11

1.9K 113 0
                                    

"Hah.. akhirnya,,,, selesai juga" ujar naruto senang, tanpa sadar senyumnya makin mengembang dan melebar.

Buagh

Sebuah handuk mendarat mulus diatas kepala naruto, naruto mengaduh. "Yak, apa yang kau lakukan?!" pekik naruto, matanya melotot pada handuk digenggamannya.

"Senyummu,,,"

"Ya?"

"Membuatku takut"

"Oh"

"Hn"

Sasuke berlalu pergi kekamarnya, ia melihat-lihat kamar yang ia desain sendiri, dan sedikit bantuan naruto.

"Naruto" teriak sasuke dari kamarnya, tubuhnya ia baringkan diatas kasur yang lumayan empuk baginya.

"Apa?" naruto bertanya dengan ogah-ogahan. Hanya kepalanya saja yang mampu dilihat sasuke.

"Masuklah" perintah sasuke. Naruto hanya menurutinya dengan ogah-ogahan. "Nah, karena kau sudah masuk, kau harus membelikanku tomat mandarin"

Naruto mengernyit 'apa-apaan itu tomat mandarin? Emang ada?'

"Yang namanya tomat mandarin itu kagak ada"

"Pokoknya harus ada"

"Tapi-" 'bagaimana aku bisa lupa, ia sedang hamil,,, tapi yang ia minta,,,, sangat mustahil. Apaan itu tomat mandarin.'

"Baiklah kalau nggak mau, belikan aku daging yang banyak, sangat banyak" sasuke mengganti permintaannya.

'Daging 'kan? Makanan kesukaan ku-nii, mungkin benar, aku tak punya hak atas anak itu. Tapi,,, bagaimana caraku memenuhi kebutuhannya. Itu sangat2 mustahil'

"Sasuke, jngan manja. Kita harus berhemat"

"Tapi, aku sangat ingin daging, setidaknya belikanlah aku, walau sedikit, bukan aku yang menginginkannya, tapi" sasuke menunjuk perutnya "anak ini"

"Aku tahu, belilah sana"

"Belikan bodoh, bagaimana kalau aku kecelakaan, hah?!" emosi sasuke mulai terselut.

"Kenapa kau bicara seperti itu?"

"Kaulah yang membuatku bicara seperti itu, kau dengan segala tindak anarkismu" sasuke berucap dengan dingin, tak memperdulikan lawan bicaranya yang mungkin akan tersinggung nantinya.

'Oh, kami-sama,,, berikan kelapangan hati untuk hambamu ini' naruto menghela nafas pelan. "Jaga bicaramu, bukankah aku sudah memperingatkanmu dari awal sasuke, jaga bicaramu yang sama sekali tidak benar" naruto berucap dengan dingin dan penuh penekanan. "Kau bukanlah nyonya besar kau hanyalah istriku yang harus melayaniku" -disaat aku sedih, bahagia, tetaplah disampingku. Karna, kau segalanya bagiku. Kau memang pelayanku. Pelayan yang harus memberikan kasih sayang, kasih sayang yang selama ini hanya mampu ku impikan-

NarufemSasuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang