Aku menma? Yeah, aku menma. Saudara kembar dari seseorang di sampingku, naruto namanya.
Aku berpikir, bagaimana anak ini bisa-bisana berniat mengakhiri hidupnya dengan cara yang masokis, begitulah isi kepalaku.
"Bagaimana menma-nii ada disini?" Lihatlah, seolah pertanyaan tersebut bagai tak memiliki bobot untuknya.
"Aku mencarimu?"
"Kau bahkan tak yakin dengan ucapanmu"
Ucapannya telak membuat sebagian hatiku gusar entah kenapa,
"Bagaimana kau baru sampai disini? Kau dulu bilang akan menemuiku jika kau sudah sukses, tapi apa? Kau malah baru menemuiku, saat aku sudah ingin menyerah?"
Dengarlah, ucapannya terlalu melankolis, walaupun sebagian hatiku juga mengatakan bahwa, orang didepanku ini memang merasakan apa yang dia katakan.
"Sejak kapan kau melankolis?"
Tanyaku yang menurutku terdengar pedas.
"Sejak hidupku dipenuhi drama-drama yang selalu tayang ditv, sungguh memuakkan"
Sungguh tak biasanya, seorang naruto menyalahkan dan mengeluh akan takdirnya.
"Sebenarnya kemana saja kau?"
Biar kuberitahu, selama ini aku memang telah menemukannya, aku menemukannya saat ia sudah menjejaki lantai sma, tapi aku belum siap bertemu dengannya, lewat seluruh mata-mata yang kukerahkan, aku bisa tau apa yang dihadapinya.
Walau aku tak sepenuhnya percaya, dan benar saja, ada sebagian informasi yang mereka sembunyikan, mereka selalu berkata bahwa adiknya bahagia dan terlihat seperti remaja pada umumnya, walau sikapnya terlalu datar, cuek dan sabodo dengan keadaan sekitar.
Tapi yang dilihatnya, bahkan lebih buruk dari tokoh tokoh difilm, dimana tokoh - tokoh utama akan slalu disiksa, lalu si tokoh hanya bisa pasrah, lalu datang seseorang yng akan menyelamatkannya. Seorang pahlawan untuk pelaku utamanya
Lalu ini apa? Apa adiknya ini belum menemukan seseorang yang dinamakan seorang pahlawan dlam hidupnya.
Bahkan, adiknya ini juga pernah menangis seperti difilm-film, tapi kenapa adiknya tetp menderita?
Oh iya, bagaimana aku bisa lupa, ini kehidupan nyata bukan film ataupun sebuah cerita. Ini adalah cerita karangan Tuhan, tak ada seorangpun yang dapat menebaknya.
"Kau pergilah ke LA, aku akan menggantikanmu"
"Tidak" Bahkan aku dapat melihat matanya yang berkaca-kaca, "aku baru bertemu denganmu, dan kau mlah mau mati begitu aja? Kau taruh mana otakmu?"
Naruto, tak sadar dirikah kau? Kau juga hampir melakukan hal yang sama.
Omong-omong, aku sedikit merasa de javu saat melihat naruto yang terus menagis sambil terus bergelanyut manja di lengannya.
Terakhir kalinya adalah saat...
Aku harus berpisah dari adik tersayangku dan tou-chan yang kucintai dan adikku, tentunya. Tapi, beliau telah meninggal beberapa bulan kemudian, setelah aku pergi.
Sedikitnya, aku juga merasa bersalah, dan tak enak karna tak dapat hadir dalam pemakaman beliau.
"Jangn pergi, aniki" Rengekan nya terkadang menjadi hiburan tersendiri buatku.
"Kau tahu, setidaknya sebelum monster ini memakan ku, biarkan aku berguna"
"Maksud, aniki?"
Ini merupakan salah satu hal yng sangat kusukai, bagaimana matanya yang sangat teduh, menenangkan nmun tajam itu menatap ingin tahu dan penasaran. Sungguh menggemaskan dimataku.
"Hatiku bisa hilang fungsi kapan saja, setidaknya sebelum aku kehilangan fungsi hatiku, aku bisa berguna untuk orang lain"
Jeasku yang mungkin sedikit melebih-lebihkan.
Lagi-lagi dia menatapku dengan bingung
"Aku akan mati jika hatiku kehilangan fungsinya"
"Apa yang terjadi dengan hati aniki?"
"Kanker hati stadium lanjut."
"Kau pergilah. Cari kebahagiaanmu! Aku sudah menemukan kebahagiaanku, tapi tidak denganmu, kau belum menemukannya. Aku akan menemui tou-san dahulu. Kau jangan menyusul kami terlebih dahulu, gapailah mimpimu, kejar cintamu. Aku harus pergi, tou-san menungguku" Sebelum aku benar-benar pergi aku memeluk sebentar tubuhnya, "berjanjilah padaku, kau akan tetap bertahan. Di LA nanti, akan ada temanku yang membantumu! Jangan merepotkan nya, namanya Hyuga Neji" Aku mencium keningnya. Dia masih tetap terpaku dengan mata kosongnya. "Kotetsu-san, antar dan temani baru ke LA. Mulai sekarang, yang kumiliki akan menjadi milik nya." Setelah mengucapkannya, aku langsung keluar mobil, tanpa sedikitpun menoleh kebelakang.
Aku senang bisa kembali bertemu denganmu otoutou. Wajah imut nanti menggemaskan dulu, pergi kemana? Kau tumbuh sangat menawan, kau sangat tampan.
Maaf, baru datang padamu, otoutou.
Jagalah dirimu.
Aku yng akan menjaga ayah, tak perlu resah dengan keadaannya nanti.
Aku menyayangimu, otoutou.
B3R54MBUN9
_______________________________
PARA READER-SAN YANG TERHORMAT.
SAYA KEMBALI MEMBUAT CERITA.
TAPI, MOHON MAAF. UNTUK PAIRING SAYA TIDAK MENGGUNAKAN NARUSASU.
SAYA MENGGUNAKAN NARUKYUU.
ENTAH KENAPA, SAYA INGIN BUAT CERITA DENGAN PAIRING TERSEBUT.
Apabila anda semua berkenan membaca, dan mau meluangkan waktunya, bisa mampu ke cerita tersebut. Masih hangat, baru keluar.
Saya juga menyampaikan Terima kasih, karena kalian semua sudah mau meluangkan waktunya, untuk membaca cerita saya yang masih banyak kekurangannya.
Atas dukungan kalian, sekali lagi saya ucapkan Terima kasih.
Apaan yang diatas? Hehehe bahasanya mungkin agak kaku dan baku. Intinya saya mau berterima kasih. Dan jika berkenan, datang ke cerita saya yang satunya.
KAMU SEDANG MEMBACA
NarufemSasu
RandomNaruto selalu ingin dicintai oleh orang yang ia cintai, salah satunya adalah istrinya, sasuke. Naruto teramat sangat mencintai sosok Sasuke. Namun, seolah rintangan tak berhenti mengikuti kisah cintanya. Naruto selalu berpikir apa salahnya, dari saa...