Bagian 29

95 10 0
                                    

Rosemita berkunjung ke kota tempat Kumala tinggal sebab ia memiliki liburan yang cukup panjang. Kedatangannya berawal dari ajakan Diarga untuk liburan ke rumah nenek mereka, namun Rosemita ingin menemui Kumala dan mengajaknya menghabiskan akhir pekan di rumah nenek.

Rosemita tahu kedekatan Diarga dengan keluarga Kumala sehingga dia hanya minta Diarga menjemput di bandara saat tiba jelang dhuhur tadi, kemudian makan siang dan minta diantar ke rumah Kumala. Namun, dia tidak akan pernah menyangka akan makan malam bersama Diarga, terlebih tentang kabar yang memilukan itu. Sama sekali tidak ia sangka, padahal kedatangannya menemui Kumala salah satunya juga untuk membahas terkait itu. Ya, siapa lagi, Fairus.

Sebuah rumah makan dengan nuansa kekeluargaan mereka pilih untuk makan malam. Banyak sepaket keluarga yang sudah melingkar di beberapa meja restoran itu. Diarga tampak menyapa seorang lelaki muda dengan setelan jasnya yang rapi. Sepertinya dia adalah bos di resto ini. Setelah saling bicara beberapa saat, dia kembali menghampiri rombongannya.

"Kapan kamu tidak mengenal orang saat pergi ke suatu tempat?" Tanya Ibu diikuti tawa Pak Mahmud.

Diarga nyengir saja, "Itu trik jitu, Bu. Kalau-kalau mereka masuk surga dan melihatku belum disana, mereka akan memanggil namaku," Ujar Diarga santai.

"Apa dia teman kuliahmu?" Tanya Ibu lagi. Matanya tidak lepas memandang laki-laki yang dimakud.

"Sempat bertemu saat ada sebuah acara," Jawab Diarga.

"Bagaimana dia?"

Diarga mulai sadar, Ibu sedang menggali informasi, "Ibu kenapa?"

Ganti Ibu yang nyengir malu, "Kali saja berjodoh jadi mantu Ibu."

Pak Mahmud tertawa keras, diikuti senyum Ibu yang malu-malu. Di seberang meja Kumala manyun saja sambil memainkan ujung jilbabnya. Diarga berusaha tersenyum mengimbangi keseruan dialog itu. Tapi Rosemita tidak berekspresi. Dia sibuk memandang bunga mawar yang berdiri di vas tinggi langsing tepat di tengah-tengah meja yang belum tersaji makanan apapun.

Diam-diam, Diarga memandang adik sepupunya itu. Harusnya dia ceria, sebab Rosemita sangatlah periang. Diarga tiba-tiba punya ide, "Kumala, ikut aku sekarang!"

Semua menjadi terkejut, terutama Ibu, "Mau kemana?"

Diarga tersenyum, "Ikhtiar menjemput menantu Ibu," Kata Diarga sambil matanya mengerling ke arah laki-laki berjas rapi yang masih sibuk menyapa tamu restoran satu per satu.

"Secepat itu?"

"Jika bisa, kenapa tidak segera?"

Ibu melongo saja. Diarga segera memberi kode pada Kumala untuk menurut. Awalnya Kumala menggeleng keras, menolak. Tapi akhirnya dia menangkap kode itu dan dengan tanya yang tersimpan dia beranjak dari duduknya kemudian mengikuti langkah Diarga. Keduanya berjalan diantara pengunjung yang mulai berdatangan, hingga sampai di depan laki-laki itu. Kumala terkejut, Diarga benar-benar menyapa laki-laki itu, "Ada yang ingin aku kenalkan padamu."

Laki-laki itu mengerutkan keningnya kemudian pandangannya beralih kepada Kumala yang mencoba menyembunyikan dirinya dibalik tubuh Diarga.

"Istrimu?" Lelaki itu menebak. Kumala menjadi salah tingkah.

Diarga tertawa sambil meninju lengan kanan lelaki itu, "Boleh kami pinjam ruang privasi disini?"

"O, tentu. Mau lilin warna apa?" Tanyanya bersemangat.

Diarga segera menjelaskan dengan sedikit gugup, "Bub- bukan itu maksudku. Aku perlu tempat privasi untuk beberapa menit saja."

"Pelayanan terbaik untukmu, Pak Diarga!" Ucapnya dengan senyum mempesona.

Kunang-Kunang SederhanaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang