ARRANGED MATCHMAKING - 29

3K 312 7
                                    

Yoonan merasakan sakit yang teramat sangat di seluruh tubuhnya. Semuanya.

Ia mencium harum bau parfum yang selalu ia hirup dipagi hari, parfum Lee Taeyong.

Yoonan membuka matanya perlahan, cahaya matahari yang sangat baik membuat matanya sedikit silau. Ia bangkit sedikit dan,

"Awwwww.... Sakit..."

Ia meringis kesakitan, tubuhnya serasa sudah di robek-robek oleh harimau lapar.

Taeyong menoleh lalu menghampiri Yoonan yang masih terbaring di atas kasur.

"Heh?! Kau sudah bangun"

Ia hanya mengangguk lemah. Tatapan Taeyong sangat tajam. Mengalahkan silet.

"Dari awal aku sudah tau kau adalah... Perempuan murahan!"

Deg~

Kenapa Taeyong tiba-tiba berkata seperti itu? Pertanyaan Yoonan berputar banyak dipikirkan nya. Yang paling pedih adalah kenapa Taeyong berbicara seperti itu?

Apakah harus ia mendengar kata-kata perempuan murahan lagi saat berada dirumah? Apa dikampus saja tidak cukup?

"Buktinya kau berani kencan dengan laki-laki lain!"

Taeyong menatap langit-langit kamarnya.

"Berpegangan tangan diantar pulang sampai rumah... Hahahaha lucu sekali..."

Ia tertawa yang dibuat buat, terdengar mengerikan bagi Yoonan.

"DAN ITU TIDAK SEKALI DUA KALI!"

Taeyong membentak Yoonan dengan sangat keras.

"Itu sering kau lakukan Noona Min!"

Air mata Yoonan turun dengan satu kedipan matanya, perih. Semuanya benar-benar sakit. Fisik. Mental nya juga.

Sangat sakit ketika Nama marga nya yang dulu terucap oleh Suaminya. Secara tidak langsung marga Lee nya dihapus oleh Taeyong.

"Saking murahan nya kau, kau mau di.... Oh tidak itu sangat menjijikkan"

Yoonan berusaha menangis dengan tidak mengeluarkan suara.

Ingin sekali Yoonan menampar Taeyong, tapi tidak mungkin.

Cukup sudah semua orang menghina nya, bahkan yang tidak ia kenal juga menghina nya.

"Aku harap kau tidak ada lagi dihadapan ku!"

"Terlalu benci aku kepada wanita yang seperti mu!"

"Istri mana yang mau dipegang oleh laki-laki lain... Itu hanya kau saja!"

"Tidak percaya?"

"Masa tidak percaya dengan kelakuan sendiri? Hahahaha.... Lawakan yang sangat lucu"

Yoonan mendengarkan kata demi kata, kalimat demi kalimat yang meluncur dari bibir jahat Taeyong.

Jangan ditanya lagi soal perasaan Yoonan. Ia hancur sehancur hancurnya.

"Coba kau lihat! Ini.... Ini...."

Taeyong menyodorkan handphone nya yang berisi foto-foto Yoonan yang sedang bersama Johnny. Hanya tangan Yoonan dan Johnny sedang Berpegangan. Tapi sebenarnya itu tidak benar.

"Itu tidak benar!"

Ucap Yoonan lirih dengan isakan, Taeyong menatap Yoonan dengan mengkerutkan dahinya.

"Itu memang tidak benar, tapi...
SANGAT TEPAT!"

Yoonan menangis dengan sangat deras sampai menimbulkan suara.

"DAN YANG LEBIH PARAH NYA ADALAH... LAKI-LAKI ITU ADALAH TEMAN KU SENDIRI! SAHABATKU!"

Taeyong mulai menjauh, ia melangkah kearah pintu sepertinya akan pergi keluar.

"MENANGIS LAH SESUKAMU, DAN AKU HARAP TIDAK ADA PERTEMUAN KEMBALI ANTARA KITA!"

Suara pintu yang sangat keras pertanda hancurnya pertahanan Yoonan yang sudah ia buat dan ia asah menjadi kuat. Tidak ada lagi Yoonan yang tegar.

Saat seperti ini Yoonan teringat kedua orang tuanya yang mengatakan bahwa Lee Taeyong adalah pria terbaik pilih mereka, dan pada nyatanya? Taeyong adalah mimpi buruk yang menimpa Yoonan!

Ai berusaha melawan rasa sakit untuk menuju kamarnya dilantai dua, Yoonan baru sadar jika ia tidak mengenakan.... Sudahlah lupakan.

Yang pasti Yoonan ke kamarnya untuk mengambil semua pakaiannya, ia akan pergi dari rumah ini!

Aku harap tidak ada lagi pertemuan kembali diantara kita! kata-kata itu secara tidak langsung mengusir Yoonan dari rumah. Iya kan?

Tidak ada lagi Lee Yoon An, yang ada saat ini hanya Min Yoon An. Gadis lugu yang sedang terpuruk.

Setelah Yoonan membersihkan dirinya dan berpakaian rapih, ia pergi dari rumah. Persetan dengan rumah kotor dan berantakan, ia benar-benar tidak perduli. Toh itu gara-gara Taeyong bukan gara-gara dirinya. Tidak ada arah, tidak ada tujuan, yang ada hanya langkah lemah yang membuatnya benar-benar sakit. Ini pun perbuat Taeyong!

Ia berjalan menyusuri jalanan yang tidak ramai karena ini jam masuk nya pelajar maupun kantor. Sangat prihatin. Wajah pucat. Bibir pucat. Mata sembab. Suara tidak ada.

Yoonan baru ingat siapa yang bisa menolong nya, yaitu Haechan.

Ia pun menghapus jejak airmata. Melangkah kearah apartemen milik Haechan.

Semoga Haechan ada!
Harapan Yoonan

Ia tahu apartemen Haechan karena Yoonan pernah disuruh mengantarkan barangnya yang tertinggal. Menyusahkan memang.

Unit milik Haechan ada dilantai 7 nomor 79. Ia menyeret koper yang berisi bajunya, iya semuanya.

Ia pun sudah berada didepan unit milik Haechan, segera ia mengetuk pintu. Tapi tidak ada jawaban. Yoonan terduduk lemah didepan pintu.

"Ada yang bisa saya bantu? Pemilik unit 79 sedang pergi ke kampus"

Yoonan pun mendongak melihat siapa yang berbicara. Matanya benar-benar sudah bengkak akibat menangis.

"Mark?"
"Yoonan?"

"Kenapa ada disini?"

Tanya nya seraya berjongkok dihadapan Yoonan. Ia pun tersenyum perih.

"Aku..."

"Sudah sudah, nanti saja ceritanya. Sekarang ayo masuk dulu. Haechan sedang kuliah"

Mark membantu Yoonan berdiri dan membantu membawakan koper. Mereka masuk kedalam Unit sebrang milik Haechan.

"Ini Unit milik siapa?"

Tanya Yoonan seraya melihat seluk beluk seluruh ruangan, Mark pun menutup pintu kembali.

"Ini unit milik ku, ayo duduk"

Mark mengajak Yoonan duduk Diruang tv,

"Jadi? Kenapa?"

Yoonan terdiam, air matanya menetes lagi. Entahlah sudah berapa banyak airmata yang keluar.

"Ya sudah menangis lah sampai kau puas, aku akan mengambil minum dulu"

Mark melangkah pergi tapi ditahan oleh Yoonan "Mark jangan pernah bilang kepada siapapun kalau aku ada disini"

"Kenapa?"

"Pokoknya jangan!"

Mark hanya mengangguk lalu meneruskan langkah nya. Ia kembali dengan air putih hangat untuk Yoonan.

"Astaga Yoonan!"
























.Tbc

Aku double update nihh

Tekan bintang ya 🌟

KNOCK ON ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang