Austin berjalan dengan gusar.
Ke kanan dan kiri dengan seluruh tubuhnya yang gemetar.
Dia ketakutan.
Perasaannya kalut.
Sudah tak bisa lagi menerima tindakan Ioanis yang dinilainya terlalu ikut campur akan urusan pribadinya.Jantungnya berdegup kencang akibat obat bius yang menidurkannya terlalu lama.
"Tolong dengarkan dulu penjelasanku." Ioanis berusaha menggapai Austin dari ranjangnya.
"Don't touch me!" Austin menepis tangan wanita di hadapannya. Dia masih kesal mengetahui fakta bahwa Ioanis berhubungan dengan dokternya. Austin tahu dari awal memang Ioanis licik dan inilah buktinya. Menurut Austin, Ioanis memanfaatkan kelemahan Austin agar Austin menyanggupi untuk melakukan apapun untuknya.
Sedangkan Ioanis hanya diam terbaring lemah sembari menahan air matanya.
"Aku tahu kau masih marah."
"Ahh!" Austin berteriak penuh kemarahan.
"I knew it! Aku sadar sekarang kenapa aku begitu bencinya melihat dia. Aku tahu ada sesuatu yang tidak benar dari dirinya."Austin melanjutkan, "Ioanis, you know nothing about me! Jadi jangan coba-coba untuk ikut campur dalam urusan pribadiku."
"Aku hanya ingin membantumu supaya sembuh.." jawab Ioanis.
"Sembuh?? Tidak bisa. Bertahun-tahun Andrei menyiksaku. Yang terjadi? Hanya aku yang semakin parah akan canduku." suaranya meninggi.
"Kau harus tahu betapa menyeramkannya seorang Andrei. Kau tidak tahu apa-apa Ioanis!"
"Dia tidak akan menyakitimu lagi Austin... Dia sudah berjanji padaku akan memperlakukanmu dengan sangat baik."
"Bagaimana caranya?? Jawab aku."
"Aku telah berbicara padanya." jawabnya dengan suara yang parau.
"Berbicara? Berbicara dengan menjajakan tubuhmu kepadanya??? Hah? Berapa kali kau memberikan tubuhmu untuknya?!"
Ioanis bungkam tak bisa menjawab.
"Selanjutnya apa? Kau akan menyodorkan Elaine padaku? Supaya aku berubah? Upaya apapun kamu lakukan tidak akan bisa merubahku."
"Inilah sebabnya kenapa aku tidak bisa mencintaimu Ioanis. Kau..." Austin menjambak rambutnya sendiri.
"Kau terlalu egois!""Terlalu murahan!" jerit Austin di depan wajahnya.
"Asal kau tahu, kau adalah wanita satu-satunya yang paling kubenci."
Bulir air matanya mengalir secara otomatis membasahi pipi Ioanis yang hanya bisa terdiam mendengar apapun yang Austin katakan tentangnya. Hatinya hancur berkeping-keping. Seluruh tubuhnya luruh.
"Setiap hari bersamamu di sini adalah neraka bagiku."
"Aku tidak akan bisa mencintai wanita seperti dirimu Ioanis, catat itu!"
Kata demi kata, kalimat demi kalimat yang Austin lontarkan kepadanya hanya bisa ditelannya bulat-bulat. Perasaan dan raganya terlalu parah disakiti sampai tak kuasa untuk berkata-kata, hanya menangis tersedu-sedu.
Ioanis telah berusaha, melakukan apapun demi pria yang dia cintai. Termasuk menyerahkan diri kepada pria seperti Andrei. Mungkin dia memang terlalu egois, tapi semua dia lakukan untuk Austin.
"Now what?"
"Aku.. minta maaf."
"Listen to me Ioanis." Austin mencengkeram bahu Ioanis, memaksa tubuh lemahnya untuk berhadapan dengannya. Menelisik mata Ioanis hingga matanya terasa perih karena terlahap emosi begitu besarnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Messed Up(END)
RomanceTerbelunggu dalam kebiasaan menghisap darah untuk mencapai klimaksnya, seorang CEO muda Austin Natanov nyaris bangkrut dan menghancurkan perusahaan keluarganya demi membiayai pengobatan dan terapi untuk kelainan seksualnya itu. Satu-satunya yang bis...