"Maaf aku udah cium kamu."
Anthony sinisuka ginting.Aku dan Anthony sudah berada diairport nanning, china.
" Aku anter sampai indonesia aja yah. " ujar Anthony merasa khawatir.
" Tiketnya cuman satu Ony, kamu mau naik pake apa?" aku terkekeh karena sifat sahabatku itu.
"Aku beli dulu deh, siapa tau masih ada." Anthony hendak beranjak pergi menuju pemesanan tiket.
Namun aku menarik tangannya.
"Gapapa sampai sini aja, makasih udah nganterin aku." aku tersenyum pada Anthony, namun ntah mengapa malah air mataku keluar dengan sendirinya.
Anthony langsung panik, dia langsung memeluk ku.
"hey kenapa nangis, sahabat kecil aku ga boleh sedih, gapapa ga bisa ikut tournament sudirman cup dulu tahun ini next time kan bisa, udah ah jangan nangis." aku menangis dalam pelukan Anthony. Ingatanku berputar kembali disaat Rian memeluk kekasih lamanya.
"Rian." reflek aku menyebut namanya diiringi dengan suara isakan tangisku.
Dengan cepat Anthony melepas pelukan nya, membawaku kesalah satu kursi tunggu diairport tersebut.
Dia menatapku lekat.
ketika aku sudah berhenti menangis ingatan kejadian itu kembali yang membuatku menangis tanpa henti.
Anthony yang tadinya duduk disamping ku beralih duduk menghadap didepanku, dia memegang kedua bahu ku, berusaha menenangkan ku.
"Aku tungguin sampai kamu tenang, baru kamu cerita." aku melihat kearah nya, tatapannya begitu lembut.
Aku berusaha mengatur nafas ku, menepis air mataku, lalu tersenyum nanar kepada Anthony.
"Kenapa Rian"? Suaranya sangat lembut.
"Pacar yang waktu itu ninggalin Rian tanpa kabar, dia... dia kembali. Tadi Rian ketemu, terus aku lihat ...... aku lihat Rian peluk dia." aku menunduk menyembunyikan kesedihan ku.
"Jombang!". Gumam Anthony dalam hati. Anthony sedang menahan amarah nya sekarang.
" Tapi Ony ga boleh marah yah sama Rian, Rian udah minta maaf, Rian juga memilih aku kembali kepada nya, Rian ingin aku, tapi gimana nasib kekasih lamanya. Aku kaya perebut pacar orang, aku ga pantas dibumi, aku ga pantas dicintai, aku... " belum selesai aku bicara Anthony meraih bibirku. Dia mencium ku sekilas.
Aku langsung menatapnya karena terkejut akibat perbuatan nya.
Anthony juga kaget atas perbuatannya.
"Aku mencintai kamu, kata siapa kamu ga berhak untuk dicintai, kamu hanya ga tau masa lalunya Rian, kalau dia udah punya pacar sebelum nya." Anthony memalingkan wajah nya
"Anthony." aku diam mematung karena tak percaya.
"Maafin aku, aku udah cium kamu. Kamu itu pantasnya cintai, disayang, dijaga. Bukan malah dibikin nangis kaya gini, aku ga suka. Kita tumbuh dengan senyuman sama tawa, tapi di saat kita udah pisah, malah kamu yang sering sedih, kadang nangis. Cuman gara-gara dia yang hanya janji diucapan tapi ga janji di perbuatan, aku bukannya bikin kamu ragu sama Rian, tapi coba pertimbanganin dulu sebelum kamu menyesal kaya aku." Anthony berbicara namun tidak melihat kearahku.
"Aku akan coba, terus sampai dia mau wujudin janjinya, dia sayang aku. Aku energi nya, dan dia energi aku. Sejak dia bilang ingin menikahi aku, dia datang dan meminta izin sama ayah. Aku yakin.... Aku yakin Anthony kalau dia ga main-main, hanya satu yang membuat dia ragu."
"Apa"? Anthony beralih menatap ku.
"Sirli kembali."
Anthony menatapku kedua mataku. Matanya seakan berbicara sesuatu padaku. Namun aku tidak mengerti apa isyarat yang Anthony beri pada ku.
Dia merebut tiket pesawat yang ada ditangan ku, Anthony merobeknya.
"Anthony." Aku kaget sekaligus kesal atas perbuatannya.
"Aku ga akan biarin kamu pulang dengan keadaan sedih kaya gini." Anthony menarik tangan ku untuk keluar dari airport.
Aku melepas genggaman tangan nya.
"Aku harus pulang, aku harus check up kedokter." aku beralasan agar aku tetap pergi.
"Nanti aku yang izinin, kamu sekarang nginap dihotel disebelah hotel yang para atlet inapi, okeh." Anthony meraih tanganku kembali.
Dia mencari-cari taksi, namun tak kunjung ada yang lewat.
"Tapi ny..."
"Ga ada penolakan." Anthony sekilas melihat kearah ku, lalu beralih lagi melihat jalan.
Aku hanya diam dan menurut maunya.
Biar penasaran ah....
Jangan lupa vote and comments ❤
KAMU SEDANG MEMBACA
Samudra ( Anthony Ginting & Rian Ardianto)
Teen Fiction[COMPLETED] "Kau begitu indah seperti samudra yang membentang luas disana, begitu luas nya dirimu, sehingga membuatku sulit untuk mengarungi mu". Anthony sinisuka ginting "Kamu yang terakhir dan selamanya untuk aku." Muhammad Rian Ardianto