Melamarku

395 28 6
                                    

"Saya Muhammad Rian Ardianto ingin melamar putri bapak yang bernama (namakamu)." Rian

Angin bertiup dengan lembutnya menerpa wajah ku yang sekarang aku sedang memejamkan mataku.

Aku tersenyum bersyukur, berdoa dan banyak-banyak terimakasih pada Allah yang sudah menyembuhkan Rian.

Aku saat ini sedang berada dilapangan lari tempat didalam pelatnas.

Atlet yang tidak lolos kebabak berikut nya diajang singapore open sudah pulang sejak lusa kemarin, termasuk Rian yang sekarang sudah pulih dari sakitnya.

Aku merasakan ada tangan yang menyentuh pundakku dan nafas yang mendekat dikepalaku. Dia duduk disamping ku sambil tersenyum begitu juga dengan diriku.

Dia menarik tanganku dan menggenggam nya, sesekali dia mencium tangan ku.

Ku raih pipinya dengan sebelah tanganku, bekas luka yang sekarang mulai mengering masih meliputi wajahnya.

Aku tersenyum manis kepada nya begitu juga dengan dirinya. Dia menatap kedua mataku, aku hanya bisa membalas tatapannya.

Tak lama dia meraih pundakku untuk dia rangkul, seperti dia ingin manja padaku, aku hanya menuruti apa maunya.

Sekarang ini aku dan dia sedang menatap kearah langit, langit yang cerah dengan sinar matahari yang sekarang sedang sembunyi dibalik awan.

Aku menyandarkan kepalaku dipundak miliknya, dia melihat kearah ku dan tersenyum.

"Kenapa sih, diem aja dari tadi?" aku mendongak kan kepalaku.

"Gapapa." singkat nya tanpa melihat kearahku.

Aku memilih menyembunyikan wajah ku didada bidang miliknya sambil memeluk pinggangnya.

"Jangan tidur karena dipeluk sama aku yah." aku mendongak kan kembali kepala ku dan melihat dia saat ini sedang terkekeh.

"Hehe, baru aja mau tidur tadi. Abis enak anginnya." aku tersenyum.

"Anginnya apa karena aku peluk?" dia tersenyum jahil padaku.

"Dua-duanya deh." aku tertawa kecil.

Dia menghadapkan tubuhku supaya menghadapnya. Menggenggam kedua tangan ku dan menatap mataku lekat.

"Oh iya bentar." dia berlalu meninggalkan ku sendiri.

Namun beberapa saat kemudian dia kembali membawa gitar ditangannya.

"Mau ngapain?" aku terkekeh melihat dia membawa gitar, pasalnya dia tak bisa bermain alat musik.

"Mau nyanyi buat kamu." aku tertawa.

"Emang bisa." aku masih dalam tawaku.

"Dengerin aja dulu." dia mulai memetikkan senar gitarnya.

Memetik senar gitarnya begitu pelan dan halus dan dia mulai bernyanyi.

"Di ujung cerita ini
Di ujung kegelisahanmu
Kupandang tajam bola matamu
Cantik, dengarkanlah aku." aku sempat kaget karena dia bisa memainkan alat musik dan bernyanyi.

Dia membawa lagu yang baru-baru ini aku suka, kenapa dia bisa tau lagu ini. Lagu lagi badai romantic judulnya melamarmu.

"Aku tak setampan lee young dae
Tak ada yang lebih dari cintaku
Tapi saat ini 'ku tak ragu
'Ku sungguh memintamu." lanjutnya bernyanyi dan membuatku tertawa.

"Jadilah pasangan hidupku
Jadilah ibu dari anak-anakku
Membuka mata dan tertidur di sampingku .
Aku tak main-main
Seperti lelaki yang lain
Satu yang kutahu
Kuingin melamarmu ". Air mataku mengalir begitu saja, aku tersenyum kearahnya dan langsung memeluknya.

Samudra ( Anthony Ginting & Rian Ardianto)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang