Warning 🔞
" laki-laki manapun bisa saling bunuh untuk dapetin kamu." Rian ardianto
Setelah selesai latihan.
Rombongan atlet kembali kehotel dan beristirahat, karna besoknya kita akan tes lapangan dan besoknya lagi kita sudah mulai pertandingan nya.Sekarang ini kegiatan ku hanya tiduran dikamar sendiri, karena Mei-mei sedang keluar. Katanya sih mau cari makan sambil cuci-cuci mata sama grego dan yang lainnya juga, dia sempat mengajakku, namun rasanya magnet kasur lebih kuat menarik ku dari pada ajakan Mei-mei.
Aku sedang menonton film ditv pintar yang berada dihotel dengan cemilan yang aku beli tadi sebelumnya.
"Idih." aku menyelimuti wajahku ketika hantunya muncul.
Yah aku sedang menonton film horor sendirian.
"Astagfirullah, lah kok gua takut yah biasanya juga kaga." aku menutupi lagi wajahku dengan bantal jika hantunya muncul.
"Lari-lari woyyyyy, itu ada setannya, lari jubaedah jangan diem aja ngajedok diditu kumaha, rek paeh maneh." aku heboh sendiri menonton film horor nya.
Tiba-tiba handphone ku berdering aku langsung mengangkat nya tanpa melihat siapa yang menelefon ku.
"Assalamualaikum." suara dari sebrang sana.
"Wa... alaikumsalam. " aku menjawab salamnya.
"Sayang kamu kenapa sih? " nampaknya yang menelfonku Rian.
"Gapapa, Massss Jommmm." awalnya aku biasa menjawabnya, namun ketika hantunya muncul reflek aku berteriak sambil menyebut nama Mas jom.
"ehhh, kamu kenapa sayang kan bikin panik aku aja." Rian mulai panik.
"Aku lagi nonton film sendirian." Masih stay handphone nya ku tempel ditelingaku, namun mataku masih menatap kelayar tv.
"Lah sih hartawan kemana emangnya?" Rian bertanya.
"Jalan-jalan sama yang lain, aku males ikut takut kecapean besok kan masih ada latihan." aku menjawabnya.
"Masssss, temenin aku. Aku takut." lanjutku wajahku masih tertutup dengan bantal dan selimut yang hampir menutupi semua tubuhku.
"Aku bingung (namakamu) kan ga boleh sekamar yang isinya kamu sama aku doang, aku takut ketauan sama coach atau ibu susi, aku mau nemenin kamu tapi matilah kita berdua kalau ketauan." Rian berusaha menjelaskan.
"Masssss takut." aku sudah mematikan tv nya namun hawanya masih berasa disekitaran kamar hotel ku.
"Aduh gimana yah." Rian nampak kebingungan.
"Ajak temen Mas yang lain gapapa deh." aku menyelimuti seluruh tubuh ku.
"Aku juga sendirian dikamar yang lain pada jalan-jalan, makannya aku telepon kamu." Rian nampak berfikir dan mencari cara.
"Massss, Mas jom." aku mulai menangis karena emang hawanya jadi ga enak banget.
"Iya-iya aku kesana, tapi pas aku ketok kamu langsung buka yah." Rian beranjak dari kasusnya untuk keluar menuju kamarku.
"Iya Mas." Rian langsung memutuskan sambung telfon nya.
Rian berjalan dengan santai nya, setelah masuk kedalam area kamar perempuan, Rian mulai memindik-mindik, Rian langsung mencari kamarku. Dan langsung mengetuk nya.
"Assalamualaikum (namakamu)." Rian yang menggunakan jaket tebal dan topi milik kevin yang ia kenakan sekarang.
Aku dengan cepat bergegas dari kasur untuk membuka pintu kamarku. Langsung narik Mas jom untuk masuk, karna takutnya ketauan sama ibu susi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Samudra ( Anthony Ginting & Rian Ardianto)
Teen Fiction[COMPLETED] "Kau begitu indah seperti samudra yang membentang luas disana, begitu luas nya dirimu, sehingga membuatku sulit untuk mengarungi mu". Anthony sinisuka ginting "Kamu yang terakhir dan selamanya untuk aku." Muhammad Rian Ardianto