#23

1.4K 56 2
                                    

'Brakk!

Keempat orang di dalam ruangan itu, langsung mengalihkan perhatian mereka ke arah cewek yang baru saja membuka pintu dengan kasar dan masuk tanpa permisi.

Orang itu tidak lain adalah rey. Ia menatap tajam ke arah zahra yang hendak mencium tangan pamannya tapi terhenti karena kedatangannya.

Rey berjalan cepat ke arah pamannya dan menepis tangan zahra dari genggaman pamannya.

Zahra menatap rey tak suka. Ia mengepalkan tangannya kuat. Rey tersenyum sinis melihat hal itu.

"sayang" panggil reindra lembut kearah rey.

Rey hanya menatap Reindra datar tanpa ada niatan untuk menjawab.

Reindra hanya tersenyum pedih melihat putrinya yang semakin jauh darinya. Rey seakan membentangkan jurang tak terlihat diantara mereka.

Rey menatap pamannya tajam," paman kok mau sih deket-deket sama dia." ucap rey ke arah pamannya, sambil menodongkan telunjuknya ke arah zahra.

"kan dia kakak kamu sayang.  Dia cuma mau salaman sama paman aja kok." ucap Andrian lembut. Andrian adalah paman rey yang paling dekat dengan rey dan Ravan.

Rey memajukan bibirnya beberapa senti dan menggembungkan pipinya, pertanda bahwa dia sedang kesal dengan pamannya.

Andrian yang melihat itu hanya tersenyum geli. Keponakannya ini memang sangat manja padanya.

"dia bukan kakaknya rey." ucap rey tegas ke arah pamannya.

"kamu gk boleh gitu rey. Zahra itu kakakmu." ucap William ke arah rey.

Rey menatap sinis ke arah ayahnya. Biarlah dia di bilang anak durhaka. Dia sudah terlanjur kecewa dengan orang tuanya yang selalu membela zahra daripada dirinya.

Andrian tersenyum kearah rey. Daripada orang tuanya, Andrian lah yang lebih mengenal rey. Rey lebih sering menghabiskan waktu bersamanya sewaktu kecil. Dulu ketika orang tua rey terlalu sibuk mengurusi bisnis mereka. Andrian lah yang menjaga rey. Baru dari setahun yang lalu orang tuanya tidak terlalu sibuk dengan bisnis Mereka lagi. Dan rey sangat senang dengan kehangatan keluarga yang baru di dapatkannya. Tapi sekarang, malah ada orang lain yang harus berbagi kasih sayang dengannya. Dan tentu saja rey belum bisa menerima hal itu dengan mudah. Andrian mengerti hal itu.

Berbeda dengan Ravan. Jika rey selalu di jaga oleh pamannya. Sewaktu  ravan masih kecil Dia tidak bisa jauh dari mom nya. Sehingga ravan ikut bersama orang tuanya yang berbisnis dan membuat dia sangat sering berpindah-pindah sekolah.

Andrian menatap rey. "sayang kok kamu gak pernah bilang ke paman sih kalau kamu sekolah disini." ucap Andrian lembut.

"rey males aja. Takut paman kasih tau mereka nantinya." ucap rey sambil mengarahkan dagunya kearah orang tuanya. 

Rey sadar bahwa dirinya sudah bersikap kurang ajar. Tapi mau bagaimana lagi?  Sekarang dirinya harus berpura-pura seperti ini. Walaupun dia sangat menyayangi orang tuanya. Tapi rasa kecewanya lebih besar.
"tapi, walaupun rey gak kasih tau paman, ternyata mereka bisa tau sendiri." lanjut rey.

"paman, jadi gimana? Aku bisa mulai sekolahnya kapan? Hari ini bisa ya?" ucap zahra yang tiba-tiba menyalip pembicaraan rey dengan Andrian.

Rey menatap zahra sinis."lo mau ke sekolah atau mau ke club malam?  Dandanan udah kayak tante-tante girang gitu malah berani datang ke sekolah elite kayak gini. Bisa turun derajat ni sekolah gara-gara lo." ucap rey santai tapi menusuk.

Rey lega bisa mengeluarkan unek-uneknya yang dia tahan dari tadi. Rey bisa menebak apa yang akan terjadi setelah ini.

"Rey! Jaga ucapanmu. Dia itu kakakmu." ucap William tegas.

Rey tersenyum miring mendengar suara ayahnya yang memenuhi ruangan. Tebakannya tepat. Ayahnya akan marah dengan ucapannya barusan.

"Ucapan rey bener juga. Kamu kok dandanannya kayak gitu zahra?  Kenapa gak langsung pakai seragam?" ucap Andrian sambil terkekeh kecil. Ia tidak terpengaruh sama sekali dengan suara tegas kakaknya, William.

Zahra yang merasa di permalukan menatap rey tajam. Seakan ia mau memusnahkan rey dari dunia ini.

Tapi rey malah tersenyum geli melihat hal itu. Rey puas dengan reaksi zahra.

"gue tu habis ini mau pergi ke mall dulu. Makanya pakai baju kayak gini. Gue belum punya seragam. Kalau bisa masuk hari ini ya gue beli seragam dulu di mall terus langsung kesini lagi." ucap zahra alibi.

"lo itu kampungan atau apa?  Jelas-jelas seragam bisa dibeli di koperasi sekolah. Beserta buku dan alat-alat tulisnya. Baru pertama kali ya masuk ke sekolah elite? " ucap rey santai .
Sebenarnya rey bukanlah orang yang suka menghina orang lain. Tapi itu pengecualian untuk zahra.

Andrian yang mendengar ucapan rey hampir saja menyemburkan tawanya. Dia merasa geli mendengar ucapan rey yang terlalu terang-terangan.

Zahra yang sudah dipermalukan seperti itu, sudah tidak bisa berkutik lagi. Dia hanya diam sambil menatap rey kesal.

'aku tidak akan mengusirmu dari kehidupanku. Aku hanya akan membuatmu tersiksa sehingga kau akan pergi dengan sendirinya'

-

.
.
.
.

Maaf banyak typo.🙏
Maklum author masih penulis amatir 😅.

Jangan lupa coment dan tekan bintang ya guys..  Hargai karya penulis. Tekan bintang gak susah kok..  Gak bayar juga. 😁

Devil's - (COMPLETED)✅✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang