28

2.4K 147 14
                                    

#chapter terpanjang loh

Tatapan tajam tersebut tak berhenti menghujam naruto sedikitnya, tatapan tajam itu membuat naruto sedikit takut. Naruto memejamkan matanya, sembari menundukkan kepalanya.

"Kenapa kau disini?" pertanyaan dengan nada datar, dingin dan menusuk tersebut berasal dari mikoto. Mikoto sangat kesal dan kecewa dengan keputusan naruto yang menceraikan putrinya secara sepihak. Yang itachi katakan memeng benar, ia bahkan tak lebih baik dari sampah. Menyesal aku selalu bersikap baik padanya.

"Hanya berkunjung" jawaban pelan dan singkat itu malah membuat mikoto kesal dan marah.

"Kau! Bukankah kau sudah tak memiliki lagi hubungan dengan kami, apalagi masalahmu dengan kami? Berkunjung? Kau bilang berkunjung? Untuk apa kau melakukannya? Jangan membuat kami semakin menganggapmu br***sek karena kelakuanmu yang kurang ajar." tetap dengan nada datar dan dinginnya, ia berkata sambil menatap tajam naruto.

Semua orang hanya melihat dan terpaku dengan sikap mikoto, mereka tak pernah mengetahui sifat mikoto yang satu ini, biasanya, mikoto pasti akan tersenyum dengan orang yang bermasalah dengannya, satu yang ada dipikiran mereka, masalah naruto terlalu serius.

"Kenapa aku tak boleh berkunjung, kurang ajar ya? Aku tak pernah melakukan sesuatu yang kurang ajar" elak naruto, mata naruto selalu bergetar melihat tatapan tajam yang diarahkan tepat kematanya.

"Apa menceraikan istri yang sedang mengandung anakmu itu bukn kelakuan kurang ajar?" mikoto tak lagi berucap datar, tapi ia berteriak.

"Dan apakah membentak dan menghina nii-sanmu itu bukan kelakuan kurang ajar?" kushina tak menggunakan nada datar, marah ataupun kesal, kushina hanya berucap lirih.

Naruto menghela nafas kesal, "aku tak melakukan semua itu tanpa alasan"

Tap
Tap
Tap

"Naru" langkah kaki yang bergema tersebut diikuti suara halus namun terdengar khawatir.

Sontak, semua orang langsung menoleh, ternyata, sakura, shikamaru, kiba, dan gaara.

"Kenapa kemari?" tanya naruto bingung.

"Kami juga ingin mengunjungi kakakmu" jawab gaara singkat. Naruto mengangguk mendengarnya.

"Pergilah ba****at!" murka itachi.

"Apa sasuke melahirkan?" tanya kiba.

"Ya, sekarang dia ada diruang ugd" jawab minato, ia melempar senyum simpul kearah semua teman naruto.

"Ah begitu" lirih naruto, "semoga kau dapat melahirkannya dengan sehat dan selamat, selamat berjuang" lanjut naruto lirih, tak ada yang bisa mendengarnya, hanya dirinya dan tuhan yang mendengarnya.

"Apa aku boleh ikut menunggu?" Tanya naruto datar.

"Kau itu niat minta izin atau enggak sih? Yang bener donk" Bisik Kiba.

"Eh, memang harus gimana?" Naruto balas berbisik.

"Gunakan nada yang ramah jangan datar" Naruto mengangguk, lalu mulai kembali bertanya.

"Apa aku boleh menunggu Sasuke dan ku-nii disini?" Tanya Naruto, kali ini nada yang ia gunakan cukup ramah.

Mikoto hanya menatap datar, "terserah" Ia lalu kembali kesamping suaminya.

"Jangan terlalu keras" Nasihat fugaku, kau tak kasian pada Naruto"

"Aku tak akan terlalu keras jika dia tidak menyakiti Sasuke, tidak bisakah ia menghargai Sasuke, Sasuke sedang mengandung anaknya jika ia lupa. Aku tak akan pernah kasian pada nya" Desis Mikoto dengan nada rendah.

NarufemSasuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang