"kamu energi buat aku." Muhammad Rian Ardianto
Keesokan harinya
Aku saat ini sedang berjalan menuju rest atlet didalam stadion tempat diselenggarakan nya singapore open. dengan wajah yang lesu dan tidak semangat, karena aku sudah dikalahkan oleh wakil dari thailand.
Sampai disana aku langsung menaruh tas raket ku, mengganti baju ku dan duduk disalah satu kursi disana.
"Kamu udah gapapa kan?" tanya Mei-mei yang tiba-tiba datang.
"Pusing sedikit." aku menjawab nya sambil memijat pijat kepalaku.
"Kalau masih sakit langsung balik aja kehotel, oh iya gimana tadi pertandingan nya? " Mei-mei duduk disamping ku dan menaruh tas raketnya didepannya, karena Mei-mei hari ini juga akan melanjutkan pertandingan nya.
"Aku kalah, dia gesit banget aku sampai kualahan nahan bola dari dia." aku masih dengan posisi ku.
"Gapapa next tournament pasti bisa juara." Mei-mei mengusap-usap punggung ku.
"Aamiin." aku tersenyum kearah Mei-mei.
"Ya udah kayanya bentar lagi partai aku deh, aku duluan yah." Mei-mei membawa tas raketnya dan langsung menuju hall lapangan. Aku hanya membalas nya dengan mengangguk dan tersenyum .
Aku memilih kembali kehotel, sampai disana aku langsung merebahkan tubuhku yang sudah lemas ini.
Memejamkan mata sebentar lalu membukanya lagi karena teringat dengan keadaan Rian.
Aku mengambil handphone yang berada dimeja samping kasurku.
Mencari nama Mas jom dilaman kotak telepon tersimpan.Panggilan ku tidak diterima.
"Oh iya kan Mas ku lagi sakit, telepon siapa yah." posisiku masih terbaring diatas tempat tidur sambil mencari kontak teman dekat Rian.
"Aa fajar coba." aku memencet nomernya dan pannggilan terhubung.
"Assalamualaikum." suara aa fajar dari sebrang sana.
"Waalaikumsalam, a ini aku (namakamu), aku ngambil nomer a fajar digrup whatsapp, aku cuman mau nanyain keadaan Mas jom. Gimana keadaan sekarang?" ujarku namun ku pejamkan mataku karena menahan pusing yang dahsyat dikepalaku.
"Lah kok lu tau gua yang jagain jombang? " tanya aa fajar.
"Nebak aja sih a." aku masih dengan posisi yang sama.
"Oh, iya jombang udah siuman sih, dia lagi istirahat sekarang, lagi pemulihan, tapi masih tunggu kabar dari dokter kapan dia bisa pulang." ujar aa fajar.
"Share location a, aku mau kesana mau jenguk Mas jom." aku bangkit dari pembaringanku, yang aku rasain sekarang semuanya goyang, kaya lagi ada gempa bumi.
Aku masih menerka-nerka kuat ga yah aku kesana sendirian dengan kondisi kaya gini. Tapi aku harus kesana, aku mau tau keadaan nya Rian.
"Ya udah nanti gua share, lu sama siapa kesini? " tanya aa fajar.
"Sendiri a soalnya Mei-mei kan lagi tanding, yang lain ga tau pada kemana." ujarku memaksakan diri untuk keluar kamar, lalu kelobby hotel untuk mencari taksi.
Sekiranya dapat, aku langsung masuk kedalam taksi tersebut.
"Separuhnya sih lagi pada disini, ya udah lu hati-hati yah gua kirim lokasinya sekarang." aa fajar memutuskan panggilan telpon nya dan tak lama aku mendapatkan notif pesan dari a fajar.
Aku menunjukkan lokasi tersebut kepada pak supir taksinya dan aku diantarkan kesana.
Sampai disana, aku langsung menanyakan ke resepsionis.
Setelah diberitau aku langsung menuju kekamar dimana Rian dirawat sekarang .
KAMU SEDANG MEMBACA
Samudra ( Anthony Ginting & Rian Ardianto)
Teen Fiction[COMPLETED] "Kau begitu indah seperti samudra yang membentang luas disana, begitu luas nya dirimu, sehingga membuatku sulit untuk mengarungi mu". Anthony sinisuka ginting "Kamu yang terakhir dan selamanya untuk aku." Muhammad Rian Ardianto