" mungkin iman kita beda, namun tujuan kita sama kok. Sama-sama ingin membawa nama indonesia kekanca dunia."
Pagi ini aku akan terbang ke singapura bersama rombongan yang lainnya, untuk singapura open.
Sekarang ini kami sedang berada dibandara soekarno-hatta dan sedang berbaris untuk check in pesawat.
Aku sedang berada dibarisan tengah di depanku Rian sedangkan dibelakang ku Anthony, ntah kebetulan apa emang sengaja.
Aku sedang memainkan handphone ku. Membalas chat dari ayahku, uni shifa atau om wisnu. Ya allah kangen sekali dengan mereka rasanya.
Tak lama aku membalas whatsapp dari ayah, ayah pun memilih untuk menelefon ku. Lalu ku angkat telepon dari ayah.
"Assalamualaikum." aku tersenyum.
"Waalaikumsalam, gimana kabar kamu nak, ayah kangen banget ini." ujar ayahku dari seberang sana."Alhamdulillah ayah, (namakamu) baik. Ayah sekarang ada dimana? "Aku bertanya pada ayah.
"Kebetulan ayah lagi diapartemen om wisnu yang ada disingapura, soalnya lagi ada kerjaan disini." aku langsung tersenyum bahagia.
"Serius, ayah. (Namakamu) mau kesana nih sekarang, ini lagi check in dulu, soalnya ada tournament singapura open."
"Oh iya nak, ya allah alhamdulillah anak ayah jadi atlet bulutangkis beneran." aku hanya menyengir malu.
"Ya sudah, nanti pas kamu main, kamu telfon ayah dulu ya, biar ayah sama om wisnu bisa nonton kamu tanding." aku mendengar suara ayah, nampak sumringah sangat.
"Siap bapa negara." aku tersenyum.
"Oke-oke ya sudah nak, ayah mau ada meeting sama client nya om wisnu, nanti kita telfonan lagi yah, kabarin ayah kalau sudah sampe singapur."
"Iya ayah, assalamualaikum."
Sambung telfon terputus, lalu ada yang menepuk pundakku dari belakang. Yah siapa lagi kalau bukan Anthony.
"Ayah ya? " Anthony bertanya namun dia sedikit berbisik.
Aku hanya mengangguk kan kepala ku dan tersenyum.
"Salam sama ayah gua kangen gitu." aku hanya mengancungkan jari OK dan kembali keposisi semula.
Setelah semuanya sudah cek in , rombongan atlet pun take off menuju singapura.
Sampai disana kita langsung pembagian kamar dan ternyata aku sekamar sama ruselli atau biasa aku panggil mei-mei, hehe.
Aku menaruh koper dibawah kasur dan tas yang aku bawa diatas kasur.
"Tadi kita disuruh makan siang dulu yah (namakamu)? " Mei-mei bertanya padaku, yang sekarang ini aku sedang menganti baju ku dengan jersey badminton namun aku pake rok panjang dan sepatu, serta jaket, karna di singapura lagi cuacanya dingin.
"Iya abis itu istirahat bentar, trus langsung latihan." aku mengikat tali sepatunya.
"Yukkk Mei."
"Bentar-bentar aku ikat rambut dulu, males diurai kaya gini." aku hanya terkekeh melihat Mei-mei keribetan sama rambutnya.
Aku dan Mei-mei sudah berada diruang makan hotel, aku duduk bersama kak greysia, kak apri, kak amel, kak ketut, gregoria, mei-mei dan sama yang lainnya.
"Mei hati-hati kalau sekamar sama (namakamu) dia suka cerewet." ujar gregoria memanas-manasi Mei-mei.
"Apaan sih kamu go, kaga kali. Bukanya kamu yah, yang ribet soal kasur mana yang pengen kamu tidurin." aku menabok tangan gregoria yang tepat berada disamping kiri ku .
KAMU SEDANG MEMBACA
Samudra ( Anthony Ginting & Rian Ardianto)
Teen Fiction[COMPLETED] "Kau begitu indah seperti samudra yang membentang luas disana, begitu luas nya dirimu, sehingga membuatku sulit untuk mengarungi mu". Anthony sinisuka ginting "Kamu yang terakhir dan selamanya untuk aku." Muhammad Rian Ardianto