*AUSTIN'S POV*
"Nice to meet you Ioanis." kata Dimitri menjabat tangan Ioanis.
"Whoa kau lebih tampan dari yang aku lihat di foto Dimitri Smirnov." Ioanis membalas menjabat tangannya dan tersenyum.
Dimitri tertawa dan menjawab, "Aku tidak ada apa-apanya dibanding pacarmu ini."
"Now I know why Austin rela mengejarmu sampai ke Inggris.""Hahaha. Nice to meet you too Dimitri."
"Kau sudah jalan-jalan? Kemana Austin membawamu selain ke castilnya?"
"Banyak. Tapi lebih banyak berkunjung ke pabrik dan kantor sih. Aku besok akan kembali ke Inggris dan Austin mungkin akan menetap dulu di sini sebentar."
Dimitri mengangguk-angguk tanda memahami.
"Oh iya, apa kah kau sudah mengunjung Red Square? Kulihat kau aktif memposting foto?"
Ioanis tertawa, "Wah kau teman yang baik Dimitri, sampai menelusuri akun sosial mediaku."
"Ah aku hanya ingin dia mendapatkan wanita yang baik." Dimitri melirikku. Aku tak suka arti tatapan matanya.
Seperti..
Memiliki maksud lain terhadap Ioanis."Apa kau keberatan jika aku membawa Ioanis pergi jalan-jalan Austin?" tanyanya mengedipkan sebelah matanya. Oh aku tahu tatapan ini. Laki-laki bejat.
Aku menatapnya kesal, "No. Silahkan jika wanitaku yang satu ini ingin pergi jalan-jalan."
"Ah. Mari pergi bertiga!" kata Ioanis antusias. Aku mengulum senyumku.
Telak kau Dimitri.
Telak.
Ioanis tak akan mau pergi hanya berduaan denganmu.
Laki-laki playboy.Aku memperhatikan gerak-gerik mereka. Pembicaraan mereka. Tatapan Ioanis kepada Dimitri, dan tatapan Dimitri kepada Ioanis.
Ada rasa tak suka dari dalam hatiku.
Entah kenapa.
Dimitri terlihat jelas sekali tertarik pada Ioanis.
Dan aku tidak suka.
Aku benci melihat ini.
Sama seperti aku membenci melihat Ioanis berbicara kepada Andrei.Aku tidak cemburu.
Catat itu.
Aku hanya benci wanita yang didekatku disentuh orang lain.
Termasuk temanku sendiri."Kenapa istrimu tidak datang ke sini?" pertanyaan Ioanis keluar tiba-tiba dan membuatku mengeluarkan kopi yang nyaris kutelan. Aku tersedak.
Sial.
Aku akan ketahuan berbohong.
Lagi-lagi Dimitri melirikku, menatapku kesal.
Entah kenapa waktu itu aku berbohong ketika Ioanis meminta Dimitri kepadaku!? Aku memang tidak punya otak. Seharusnya aku mempersiapkan jawabanku untuk hari ini."Dia sedang liburan dengan teman-temannya."
"Oh iya Austin," Dimitri menatapku lurus dengan tatapan tajam dan mengulum senyum liciknya. Dia sadar bahwa aku berbohong pada Ioanis.Oh shit.
Here comes the revenge."Bagaimana dengan Elaine? Kudengar mantanmu itu sedang menetap di Inggris sekarang mengikuti suaminya?"
Aku akan menghajar Dimitri setelah ini. Aku bersumpah.
Elaine adalah topik pembicaraan yang sensitif.
Dimitri tersenyum penuh kemenangan sambil menatap Ioanis, sedangkan aku grogi. Bingung mau menjawab apa.
"Aku tidak tahu, sudah lama tak berkomunikasi dengannya." jawabanku langsung mendapat hadiah bonus lirikan kesal dari Ioanis. Dirinya tahu aku berbohong.
Dimitri memutar bola matanya, "Aku bersyukur Austin bisa bersamamu Ioanis. Dia seperti orang gila waktu bersama Elaine. Hubungan mereka itu toxic relationship."
KAMU SEDANG MEMBACA
Messed Up(END)
RomanceTerbelunggu dalam kebiasaan menghisap darah untuk mencapai klimaksnya, seorang CEO muda Austin Natanov nyaris bangkrut dan menghancurkan perusahaan keluarganya demi membiayai pengobatan dan terapi untuk kelainan seksualnya itu. Satu-satunya yang bis...