Rey berangkat ke sekolah dengan malas. Dia sudah bisa menebak bahwa hari ini akan menjadi hari terberat di hidupnya.
Sofia sudah menunggunya di sekolah sejak tadi. Sekarang sudah pukul 07.15 dan rey masih berada sekitar 1 km dari sekolah. Dan kalian tahu lah, bahwa rey berjalan kaki ke sekolah.
Trrrttttt... Trrrrtttt...
Rey mengangkat dengan malas ponsnya yang bergetar sejak tadi.
"REY! LO DIMANA? LO KATA INI DAH JAM BERAPA??"
Rey menutup telinganya mendengar teriakan dari seberang sana.
"lo mau bikin gue budek apa?" ucap rey dingin.
"gue gak akan teriak-teriak gini kalo lo gak telatt.. Liat dah jam berapa sekarang? Nih yaa.. Gue ingatin. Sekolah kita itu masuk Jam 7." ucap sofia gregetan.
"iya iya gue tau. Gakpapa lah sekali-kali berangkat siang." ucap rey santai.
-
Tepat pukul 07.30 rey tiba di depan pintu kelasnya. Rey mengernyit bingung melihat suasana kelas yang ramai.
"lo beruntung karena pak Rizal hari ini gak masuk. Jadi jam pertama kita free. Lo beruntung banget bisa lolos dari guru killer itu." ucap sofia menyambut kedatangan rey.
Jika kalian bertanya. Bagaimana Rey bisa lolos dari satpam yang menjaga gerbang?. Rey menyogok satpam itu dengan sepuluh lembar uang seratus ribu. Dan langsung saja satpam itu membukakan gerbang. Siapa sih yang akan menolak uang segitu banyak hanya untuk membuka gerbang?.
Rey mengangguk-anggukkan kepalanya, paham mendengar perkataan sofia.
Tiba-tiba kelas riuh seketika karena ada guru yang memasuki kelas. Semua anak langsung duduk diam ditempatnya masing-masing.
Pak andi membawa seorang perempuan bersamanya.Kelihatannya dia murid baru?.
'WHAT THE.... FUCK!? Ngapain tu nenek sihir masuk kelas gue?' batin rey geram ketika menyadari siapa perempuan yang bersama pak Andi.
"Baiklah anak-anak. Mulai hari ini. Kalian akan mendapatkan teman baru. Silahkan perkenalkan dirimu." ucap pak andi menyuruh zahra memperkenalkan dirinya.
"perkenalkan, nama saya Zahra Yulia Zoya. Saya pindahan dari SMA Nusantara." ucap zahra sambil tersenyum manis.
'Cihh! Jijik gue liat senyum busuk lo.'
'liat aja kak, nanti gue bakal bikin lo gak bisa tersenyum lagi'
'tunggu tanggal mainnya aja' --
Triiinnnnggggg!!!
"kantin yok rey" ucap sofia dengan semangat 45 nya.
"lo gak liat apa temen lo lemes gitu?" ucap taufan yang tiba-tiba berdiri disamping sofia.
"eh iya ya? Lo kenapa rey? Kok lemes gitu? Lo sakit?" ucap sofia panik.
Taufan hanya geleng-geleng kepala melihat tingkah sofia.
"lo mau gue bawain obat dari uks?" ucap taufan sambil memegang bahu rey.
Rey hanya menggeleng lemah sebagai jawaban. Ntah kenapa badannya lemas sekali hari ini. Tapi dia rasa, Dia tidak perlu meminum obat apapun.
"ehm. Rey, lo di panggil rehan ke ruang osis." ucap Taufiq yang tiba-tiba saja sudah berdiri di depan pintu kelas rey.
"iya. Bentar lagi Gue kesana" ucap rey lemah.
Taufiq mengangguk mendengar jawaban rey dan langsung pergi dari sana.
Ntah kenapa, mendengar nama rehan kepala rey jadi semakin pusing. Rehan, rehan, rehan. Ntah apalagi yang akan dilakukan anak itu untuk menganggu rey.
"gue pergi dulu ya sof," ucap rey bangkit dari kursinya.
"gue ikut." ucap sofia.
"gak usah, lo ke kantin aja, beliin gue makanan, nanti balik dari sana gue bisa langsung makan. Kayaknya gue lemes karena belum sarapan."
"aduhh rey. Makanya sebelum ke sekolah tu sarapan dulu. Liat tu badan lo lemes banget. Udah berangkatnya lambat, gak sempat sarapan pula? Lo bangun pagi jam berapa emangnya?" ucap sofia udah kayak emak-emak yang lagi nasehatin anaknya.
"iya makk" ucap rey langsung lari dari hadapan sofia. Rey tersenyum geli mendengar sofia yang mencak-mencak di belakangnya.
-
"permisi" ucap rey sambil memasuki ruangan osis.
"hmm"
"ada apa manggil gue?" ucap rey to the point.
"gue cuma mau nyuruh lo ngambil seragam osis. Itu lo ambil aja di lemari. Lo pilih aja yang ukurannya sesuai badan lo." ucap rehan tanpa mengalihkan perhatiannya dari ponsel.
"owghh.. Oke. " ucap rey singkat.
Rey melangkahkan kakinya kedepan lemari. Ketika Rey sedang memilih-milih ukurannya.
Tanpa rey sadari, rehan sudah berdiri dibelakangnya, tak lupa dengan seringainya.
Tubuh rey menegang ketika merasakan ada yang meniup tengkuknya.
"rehan. Lo jangan jahil lah. Gue lagi males ngeladenin lo." ucap rey sambil memutar bola matanya.
"yaudah, kalau gitu gak usah diladenin. Tinggal nikmati aja. Gak susah kan?"
Rey seketika merinding mendengar perkataan rehan. 'Nikmati?' maksudnya apa coba!?.
Rey tidak tahan untuk tidak berbalik. Ia memandang rehan yang tengah tersenyum kepadanya.
"maksud lo apa?" rey mengutuk suaranya yang bergetar.
Rehan menyeringai mendengar nada suara rey."menurut lo?"
"gue serius." ucap rey dingin.
"yaa.. Lo kan dah besar, dah tau donk maksud gue nikmati apa?" ucap rehan sambil maju selangkah mendekat ke arah rey.
Jarak mereka sekarang tinggal satu jengkal. Dan rey enggan untuk mundur. Ia harus tampak berani agar rehan tak berani main-main lagi dengannya.
"lo Jangan macam-macam." ucap rey ketika melihat tangan rehan yang terangkat.
Rey menepis tangan rehan yang dengan lancangnya mengelus pipi rey.
"lo itu mau apa sih? Lo udah gila ya!? " bentak rey.
"iya. Gue gila karena lo." ucap rehan sambil memajukan kepalanya.
Plakkk!
"SETAN LO!" bentak rey kasar setelah tangannya berhasil menampar rehan.
Rey berlari keluar dari ruangan osis dan berakhir di kelasnya. Ia duduk dan langsung menelungkupkan kepalanya.
-
Disisi lain, rehan masih memegangi pipinya yang panas akibat tamparan rey.
"gue belum ngapa-ngapain aja. Udah di tampar kayak gini." ucap rehan pelan.
"tapi gakpapa. Gue puas lihat muka ketakutan dia. Lucu banget sumpah. Haha." ucap rehan sambil tertawa.
-
.
.
.
.
.
Maaf banyak typo 🙏Jangan lupa tekan bintang dan coment ya guys..
See you 😊
KAMU SEDANG MEMBACA
Devil's - (COMPLETED)✅✔
Teen FictionBELUM DIREVISI!! - Bagaimana jika seorang cewek yang berhati iblis dipertemukan dengan lelaki yang juga berhati iblis ? - Note: VOTE DAN COMENT!! ~ NO SILENT READERS!! ~ NO PLAGIAT!! ~ (SAYA TAHU KARYA SAYA TIDAK BEGITU BAGUS, TAPI INI MURNI HASIL...