[05] Unappreciated

3.5K 414 17
                                    

Yoonan berakhir pulang dengan menggunakan Bus dihalte depan Mall, dan ternyata dibalik pintu itu adalah sebuah kamar.

Sekarang menunjukkan pukul 17:30 Sore, sangat melelahkan bagi Yoonan adalah hari ini. Lelah berbelanja yang pasti, ia tidak tertarik ber-Shopping ria seperti kebanyakan wanita masa kini dan lebih memilih menyimpan uangnya.

Yoonan sudah menyiapkan makan malam untuk dirinya dan juga Tuan Lee, si patung tak mempunyai perasaan menurut nya. Ia sedang duduk didepan rumahnya dengan buku novel yang cukup tebal, kacamata pun terpasang pada wajah manis miliknya. Yoonan memiliki penglihatan yang kurang jelas, tapi ia hanya memakainya jika belajar/kuliah saat jam pelajaran itupun.

Hari makin gelap Yoonan melangkah masuk kedalam rumah untuk menyalakan semua lampu, jika sudah malam suasana rumah semakin indah, dengan lampu kecil yang menggantung disetiap sudut ruangan, warnanya yang kuning keemasan menambah indah semuanya.

Jika dipikirkan rumah ini sangat romantis, hangat dan kekeluargaan. Tetapi mengingat Taeyong yang seperti kulkas berjalan suasana itu hancur, lenyap seketika.

Suara mobil berhasil membangunkan Yoonan yang tengah melamun, Taeyong membuka pintu dan berdiri sejenak diambang pintu melihat kearah Yoonan yang sedang duduk di sofa, Taeyong membuang muka saat mereka Eyes Contact.

"Tempat mu di lantai 2!" Taeyong berbicara seraya melepaskan sepatunya lalu dengan cepat memasuki kamarnya. Yoonan hanya menghela nafas, lalu bergegas menuju meja makan.

Taeyong keluar kamar untuk mengambil segelas air putih, tetapi ia terpaku pada Yoonan yang sepertinya ketiduran dengan menundukkan wajahnya diatas meja makan. Taeyong melirik kearah jam ternyata sekarang pukul 22:32.

'Apa lehernya tidak sakit? Peduli apa! Biarkan saja dia. Tunggu makanan? Apa dia memasak? Pasti tidak enak!' Batin Taeyong seraya berjalan menuju dapur dan kembali dengan satu gelas air putih. 'Apa aku harus membangunkan nya?' Taeyong berpikir sejenak, tangan nya mulai terulur 'Ck! Jangan membuat tangan mu kotor Lee Taeyong! Biarkan saja dia' Taeyong beranjak pergi meninggalkan Yoonan.

Yoonan merasakan sakit pada bagian lehernya dan akhirnya ia terbangun dari tidur yang menyiksa. Ia mengedarkan pandangan nya dan melihat jam dinding sekarang pukul 02:07, ia terbelalak. Ia melihat kearah masakan nya ternyata masih utuh tidak kurang sama sekali.

'Sialan kau Lee Taeyong!'

Yoonan tidak bisa menahan emosinya, tekadnya sudah bulat untuk mengganggu tidur nyenyak Taeyong. Ia melangkahkan kaki menuju kamar milik Taeyong dan pada saat sudah berada didepan nya dengan kuat-kuat Yoonan mengetuk pintu itu dengan kedua tangannya .

Ddor ... dorr ... dorr...

"Lee Taeyong! Bukan pintunya!" Yoonan berteriak dengan tangan tak lepas dari ketukan pintu sedikitpun.

Taeyong membuka pintu dengan sama emosinya dengan Yoonan. Mereka saling menatap dengan tajam dan penuh dengan rasa benci!

"Apa? Mau marah? Silahkan" Taeyong melipat tangannya didepan dada, ingatlah pandangan nya menatap Yoonan dengan intens. Yoonan mengepalkan tangan dan maju 2 langkah mendekati Taeyong.

"Kau sama sekali tidak menghargai ku tuan Lee yang terhormat! Kau ..."

"Kau ingin dihargai?"

Taeyong menarik Yoonan dan menutup pintu kamar dengan keras hingga mengeluarkan suara. Taeyong mendorong Yoonan keatas ranjang dengan kuat-kuat, hingga Yoonan terlentang diatas ranjang.

"Kau mau aku hargai dengan seberapa uang?"

Taeyong mulai mendekati Yoonan secara perlahan, Yoonan mundur dengan cepat hingga mereka berseberangan dengan ranjang yang membatasi.

"Apa maksud mu hah?!"

Taeyong tersenyum miring dan menghampiri Yoonan kembali dengan cepat.

"Bukankah kau ingin dihargai? Kalau begitu kemarin lah"

Taeyong sudah merentangkan tangannya berniat untuk memeluk Yoonan tetapi dengan cepat Yoonan mendorong Taeyong hingga terduduk diatas ranjang.

"Jangan pernah berani menyentuh ku!"

Yoonan perjalanan cepat menuju pintu untuk segera pergi dari kamar sialan itu, emosinya semakin naik tapi ia harus pendam sendiri. Jujur saja Yoonan tidak berani memaparkan kekesalannya pada orang lain ,Yoonan lebih memilih diam.

"Menyentuh mu? Hahahahaaa. Kau yakin akan disentuh oleh ku? Tidak, Terimakasih. Kau sama sekali bukan type ku! Melihat mu saja aku sudah jijik"

Ddeg ~

Yoonan mengepalkan tangannya dengan kuat hingga kuku nya memutih. Airmata nya sudah mengumpul siap terjun membasahi pipi dirinya.

Tes~

Airmata itu sudah terjun indah hingga ke lantai. Yoonan pergi dari kamar laknat itu dan menuju kamarnya dengan berderai airmata.

Taeyong melihat kepergian Yoonan dengan muka datar ciri khas dirinya sendiri, ia mendekati tempat Yoonan tadi berdiri lalu berjongkok. Ia menghapus air yang tergenang kecil dilantai kamarnya, ia melihat air itu yang sudah beralih pada jarinya.

"Menangis? Dasar cengeng!"













.Tbc

[Don't forget to klik star]

KNOCK ON ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang