wedding

449 30 9
                                    

" maaf aku ga bisa jagain kamu lagi." Anthony ginting

Hari itu tiba, hari yang dinanti-nanti oleh Mitzi namun mimpi buruk yang dirasakan Anthony.

Anthony dan Mitzi sedang siap-siap untuk melakukan perikatan janji suci.
Aku dan Rian juga ikut berpartisipasi sebagai pendamping dari mempelai pria dan wanita nya.

Aku dan Rian sudah usai briefing oleh pihak kedua keluarga perihal apa-apa saja yang mesti dilakukan nanti. disebuah kamar tamu dirumah Mitzi.
Ku duduk dipinggir kasur dan ku arahkan tubuhku untuk menghadap jendela. ku merasakan ada sentuhan tangan dibahuku, ku lihat seseorang itu dan tersenyum.

" gua yakin lu pasti kuat, udah jangan dipikirkan, sahabat lu udah mau bahagia sekarang, ya walaupun bukan sama lu lagi, tapi suatu hari nanti lu dan ginting pasti mengerti." senyumannya yang beradu dengan pancaran sinar matahari yang masuk semakin membuat nya semakin glowing.
" makasih yah, lu selalu nemenin gua, ngasih saran dan masukan buat gua, dan selalu nenangin hati gua kalau lagi ga karuan." ku pegang pipi mulus miliknya dan tersenyum kearahnya yang dibalas oleh nya.

" gua cuman bisa berharap Anthony bisa bahagia, walaupun bukan sama gua, lama kelamaan dia juga pasti tau dan paham akan jalan hidupnya, disini peran gua hanya mendoakan yang terbaik buat dia." ku lepaskan tanganku dari pipinya dan menghadapkan kembali tubuhku kearah jendela.

Rian seakan tau kalau Aku setelah membicara kalimat barusan, hatiku serasa hancur, rumahku sudah diambil paksa oleh orang lain, dan aku terpaksa pergi dan mencari rumah baru.
Rian menghadapkan tubuhku agar menghadap kearahnya, dia memeluk ku begitu lembut, seperti malaikat yang berusaha untuk menenangkan seseorang yang sedang benar-benar rapuh dan tak berdaya.

"dan peran gua hanya disini bersama lu, mengganti posisi ginting untuk menjaga lu dan selalu ada kapan pun lu butuh gua." Aku tersenyum didalamnya. Rian melepas pelukan nya

"ya udah yuk keluar, takut udah pada siap." Rian menggandeng tanganku dan membawaku keluar untuk berkumpul dengan yang lain.

Setelah keluar , ku melihat kearah Anthony yang sedang bersiap bersama Mitzi disampingnya. karna kita akan menuju gereja didekat rumah Mitzi. Ku hanya tersenyum kearah Anthony tapi dia tidak melihat ke arah ku mungkin karna terlalu banyak nya orang dan sudah siap juga mau berjalan.

Ku dan Rian berada dibarisan ke 4 dari 4 pasangan yang mendampingi Anthony dan Mitzi. Masih digandeng nya tangan ku oleh Rian.

" tangannya harus kaya gini nih." dia meraih tangan kananku agar dihimpit oleh tangan kirinya
" emang harus banget yah kaya gini."
" iya dong." aku dan Rian terkekeh.

Sesampainya disana Anthony dan Mitzi mengucapkan janji suci. Ku duduk bersama pasangan lainnya dikursi nomer dua sebelah kanan. Karna kursi nomer satu sebelah kanan kiri untuk keluarga kedua mempelai.

" harus ikhlas (namakamu), Anthony mau bahagia, lu ga boleh egois, lu harus bisa lupain Anthony, tapi akan sulit untuk melupakan kenangan yang Anthony ukir bareng-bareng sama gua, tapi gua bisa... gua pasti bisa. " gumam ku dalam hati

Setelah dipasangkan cicin nikah oleh kedua belah pihak. dan akhirnya Anthony resmi menjadi milik Mitzi dan Mitzi resmi milik Anthony.

Masih dalam rangkaian acara pernikahan Anthony dan Mitzi. Sekarang ini diadakan foto-foto. bersama keluarga nya atau mereka berdua.

" ayo, untuk para pendamping dari kedua mempelai, kita berfoto dulu yah. " ujar kameran

semua pendamping berfoto bersama.

Setelah berfoto, Anthony melihat kearahku dan aku hanya menunduk kan kepala agar Anthony tidak melihat wajah ku

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Setelah berfoto, Anthony melihat kearahku dan aku hanya menunduk kan kepala agar Anthony tidak melihat wajah ku.

"maaf aku ga bisa jagain kamu lagi." gumam Anthony. Lalu pergi bersama rombongan menuju rumah Mitzi untuk memenuhi undangan para tamu.

" untuk para pendamping nya kita foto dulu yah, pendamping saja, pengantin nya silahkan kekembali untuk bertemu dengan tamu-tamu yang sudah hadir." ucap salah satu pengisi acara

Aku dan yang lain hanya mengikuti arahan dari pak kameranya.
" yuk disemuanya pegang pinggang pasangannya." aku ternganga
" kenapa ga gaya lain aja mas." protes ku
" biar seragam mba, udah yuk cepet."
Aku hanya bisa menurutinya saja.

Aku tidak memegang pinggang Rian, tapi Rian memegang pinggang ku yang berhasil membuat ku kaget dibuatnya. Sepontan ku lihat kearahnya dan juga dia melihat ku. Namun pak kameranya sudah menjepret kameranya.

" sudah silahkan pendamping menuju tempat yang sudah diajukan oleh perencana acara."
" orang blom siap juga tadi." Rian hanya terkekeh melihat tingkah ku

Dikediaman Mitzi sudah ramai dikunjungi tamu-tamu. dari temen-temen nya Mitzi maupun Anthony. temen-temen dari pelatnas maupun non pelatnas juga ikut hadir dalam pernikahan Anthony dan Mitzi.

" Rame juga yah yang dateng, aku seneng deh." ujar Mitzi dan hanya dibalas senyuman oleh Anthony
" gua blom ngobrol sama sekali sama (namakamu), mana yah dia." Anthony seakan mencari-cari
"Kamu cari siapa?" ujar Mitzi yang nampak kebingungan
"Temen ku." masih dalam posisi yang sama
"(Namakamu)?" Anthony mengalihkan pandangannya ke arah Mitzi, namun dia tidak menjawab ujaran Mitzi barusan.
" tadi aku lihat dia lagi mau makan kok." ujar Mitzi sambil membenahi gaun pengantin nya
" oh ya udah ." Anthony kembali duduk dikursi pelaminan nya

" kenapa kamu blom bisa sih lupa sama (namakamu), aku ini istri kamu, kesel banget rasanya kalau kamu masih cari-cari dia." gumam Mitzi dalam hati















Maaf banget kalau paft ini agak jelek 🙏
Jangan lupa vote and comments ❤

Samudra ( Anthony Ginting & Rian Ardianto)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang