Di Rusia, berita tentang hubungan mereka sedang meledak. Nyaris batal pulang karena tiba-tiba banyak investor Rusia yang menelepon untuk mengajukan tawaran bekerja sama.
Ini semua karena pesonanya. Ioanis Griff. Meski sekarang telah menjadi orang yang berbeda dan mencintai laki-laki yang menggandeng tangannya saat ini, entah kenapa para pengusaha besar justru semakin gencar mengejarnya.
Mereka berjalan hanya menyusuri lounge first class pun, tak ada mata yang sanggup melepas mereka dari pandangan. Entah iri, atau kesal, mungkin bahagia.
Tapi tak ada yang tahu di balik punggung wanita itu masih ada darah segar yang mengalir karena sexnya dengan Austin sebelum mereka berangkat ke airport.
"Austin, berarti kau hanya perlu merapikan barang-barangmu di mansion lalu pindah ke tempatku kan?"
Austin sedikit terkejut, "Hm? Ya lihat nanti. Masih ada sesuatu yang harus aku lakukan."
"Apa itu?"
Austin tidak menjawab, sudut matanya menangkap bayangan seseorang yang berjalan menghampiri mereka. Jadi yang Austin lakukan adalah mendekatkan wajahnya dan Ioanis, lalu mencium bibirnya dengan lembut.
"Sepertinya aku mengganggu?"
Austin tersenyum miring, menunjukkan kemenangan.
"Sudah kuduga kita pasti menunggu penerbangan yang sama." kata Ioanis melepas ciumannya dan tersenyum manis ke arah Andrei.
Austin di sampingnya malah melotot. Senyumnya hilang begitu saja begitu mengetahui Andrei akan berangkat ke Inggris, di satu pesawat yang sama dengan mereka.
Andrei mengangkat gelas champagnenya dan tersenyum licik kepada Austin, dia membalasnya.
Orang kaya.
Bebas melakukan apapun.
Demi mengejar apa yang dia inginkan.
Termasuk wanita milik orang sekaligus."Apakah kamu baik-baik saja? Wajahmu pucat." kata Andrei meraih dagu Ioanis.
"Tidak apa-apa, aku akan langsung tidur di pesawat."
"Ohiya, apa kau ada urusan? Di Inggris? Kau bisa tinggal di mansionku sementara. Tadinya itu tempat Austin, tapi kan... kami akan tinggal bersama."Austin tersedak lagi.
Bukan karena terkejut Ioanis akan mempersilahkan Andrei tinggal di mansionnya untuk sementara, tapi karena masih ada Bella di sana.
Andrei melirik Austin."Aku akan menginap di hotel. Lagipula aku hanya sebentar di Inggris." katanya.
Andrei menangkap ekspresi Austin yang sedemikian terkejut ketika Ioanis menawarkan untuk tinggal di mansionnya.
"Austin ada apa sih denganmu hari ini? Kau begitu ceroboh." Ioanis mengambil tissue dan membersihkan coat Austin yang ketumpahan kopi.
Bibirnya terkatup. Hatinya pun bingung mengapa dia sangat membenci sosok ini di depannya. Terutama ketika Ioanis memberikan senyum yang sangat manis kepadanya. Meski tak ada rasa cinta di hati Austin kepada Ioanis.
Menurut Austin, perlakuannya kepada Ioanis adalah hanya sebatas rasa berterima kasih. Hubungan mereka adalah simbiosis mutualisne. Bukan tercipta karena ada perasaan, tapi karena ada hubungan kerja. Berkali-kali Austin selalu menanamkan hal itu di dalam pikirannya. Tak ada wanita yang bisa ia cintai lebih dari dia mencintai seorang Elaine Woods.
Tapi berbeda dengan apa yang Ioanis pikirkan. Ioanis mendekati Austin sejak dirinya tahu tentang kelainan yang Austin derita. Dia pikir, dirinya dan Austin sama, membutuhkan seseorang untuk bisa menyembuhkan. Tanpa Ioanis sadari, perasaan sepihak ini mulai menggerogoti relungnya dan bisa meledak kapan pun tanpa ia tahu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Messed Up(END)
RomanceTerbelunggu dalam kebiasaan menghisap darah untuk mencapai klimaksnya, seorang CEO muda Austin Natanov nyaris bangkrut dan menghancurkan perusahaan keluarganya demi membiayai pengobatan dan terapi untuk kelainan seksualnya itu. Satu-satunya yang bis...