Bagian 33

93 10 0
                                    

Hayati sedang sibuk mengemas barang-barangnya ke dalam koper yang berukuran sedang. Ini adalah hari Jumat, sengaja ia pulang lebih awal untuk bersiap. Jangan tanya kemana, sebab sejak awal dia setengah hati dengan bepergian ini. Perjalanan yang diistilahkan honeymoon ini sungguh tidak pernah ia pikirkan. Oh, lebih tepatnya tidak pernah ia pikirkan akan dilalui dengan Fairus.

Dan yang lebih menjengahkan lagi, sampai jelang maghrib ternyata Fairus belum juga kembali. Dia pamit pergi menemui temannya untuk mengurusi berkas-berkas KBRI yang akan dipakai selama ia cuti, tapi ternyata dia tidak kunjung pulang.

Di rumah Kumala, suasana bepergiaan juga sangat kental. Kumala akhirnya menemani Rosemita mengunjungi neneknya sekaligus ia akan bertunangan esok hari. Diarga telah melakukan negosiasi yang alot dengan nenek mereka tapi ternyata keputusan Rosemita tidak bisa dibatalkan, terlebih nenek merasa malu jika harus membatalkan lagi kali ini.

Di sisi tempat tidur Kumala, koper ukuran kecil sudah siap untuk dibawa. Segera ia beralih ke koper Rosemita, membantu sahabatnya berkemas. Rosemita sendiri hanya bisa duduk di kursi roda, melihat Kumala mondar-mandir menyiapkan keperluan mereka berdua, sebab aksesnya terbatas. Tangan dan kaki kirinya belum bisa digunakan sama sekali.

"Apalagi yang kurang?" Tanya Kumala sambil memasukkan lipatan baju terakhir yang awalnya menumpuk diatas kasur.

"Fairus," Gumam Rosemita sambil mengaduk-aduk tas kosmetiknya.

"Mau aku bantu pakai jilbab?" Tanya Kumala, mencoba menghindari percakapan yang tidak seharusnya.

Rosemita mengangguk. Melihat itu Kumala tersenyum kemudian segera menerapkan tutorial hijab yang sederhana untuk sahabatnya itu. Gerakan lincah tangannya sempat terhenti saat ia dapati mata Rosemita mulai berkaca-kaca.

"Hari bahagia menanti, Dear, tersenyumlah!" Ujar Kumala dengan semangat.

Rosemita membisu, namun bunyi klakson membuat Kumala memiliki topik dialog yang lain.

"Saatnya berangkat!" Segera Kumala mendorong kursi roda Rosemita, membawanya menuju ruang tamu.

Di ruang tamu, Ibu sudah berbincang dengan Diarga dan Pakdhe Mahmud. Mereka bertiga menyambut kedatangan Kumala dan rosemita. Diarga segera mengambil alih kursi roda Rosemita dan membawanya menghampiri mobil.

Dengan bantuan Pak Mahmud dan Ibu, kini Rosemita sudah duduk di kursi tengah mobil. Kumala juga mengikuti setelah dia sukses menempatkan koper-kopernya ke bagasi. Bagian terakhir adalah berpamitan dengan Ibu, kemudian mereka melesat menuju bandara.

Ibu Kumala memilih tidak ikut sebab ia sudah janji akan menjadi tuan rumah reuni teman SMA nya, Pak Mahmud juga hanya sebatas mengantar ke bandara setelah itu akan kembali dan mendapat tugas dari majikannya untuk menjaga Ibu.

Dalam perjalanan ke bandara, ponsel Diarga berbunyi.

"Happy holiday, Rus!" Seru Diarga setelah menjawab salam.

Seketika Rosemita dan Kumala tahu siapa penelponnya.

"Dimana sekarang?" Tanya Fairus.

"Aku on the way mengunjungi Oma."

"Salam ke Oma, Ga!"

"Siap, insyaallah!"

Sesaat setelah percakapan telepon itu selesai, ganti ponsel Kumala yang berdering. Dari Hayati.

"Semoga pernikahan kalian berkah, Ti dan bahagia selalu!" Kata Kumala.

Lagi-lagi rasa di hati Rosemita bercampur-aduk. Diarga sepertinya masih merasa aneh mendengar nama Hayati, namun sudah banyak berkurang dari sebelumnya.

Kunang-Kunang SederhanaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang