30

3.4K 164 20
                                    

Sasori mengingat kejadian 1 minggu yang lalu,

FLASHBACK

Sasori pergi menjauhi tempat yang dihuni iblis seperti mereka, setidaknya, itulah yang dipikirkan Sasori.

Entah ada apa dengannya, itachi juga pergi mengikuti langkah Sasori.

Sasori terus melangkahkan kakinya, hingga tanpa sadar kakinya membawanya ke taman rumah sakit.

"Dei-chan, baru, shika" Gumam Sasori saat matanya menangkap sosok yang dicarinya bersama Deidara dan Shikamaru, Sasori menghela nafas lega, perlahan, ia melangkahkan kakinya lebih dekat kearah naruto, Deidara, dan Shikamaru berbincang.

"Naru"panggil Sasori pelan, yang dipanggil pun menoleh, ia menatap heran Sasori.

" Loh, saso-nii datang kemari dengan tachi-nii?" Gumam naruto, Sasori mengernyit, seingat Sasori, ia pergi kemari sendirian, dengan rasa bingung, Sasori menolehkan kepalanya, Sasori dapat melihat Itachi yang memasang raut datar.

"Kenapa ikut kemari?" Tanya Sasori tajam,

"Ngikut aja, kenapa kalian disini? Dan kau naruto, bukannya Minato ji-san, menyuruhmu mendonorkan untung untuk kurama?" Ujar itachi.

Deidara langsung menyikut perut itachi, "um, aku ingin bicara dengan klian berdua, apa boleh?" Deidara menatap Sasori dan itachi bergantian. Sasori dan itachi mengangguk. Mereka pergi sedikit menjauh dari naruto dan Shikamaru.

"To the point saja, apa yang terjadi pada naruto?" Tanya Deidara.

"Memangnya kenapa? Ada apa dengannya?" Tanya Sasori khawatir, itachi hanya memandang tak minat pembicaraan tersebut.

"Hah, aku sedikit iba pada naruto"

"Kenapa?" Tanya sasori bingung, dalam raut tak tertariknya, diam-diam itachi menyimak dengan seksama.

"Dia, takut, benci, marah, frustasi, sedih, kosong" Deidara bagai merapal mantra saat mengucapkannya, Sasori yang tak mengerti, hanya menatap bingung Deidara. "Maksudku, dia, sedikit bagian darinya mengalami tekanan mental terlalu berat"

"Kau tahu darimana?" Tanya itachi

"Kau lupa? Aku psikiater" Itachi meringis, dia melupakan 1 fakta tentang makhluk berambut kuning dihadapannya.

"Lalu?" Tanya Sasori, "apa baru baik-baik saja?"

"Dia baik, jika merasa dirinya baik. Kalian berhati - hatilah! Aku merasa ia menyembunyikan sesuatu, yang menurutku, pasti sangat besar. Sedikit kagum padanya juga sih, aku hampir tak mampu membaca raut mukanya. Ia selalu nampak bahagia dan baik-baik saja, tapi aku sangat yakin ada rasa sakit yang pasti ia pendam, dibaliknya. Siapa yang tau" Deidara mengedikkan bahunya.

"Kau benar, aku merasa cahayanya meredup. Aku takut jika ia pergi" Ujar Sasori lirih.

"Tenanglah, dia pasti merasa baik, jika semua orang bersifat baik, termasuk dirimu" Deidara tersenyum tulus pada Sasori. "Ayo kembali, baru dan shika masih menunggu kita"

mereka bertiga kembali ketempat naruto dan Shikamaru, mereka kaget, saat melihat naruto yang nampak kacau. Matanya sembab dan kosong, wajahnya sangat merah, air mata terus mengalir dari matanya yang nampak kosong, kedua tangannya menutupi lubang telinganya. Disampingnya, Shikamaru hanya menatap nanar naruto.

"Shika, apa yang terjadi?" Tanya Sasori khawatir.

"Dia kalah" Gumam Shikamaru tak jelas.

NarufemSasuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang