[65] My First And Last

793 83 38
                                    


Taeyong berjalan di koridor rumah sakit setelah pulang kantor, sekitar pukul 16:10. Entah kenapa pulang cepat ia selalu tunggu-tunggu, berbeda dengan dulu yang sampai membuat kamar khusus untuk dirinya sendiri di dalam ruangannya.

"Loh? Hyunjin?" Gumam Taeyong saat melihat rekan bisnisnya berlari menuju ruang gawat darurat. Ia berjalan menghampirinya.

"Apa yang terjadi?"

"Taeyong Hyung? Eum... itu... istri ku pendarahan."

Mata Taeyong membulat. Mendengar kata 'darah', ia jadi mengingat kejadian mengerikan beberapa bulan lalu yang menimpa istri tersayang nya.

Cukup Yoonan saja yang merasakan sakitnya itu, semoga orang lain tidak mengalami. Walaupun kasus mereka berbeda tapi sama-sama sedang mempertahankan satu nyawa dengan mempertaruhkan nyawa.

Perjuangan seorang Ibu sangatlah besar.

Besar kebahagiaan yang di dapatkan dan besar pula resiko.

Sekarang bukan jamannya menyakiti wanita, tapi sudah waktunya para pria sadar jika mereka sangat membutuhkan seorang wanita di hidupnya. Mulai sekarang ayo kita junjung tinggi martabat wanita, terutama Ibu.

"Bagaimana bisa?"

"Hyerin terpeleset saat memandikan Reejin." Jawab Hyunjin seraya mengusap wajahnya frustasi.

"Reejin? Sekarang dia dimana?"

Hyunjin berdiri dari duduknya dengan mata terbelalak, ia bahkan melupakan anaknya karena terlalu panik.

"Astaga... Reejin! Taeyong Hyung tolong bantu aku mencarinya. Aku mohon, sepertinya dia ada disekitar rumah sakit."

Pria bermarga Lee itu mengangguk sebagai jawaban, suatu kemajuan yang pesat bagi Taeyong karena membantu seseorang. Biasanya ia akan mencari alasan untuk menolak, di otaknya menolong itu sesuatu perbuatan baik yang menyita waktu dan tenaga.

Tapi semenjak hari di mana seorang wanita sabar hadir di kehidupan standar menjerumus ke monoton itu perlahan mengubah sedikit demi sedikit namun pasti, hingga akhirnya luluh.

Es itu sudah menjadi cair, tentu banyak yang berbahagia dengan perubahan itu.

"Aku akan periksa parkiran dan taman." Sahut Taeyong seraya menepuk bahu Hyunjin dan melenggang pergi menuju tujuan awal.

Memeriksa parkiran yang luas dengan manual akan memerlukan waktu yang lama jadi Taeyong berpikir untuk memeriksa Cctv area parkiran, toh Rumah sakit ini bisa di sebut miliknya.

Nihil.

Tidak ada tanda-tanda Reejin tertinggal di parkiran, Taeyong melihat anak itu mengikuti Hyunjin.

Kakinya berjalan menyusuri taman yang cukup luas dari samping kiri kanan dan belakang gedung.

Banyak pohon-pohon yang menyejukkan dan beberapa bunga Lili biru kesukaan Istrinya- Yoonan. Ia sengaja menambahkan bunga itu untuk di tunjukkan pada permaisurinya saat nanti sadar.

"Reejin sayang jangan menangis ya..."

Mata tajam Taeyong menatap kosong bunga lili itu, tapi lamunan nya pecah begitu mendengar nama Reejin dan yang paling melekat di telinganya itu suara lembut menenangkan yang sudah lama ia rindukan dan sudah lama ada di setiap do'a nya.

Dengan langkah panjang pria yang berstatus sebagai suami Yoonan itu bergerak cepat menghampiri sumber suara.

Kakinya berhenti saat tepat berada di belakang wanita berambut panjang, dulu rambut itu tidak begitu panjang seperti sekarang ini. Taeyong bisa melihat jelas wajah Reejin yang sedang menutup mata dengan sisa air mata di pipinya karena ia sedang memeluk leher wanita itu.

KNOCK ON ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang