#20

1.5K 49 0
                                    

Rey kembali ke kelas dengan muka kusut.  Kejadian di lapangan tadi membuat rey harus mati-matian menahan emosinya.

Rey duduk di kursinya dan langsung menenggelamkan kepalanya di kedua tangannya yang terlipat di atas meja.

"nih minum." ucap sofia yang sudah ikut duduk di samping rey.

Rey mengangkat kepalanya dan langsung menyambar botol air minum yang disodorkan sofia kepadanya. "thanks." ucap rey.

Rey langsung meneguk air di dalam botol itu hingga habis. Kejadian tadi membuat tenggorokannya kering karena terlalu banyak berteriak.

"lo gakpapa? " tanya sofia khawatir.

"gakpapa kok. " ucap rey sambil tersenyum.

"seriusan?" tanya sofia masih khawatir.

"iya sof. Dua-rius malah." ucap rey.

"syukurlah... " ucap sofia sambil menghela nafas.

-

Disisi lain rehan yang di tinggalkan rey menatap tajam anak-anak yang masih mengerubunginya.

"Bubar!" ucap rehan memerintah. Seketika lapangan basket itu langsung kosong karena anak-anak berlarian pergi dari sana.

Taufiq, Tama, dan Cio mendekati sahabat mereka dengan perlahan.

"lo gakpapa? " ucap Tama basa-basi.

"gakpapa apanya? Rehan dah berusaha buat rey gak betah hidup di sekolah ini. Dengan cara nyiksa dia secara fisik. Dan lain-lain. Tapi dia masih aja tetap santai. Seakan gak terjadi apa-apa. Padahal yang kemarin itu udah yang paling parah sampai rehan bikin kepala dia bocor. Tapi dia masih gak ada niatan mau balas dendam atau apapun itu? Yang lebih parah dia gak nunjukin reaksi seakan terganggu." ucap Cio panjang lebar.

"iya juga sih? Tapi dulu juga ada anak yang kayak rey tapi belum sebulan dia udah bunuh diri dengan cara lompat dari atas gedung sekolah. " ucap Taufiq santai.

"dulu juga ada anak yang langsung pindah sekolah kan? Karena gak tahan digangguin sama kita." ucap tama.

"tapi menurut gue, rey gak mungkin kayak gitu. Buat dia merasa terganggu aja kita gak bisa sama sekali. Dia pandai banget ngendaliin emosi sama ekspresinya." ucap Cio .

"emang kita sebenarnya mau apain si rey sih?  Katanya mau nyelidikin dia. Tapi kalau kayak gini kita kayak mau ngusir dia dari sekolah ini." ucap Taufiq polos.

"aduuhhh..  Lo ini gimana sih? Lo lupa ya?  Setiap orang yang berani ngelawan salah satu dari kita di sekolah ini. Maka kita bakal bikin hidup orang itu gak tenang. Dan soal nyelidikin si rey. Kita udah dapat semua informasi tentang dia lusa kemaren. Pas rehan ngajak rey makan sambil nganterin rey pulang. Rehan diam-diam ngambil handphone rey dan nyalin semua datanya ke handphone rehan. Mulai dari sms, chat, akun, email, segalanya udah di salin. Jadi infonya dah kita dapatin lengkap." ucap tama menjelaskan secara detail.

"owghhh gitu..?  Terus sekarang tugas fina, adel, sama tiara apa?" tanya Taufiq.

"mereka udah gagal ngejalanin tugas. Dan seharusnya mereka udah kembali ke sekolah mereka masing-masing. Tapi ntah kenapa kayaknya mereka betah banget disini." ucap Rehan yang akhirnya buka suara.

"terus kemarin kok gue gak dikasih tau kalau semua info rey dah kita dapatin?" ucap Taufiq.

"udah di kirim ke grup WA semua informasinya. Emangnya lo gak baca?"

"gue lagi gak ada paket internet ." ucap Taufiq sambil nyengir.
"coba sekarang kalian jelasin apa aja info yang kalian dapat.?" lanjut Taufiq.

"nanti aja gue jelasin di kantin." ucap rehan.

"eh?  Seriusan nih mau ke kantin?  Bentar lagi kan masuk? " ucap tama.

"ya gakpapa lah. Gak ada guru yang berani marah sama kita kok." ucap Cio.

"iya juga sih..  yaudah, yok ayoookk kitaa cap-cus ke kantin." ucap Tama .

"Alay lo! " ucap rehan, Taufiq, dan Cio berbarengan.

Tama yang teriaki seperti itu hanya nyengir ke arah mereka.
.
.
.
Maaf typo bertebaran.

Maaf juga kalau ada yang mikir ini cerita makin ngawur. Makin kemana-mana. Author punya alur tersendiri buat cerita ini. Jadi jangan khawatir.

Jangan lupa tekan bintang dan coment yaa..

Devil's - (COMPLETED)✅✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang