Bagian 41

108 12 0
                                    


Dibalik ketegaran mungkin ada kerapuhan yang tidak penah diungkapkan, namun kondisi ini akan lebih baik untuk sebuah kebersamaan.

Weekend berikutnya adalah hari terindah untuk Rosemita. Tentu saja, Diarga telah menyiapkan keberangkatannya ke rumah Oma. Sesuai permintaan Oma, Kumala dan ibunya dibawa turut serta. Pak Mahmud juga ikut. Suasana ramai tidak berhenti sampai disini, Fairus dan Hayati juga ikut. Rosemita yang memaksa Hayati datang, dan Fairus tidak bisa menolak keinginan istrinya.

Ibu dan Pak Mahmud bersikap seperti selayaknya, meski ada kecanggungan yang tidak bisa dielakkan. Diarga dan Kumala sama-sama mencoba menerima keputusan itu dengan lapang dada, meski masih menyimpan harapan untuk kebersamaan mereka sebagai suami istri. Mungkin sedikit harapan itu yang membuat Diarga tidak mempercepat proses perceraian mereka secara hukum.

Baiklah, lupakan sejenak tentang kisah hati dua manusia yang telah sepuh itu. Mari kita lihat kisah hati yang sangat ranum, kisah Rosemita yang akan segera menjadi seorang istri.

Musim hujan baru di mulai, sepanjang perjalanan mereka bersama hujan. Bahkan sesampainya mereka di rumah Oma, hujan masih turun dnegan deras.

"Ga, apa tidak lebih baik kami di hotel saja!" Fairus mulai bersuara.

"Rumah lengang, Rus. Lebih banyak yang memilih di hotel biar tidak ribet, dan mereka rata-rata baru datang besok" Jawab Diarga.

"Kecuali kalau kalian mau honeymoon lagi," Tambah Diarga diakhiri tawa.

Fairus lansung memukul bahu Diarga.

Semua tertawa mendengar dua sahabat itu beradu, kecuali Hayati yang hanya tersenyum setengah terpaksa.

"Ayo, turun!" Ajak Diarga.

Mobil ukuran besar yang menjemput mereka di bandara akhirnya kosong, penumpangnya satu per satu turun. Di ruang tamu, Oma dan Rosemita sudah menyambut dengan hangat. Apalagi Ibu dan Oma yang baru saja bertmu seperti ada kehangatan ibu dan anak yang tidak terartikan.

Kumala merengkuh tubuh Rosemita yang dia lihat sudah bisa berdiri meski masih menggunakan tongkat. Mereka pun melepas rindu. Diiringi Hayati yang juga mendapat pelukan hangat dari Rosemita.

"Jadi ini Hayati?" Tanya Oma membuat suasana menjadi tegang. Hayati sedikit canggung karenanya. Diarga mengusap peluhnya yang tiba-tiba ada, Kumala menunduk tidak sanggup membayangkan apa adegan selanjutnya. Rosemita kelabakan sendiri, dan Fairus, dia seperti penjahat yang tertangkap basah kesalahannya.

Ibu dan Pak Mahmud yang tidak tahu apa-apa akhirnya menyahut, "Ini Hayati, istrinya Fairus."

Ketegangan memuncak saat Oma menatap Hayati lekat usai Ibu memberi penjelasan.

"Cantik," Ujar Oma.

Wusshhh!! Bak ada angin sepoi, semua menghela napas lega.

"Fairus, pintar memilih istri! Semoga kalian bahagia selalu!" Doa Oma.

Fairus langsung memeluk Oma dengan hangat, bahkan dia menangis seperti anak kecil.

"Kangen Oma!" Ucap fairus sambil menangis.

Oma mengusap punggung Fairus dengan hangat. Hayati tidak curiga apapun, dia sempat mendapat keterangan dari suaminya tentang kedekatannya dengan Oma karena beberapa kali Diarga mengajaknya menginap di rumah Oma.

"Kak Kumala!"

Semua terkejut saat suara Cilla menggelegar, dia segera berlari menuruni anak tangga dan menghempaskan tubuh mungilnya ke Kumala. Kumala menggendongnya dengan gemas. Dia memperkenalkan Cilla ke semuanya. Dan semua perhatian kini pada Cilla.

Kunang-Kunang SederhanaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang