[52]

2.6K 262 22
                                    

Yoonan sedang duduk di halaman belakang rumah nya dulu, banyak yang berubah.

Tapi ini sangat nyaman.

Di sana juga ada Ibu dan ayah. Kak Yoongi sedang membuatkan mereka Jus Jeruk yang segar katanya.

Baik sekali kan?

Hari ini adalah hari terakhir Yoonan dirumah masa kecil nya. Padahal ia baru menginap tiga hari tiga malam.

Taeyong ada urusan mendadak yang ia bilang sangat penting.

Mau bagaimana lagi Yoonan harus pasrah dan nurut dengan suaminya.

Mereka berempat berbicara dengan random. Seperti bertaruh menebak anak yang sedang di kandung Yoonan laki-laki atau perempuan, mengejek Yoongi yang tidak kunjung mempunyai kekasih, dan membahas keinginan mempunyai berapa anak.

Yang Yoonan tidak habis pikir adalah kenapa harus membahas ingin mempunyai anak berapa, sedangkan yang ada di dalam perut saja belum terlahir ke dunia.

Matahari telah tenggelam beberapa jam yang lalu, bulan datang menyinari bumi dengan cahaya yang meneduhkan.

Yoonan memandang bintang yang bisa terhitung jari di balkon kamar, malam ini bintang hanya sedikit tetapi cahayanya sangat terang.

Tangan kurus tiba-tiba memeluknya dari belakang dengan selimut yang ikut memeluk tubuh dinginnya.

"Sedang apa kamu hm?"

Bisikan lembut terdengar jelas di telinga sebelah kiri.

Nafas hangatnya sangat terasa.

"Aku sedang melihat bintang saja Kak." Jawab Yoonan seraya tersenyum dengan pandangan nya masih ke arah langit.

Taeyong mengecup pipi Yoonan.

"Sudah malam sebaiknya kamu tidur, kasian anak kita kedinginan."

"Baiklah..."

•••

Pagi yang indah ini membuat suasana hati Yoonan sedikit keruh karena ai harus berpisah dengan Ayah, Ibu dan juga Yoongi.

Sekarang ia sedang di dalam mobil sewaan yang kemarin. Suasana mobil hening, selang beberapa menit akhirnya sampai di pengembalian mobil sewaan, tepatnya di samping bandara.

"Ayo turun sayang..."

Yoonan langsung turun dari mobil. Taeyong pergi untuk mengurus surat-surat mobil yang telah ia sewa dan kembali menghampiri Yoonan.

Taeyong menatap Yoonan yang sendari tadi tidak mengeluarkan ekspresi lalu mencubit lembut pipi sang istri.

"Kenapa hm?"

Yoonan melepaskan tangan Taeyong yang mencubit pipinya dan menggelengkan kepala sebagai jawaban.

Terdengar helaan nafas panjang yang keluar dari bibir Taeyong.

"Maaf kita jadi pulang sekarang, itu semua gara-gara aku. Sekali lagi maaf."

"Aku mohon maafkan aku..." Lanjut Taeyong seraya menggenggam tangan Yoonan yang terhiasi cincin pernikahan mereka.

Yoonan menatap Taeyong dan tersenyum manis.

"Tidak apa-apa, aku hanya lemas."

"K-kau lemas? Ya sudah kamu aku gendo—"

"Tidak perlu berlebihan Kak."

"Tapi nanti anak aku—"

"Aku masih bisa berjalan, ayo nanti tertinggal pesawat."

"Baiklah Baiklah..."

Mereka berjalan menuju bandara beriringan. Taeyong senantiasa merangkul bahu Yoonan dan wanita itu menggandeng tangan sang suami.

•••

Yoonan dan Taeyong telah sampai di kota Seoul dengan selamat.

"Sayang aku di jemput oleh rekan kerja ku karena aku harus melaksanakan Meeting sekarang juga, aku carikan taksi untukmu pulang. Tidak apa-apa?" Ucap Taeyong seraya menyeret koper dengan tangan kanan nya masih setia menggenggam tangan kiri Yoonan.

"Ya tidak apa-apa kok. Kakak mau makan apa biar nanti aku masakan?"

Taeyong tersenyum lebar lalu mengelus kepala Yoonan dengan penuh kasih sayang.

"Apapun yang kamu masak aku akan memakannya dengan lahap sayang ku."

Beberapa menit kemudian taksi berhenti di depan mereka berdua.
Taeyong memasukkan koper kedalam bagasi taksi.

Saat Yoonan ingin masuk kedalam mobil Taeyong menahan tangan Yoonan.

"Apa kak?"

Taeyong menghapus jarak diantara mereka berdua. Mengecup kening Yoonan lama, setelah itu mengecup kedua pipi dan terakhir mengecup sekilas bibir tipis Yoonan.

"Hati-hati ya, jika sudah sampai rumah hubungi aku. Jaga anak kita."

Taeyong mengelus perut Yoonan. Yoonan hanya tersenyum dan mengangguk paham.

Taksi yang di tumpangi Yoonan sudah pergi dari hadapan Taeyong berganti dengan mobil mewah berwarna hitam mengkilap.

"Ayo, masuklah."

Suara merdu yang tidak berubah di telinga Taeyong terdengar jelas. Dengan segera Taeyong masuk ke dalam mobil itu. Ia duduk berdampingan dengan orang yang tidak Taeyong lihat selama dua tahun ini.

"Taeyong aku merindukanmu~"













Maaf readers aku jadi slow up begini dan maaf chapter sekarang pendek 🙏

Ada yang rindu cerita ini? Ada yang masih nungguin?

[Don't forget to klik star 🌟]

KNOCK ON ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang