Sudah seminggu lamanya setelah kejadian di bar tersebut, hubungannaruto dan sasuke sangatlah renggang, mereka seperti orang asing yang berada di satu atap. Bahkan, orng asingpun tak akan seperti mereka, mereka tak pernah bertegur sapa.
Malam ini mereka akan pergi ke kediaman uchiha karena kakak sasuke-Uchiha Itachi-telah kembali.
Naruto turun dari lantai 2 untuk makan, sasuke memang masih memasakkannya makanan, walau pada akhirnya ia harus memaannya dengan paksa, semua makanan yang dimasak oleh sasuke selalu berbahan dasar tomat.
#Ruang Makan
Naruto melihat makanan diatas meja, ia tak mendapati makanan berbahan dasar tomat, ia hanya menemukan 2 porsi daging panggang.
'Tumben?' batin naruto bertanya-tanya
Tanpa banyak bicara naruto dan sasuke memakan makanannya, setelah sebelumnya bergumam 'ittadakimasu'
Naruto sedikit melirikkan matanya kearah sasuke. Ia melihat wajah sasuke yang sedikit lebih pucat
"Ada apa denganmu? Wajahmu?" tanya naruto datar, walau dalam hati ia sangat khawatir.
"Bukan urusanmu" ketus sasuke. Setelah mengatakan hal tersebut ia pergi meninggalkan ruang makan.
Naruto hanya menghela nafas melihatnya.
"Hah, kalau firasatku benar ia pasti sedang..." naruto melotot tatkala menyadari pemikirannya yang mungkin sangat betul, mengingat apa saja yang dialami sasuke.
"Kalau benar, sasuke tidak boleh kelelahan, rumah ini sangat besar, jika aku menyewa maid, itu tidak mungkin," naruto berpikir, mencari cara terbaik untuk masalahnya ini "pindah rumah, mungkin itu bukan ide yang buruk"
"Akan aku pikirkan lagi nanti, aku pergi kerja aja" naruto beranjak dari duduknya dan pergi ke kantor.
#At Sasuke
"Oh ya ampun?! Bagaimana aku bisa hamil anak baj***an itu" sasuke menjambak rambutnya frustasi. Ia melihat perutnya yang masih datar. "Tapi, anak ini juga tidak salah"
Sasuke benar-benar frustasi, "aku menyayangimu,nak" sasuke mengelus lembut perut datarnya sambil bibirnya tak henti-hentinya tersenyum tulus, "tapi maaf, aku membencimi, naruto" sasuke mengeluarkan smirk diwajahnya.
"Mungkin kau harus merasakan kesakitan fisik terlebih dahulu" sasuke merogoh sakunya guna mengambil penselnya.
Ia menekan salah satu daftar kontak dengan nama *Tachi*
//Moshi-Moshi//
//hai, nii. Lama tidak berjumpa//
//ada apa, sasu-chan?//
//tidak ada, aku hanya ingin curhat//
//masalah apa?//
//kakak ingat saat aku akan dijodohkan?//
//hn//
//waktu itu, naruto-//
//Gomen sasuke, penerbanganku sebentar lagi, aku matikan telfonnya//
Tut.tut
"Yak, seenak sendiri aja matiin sambungan" gerutu sasuke sebal.
"Lalu, sekarang aku harus apa?"
Sasuke mengobrak-abrik laci disamping tempat tidurnya, tanpa sengaja ia melihat sebuat sapu tangan oranye yang sudah lusuh. Dengan senyum dibibirnya, ia mengambil sapu tangan tersebut.
"Kau ada dimana? Aku tak tahu apapun tentangmu, jangankan rumahmu, aku bahkan tak tahu namamu" sasuke berbicara sendiri sambil tersenyum kecil saat ia ingat masa kecilnya dengan seorang anak yang sangat istimewa baginya.
#Flashback
Sasuke duduk dengan tenang di ayunan, ia sedang menunggu kakaknya yang sedan membelikannya es krim.
"Huft,,, kenapa kakak lama sekali?" gerutu sasuke. Sasuke menyusuri setiap sudut pemandangan yng terhidang didepannya, tanpa sengaja matanya melihat seorang anak sebayanya sedang mengobrak-abrik tong sampah. Sasuke mampu melihat anak itu tersenyum lebar saat menemukan sebuah roti yang hanya tinggal separuhnya saja. Tanpa ada rasa jijik ia memakan makanan tersebut. Sasuke yang melihatnya mengernyit jijik.
Sasuke berlari untuj menghampiri anak tersebut, saat dirinya hampir sampai pada tujuannya, ia tersandung batu. "Itte"
Anak yang ingin digampiri sasuke tersebut menoleh. Dapat sasuke lihat anak tersebut langsung menghampirinya. "Apa kau baik-baik saja, nona?" tanyanya sopan.
"Tentu tidak, kakiku berdarah, hwee" tangis sasuke pecah, bagaimanapun ia masihlah sangat kecil. Ia akan menangis saat terluka.
"Eehh...jangan menangis,"anak tersebut merogoh saku celananya, lalu terbit senyum lebar dibibirnya saat menemukan apa yang ia cari.
Sebuah sapu tangan
"Nah, kemarikan kakimu yng berdarah" ujar anak tersebut, sasuke menselonjorkam kakinya, dengan telaten anak tersebut membalut luka di kaki sasuke dengan sapu tangannya.
"Kenapa kau makan makanan yangada ditempat sampah? Bagaimana kalau kau sakit?" sasuke bertanya .
"Jika aku tidak makan dari tempat sampah, aku harus makan darimana?" tanyanya balik.
"Kau bisa beli ditoko" jawab sasuke
Ank tersebut hanya tersenyum "aku tidak memiliki banyak uang, nona. Nyaris tidak punya malah"
"Kau bisa minta"
"Minta pada siapa?"
"Aku juga tidak tahu"
"Kalaupun aku minta, mereka tidak akan pernah mau memberiku. Mereka hanya memikirkan tentang keuntungan mereka sendiri"
Sasuke mengerjab bingung
"Kau pasti tidak mengerti ya?" sasuke mengangguk lucu, "suatu saat nanti kau akan mengerti." ank tersebut berdiri. "Pergilah, nanti ada yang mencarimu"
"Oh, baiklah, sampai jumpa" sasuke melambaikan tanganya. Anak tersebut juga melakukan hal yang sama dengannya.
#End Flashback
"Kau benar, semua orang didunia ini hanya berpikir 'untung' untuk diri senidiri"
"Aku mengatakan 'sampai jumpa' tapi sampai hari ini pun aku tak pernah bertemu denganmu lagi"
#Di suatu Tempat
"Tidak, anata. Sampai kapanpun aku tak akan menerimanya" bentak wanita paruh baya pada lelaki paruh baya didepannya
"Ayolah, koi. Ini sudah 14 tahun. Kau tidak kasihan padanya?" lelaki paruh baya tersebut bertanya dengan lembut pada wanita paruh baya didepannya.
"Tidak, dia tanpa kasihan hadir dalam rumah tanggaku, lalu kenapa aku harus kasihan padanya hah?!" teriak wanita paruh baya tersebut dengan air mata yang sudah banyak menetes di pipi tirusnya.
"Tapi-" tanpa mendengar kelanjutan ucapan lelaki paruh baya, sang wanita paruh baya langsung berlari pergi dari tempat tersebut.
'Andai kau tahu kebenarannya, koi'
KAMU SEDANG MEMBACA
NarufemSasu
RandomNaruto selalu ingin dicintai oleh orang yang ia cintai, salah satunya adalah istrinya, sasuke. Naruto teramat sangat mencintai sosok Sasuke. Namun, seolah rintangan tak berhenti mengikuti kisah cintanya. Naruto selalu berpikir apa salahnya, dari saa...