Ayah ku mau ketemu kamu, aku lagi dikantor PBSI, kamu kesini yah ". Ujar diriku
" iya cantik ". Dia langsung mematikan sambungan telepon nyaAku kembali lagi keayahku
" gimana ".
" tuh anaknya ". Aku melihat sosok anthony sedang berjalan menuju diriku dan ayah" ayah ". Anthony langsung mencium tangan ayahku
" ayah mau ngomong boleh ".
" boleh ayah ". Ayah ku membawa anthony agak menjauh dari aku, ntah apa yang dibicarakan aku lebih memilih masuk ke kantor karna sudah giliranku
Anthony point of view mode on
" ada apa ayah ". Ujar ku
Ayah menarik nafasnya dan membuang asal
" ayah titip (namakamu) sama kamu yah, cuman kamu orang yang bisa ayah percaya, jagain dia ya, jangan buat disedih, selalu buat dia semangat ". Ujar ayah dan menepuk pundak ku
" tanpa ayah suruh, anthony bakalan jagain (namakamu) , ayah tenang aja ". Ujar ku dan tersenyum
" makasih yah anthony ". Ayah menepuk pundak ku lagi dan kembali ke tempat tunggu dan aku mengikutinya.Anthony point of view mode off
Aku keluar dari kantor dan melihat kedua orang yang aku sayang ini sedang mengobrol
" ngobrolin apa sih, ngomongin aku yah ".
" idih pede, gimana udah dapet kunci kamar nya ". Ujar ayahku
" udah dong yuk ".
" ya udah ayah pulang ya, takut kemaleman nanti pulangnya ". Aku dan anthony yang tdnya hendak membawa barang-barang tertahan karna ucapan ayah" ayah mau pulang sekarang, pulang sama siapa ". Ujar ku kepada ayah
" sama aku aja yah, aku anter ". Aku melihat kearah anthony dan kembali lagi melihat ayahku
" ya sudah kalau tidak merepotkan ". Ujar ayahku
" ya enggak lah ayah ".
" trus kamu gimana ". Ujar ayahku
" udah gpp aku bisa kok sendiri ".
" ya sudah ayah pulang yah, nanti ayah kabarin, kalauayah keluar negeri, jaga diri baik-baik yah nak ". Aku memeluk ayahku" iyah ayah, ayah juga jaga diri baik-baik jangan sampe lupa makan, jaga kesehatan yah ayah ". Aku melepas pelukan ku
" iya sayang, ywdh ayah pulang, bye assalamualaikum ". Ayah meninggalkan pekaran kantor diikuti oleh anthony
" waalaikumsalam ". Aku melambaikan tanganku dan menghela nafasAku menuju wisma putri, yah sudah begitu sepi, karna sudah malam. Aku menuju kamarku.
Masih terlihat bersih dan rapi, sudah ada kasur, tv dan fasilitas yang PBSI kasih untuk para atlet. Aku menurut koper dan juga tasku. Membereskan baju-baju ku untuk dimasukan kedalam lemari. Menaruh tas raketku, dan segala macam nya. Sampai ada seseorang mengetuk pintu kamarku
Aku membuka pintu ." antho.... ". Mulutku sudah ditutup olehnya, dia mendorongku untuk masuk dan sigap menutup pintu kamarku
" kamu ngapa... ".
" sttt, suaranya bisa kecil ga sih ". Ujar anthony dengan suara dengan kapasitas rendah
" udah malem ngapain kesini, kan ga boleh juga, udah sana balik ke kamar kamu ". Aku dengan suara yang mengecil
" aku mau bantuin kamu beres-beres ".
" bares-bares apa udah kelar ". Anthony melihat sekeliling memang sudah rapi tempatnya
" cepet bgt, ywdh aku balik kekamar yah selamat istirahat cantik ". Ujar anthony ingin meranjak namun ku tahan
" ayah gimana, udah sampe rumah ".
" udah, udah aku anter dengan selamat, ywdh aku balik yah, bsk latihan jam 7 pagi ". Ujarnya mengelus rambutku
" udah tau aku, ydh sana ntar ketauan, masalah lagi aku ". Anthony meng-iyakan ucapan ku dan keluar seperti memindik-mindik" dasar nakalnya ga pernah ilang tuh anak ". Aku menuju kasur karna bsk pagi harus latihan
" selamat tidur ayah, uni shifa, om wisnu dan selamat tidur anthony ". Aku berdoa sebelum tidur dan memejamkan mataku.
Maaf bgt nama clubnya ku ganti jadi SGS PLN jakarta,hehe
Maaf juga post nya lama, kalau ada pertanyaan dan kritik bisa comments aja yah 🙏
Jangan lupa vote dan comments ❤
KAMU SEDANG MEMBACA
Samudra ( Anthony Ginting & Rian Ardianto)
Teen Fiction[COMPLETED] "Kau begitu indah seperti samudra yang membentang luas disana, begitu luas nya dirimu, sehingga membuatku sulit untuk mengarungi mu". Anthony sinisuka ginting "Kamu yang terakhir dan selamanya untuk aku." Muhammad Rian Ardianto