"Kau tahu? Orang bilang, Ioanis adalah anak dari Incubus dan Succubus." kata Dimitri dalam telepon.
"Ah. Asal aja bicara."
"Memang benar bukan? Baru kenal aja udah minta hal itu. Pantas aja sampai sekarang dia belum menikah!"
Austin hanya terkekeh mendengarnya. Betul bahwa Ioanis belum menikah, tapi Austin juga.
"Tapi, kenapa kau gak mau?"
"Dia terlalu tinggi untukku." jawab Austin apa adanya. Dia sesungguhnya tidak bisa memberitahukan pada Dimitri tentang hal itu, meskipun Dimitri adalah sahabatnya.
"Justru itu bisa jadi batu loncatan kan? Kalau tiba-tiba dia tergila-gila padamu, kau kan akan panen besar!"
"Heh sudah jangan mikir ke situ. Dia mau menolongku aja aku udah bersyukur." bantah Austin.
"Ya sih. Baiklah. Kalau bertemu dengan titisan Succubus itu, jangan kau sia-siakan lagi kesempatan Natanov!"
Austin menjawabnya dengan tawa lalu menutup telepon.
'Iblis?
Ioanis seorang iblis?
Yang sebenarnya iblis siapa?
Ioanis, apa aku?'Austin menoleh ke perempuan disampingnya yang tergeletak lemas sambil menangis karena telah memuaskan birahinya sekaligus kehabisan darah.
Sebelumnya, Austin langsung mencari mangsa setelah Ioanis menyuruhnya pergi. Tangannya tidak bisa berhenti gemetar. Austin duduk di pinggir danau untuk mengendalikan dirinya.
Seorang wanita mendekatinya, berbicara dalam bahasa Inggris. Meski kalimat yang ia ucapkan tidak begitu jelas, Austin berusaha menjawab sambil tersenyum.
Sialnya, wanita itu yang tergoda.
"Kamu turis juga?" tanyanya menggunakan bahasa Inggris.
Austin mengangguk, "Iya, aku dari Rusia, kalau kamu?"
"Oh! Aku dari Vietnam."
"Wajahmu tidak terlalu asia," jawab Austin.
"Yah memang ayahku warga negara Australia sih." jawab wanita itu sambil tersenyum manis.
"Kamu, solo travel?" tanya Austin.
"Yes! Aku sebenarnya kerja di Belanda..." tiba-tiba wanita itu terlihat ragu menyelesaikan pembicaraannya.
"You know.... red district?" wanita itu menambahkan.
"Aaaah. I see." jawab Austin. Paham, dan senang. Pas sekali.
"Michella, kalau kamu?" wanita itu mengulurkan tangannya.
"Austin," jawabnya sambil menjabat tangan Michella.
Perkenalan singkat antara Austin dan Michella tidak berlangsung lama dan rumit. Tidak lama setelah itu, Austin dan Michella sudah saling bercumbu di sofa kondominium Michella.
"Ini tempat tinggalmu?" tanya Austin.
"Ini milik bosku yang akan datang ke sini." jawab Michella sambil melepaskan coat dan pakaian Austin.
"Anak nakal, kau selingkuh dengan bosmu ya?"
Michella mengangguk sambil menengadah dan memejamkan mata, "Ahh.. Iya."
Austin menjilati leher dan telinganya, Michella tertawa sambil mendesah.
"Aku selalu ingin tidur dengan orang Rusia." katanya.
Austin diam tidak menjawab, dengan 1 gerakan dia merobek blus yang Michella kenakan dan langsung melepas branya.
"Apa orang Rusia selalu bar-bar seperti ini?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Messed Up(END)
RomanceTerbelunggu dalam kebiasaan menghisap darah untuk mencapai klimaksnya, seorang CEO muda Austin Natanov nyaris bangkrut dan menghancurkan perusahaan keluarganya demi membiayai pengobatan dan terapi untuk kelainan seksualnya itu. Satu-satunya yang bis...