#28

1.5K 59 2
                                    

"Lo bisa gak jauh-jauh dari gue! Gue risih tau. Lebih baik lo kayak dulu aja gakpapa.  Gue lebih suka itu!  Daripada lo terus berada disekitar gue dan ngebuat hidup gue makin gk nyaman!"

"itu memang rencana gue buat hidup lo gak nyaman. Lo bakalan nyaman kalau lo segera pergi dari sekolah ini."

Rey menatap rehan dengan pandangan tak percaya. Apa katanya? Jadi selama ini rehan berusaha buat rey gak betah disekolah ini dan segera pergi? Ohh..  No way! Kalau rey keluar dari sekolah ini. Berarti rey kalah. Dan dalam kamusnya, tidak ada kata KALAH.

Rey menatap rehan tajam,"sampai kapanpun gue gak akan keluar. Dan mari kita lihat, seberapa jauh usaha yang bisa lo lakuin untuk buat gue pergi dari sekolah ini." ucap rey sinis.

"oke. Kita liat sejauh mana lo bakal tahan." ucap rehan dengan nada meremehkan lalu pergi dari sana.

Setelah rehan hilang dari pandangannya. Rey langsung melanjutkan langkahnya menuju kelas.

"lo habis darimana?" ucap sofia ketika melihat rey berjalan masuk kedalam kelas.

"rapat osis." ucap rey kalem

"tentang?"

"ulang tahun sekolah."

"owghhh..  Pasti lo bakal sibuk banget nanti. Terus gue mainnya sama siapa donk?" ucap sofia sedih.

"Gue tetap main sama lo. Karena lo mulai sekarang udah jadi wakil sekretaris osis." ucap rey sambil merangkul sofia.

"what?!"

"tadi gue udah nyaranin lo ke pak Bimantoro untuk dipertimbangkan jadi wakil gue. Dan pak Bimantoro setuju." ucap rey sambil tersenyum lebar.

"tapi wakil sekretaris yang lama kemana?" ucap sofia sambil menatap rey curiga.

"gue bunuh" ucap rey kalem

"what!?  Lo GILA!" ucap sofia kaget.

"wess.. Selow aja beb. Gue bercanda. Wakil Sekretaris yang lama ngundurin diri karena katanya gak betah berpasangan sama gue." ucap rey sambil tersenyum miris.

Sofia mengeryit bingung mendengar perkataan Rey, "kenapa gak betah?"

"lo sendiri tau kan sof. Sebagian besar murid disekolah ini pada gak suka sama gue. Selain karena gue yang punya masalah sama ketos. Mereka juga sering nyebar gosip yang gak bener tentang gue. Jadi ya gitu deh" ucap rey sambil tersenyum masam.

"owghh jadi gitu..  Berarti sekarang gue udah bisa mulai bantu lo?" ucap sofia semangat.

"iya." ucap rey cuek.

"anjay, lo ngak usah mulai deh cueknya." ucap sofia menatap rey malas.

"bodo amat. Gue gak mood. Liat tu, siapa yang mau hampirin meja kita."ucap rey sambil mengarahkan dagunya ke segerombolan cewek yang baru masuk ke kelas mereka.

"alah, masa mood lo jadi buruk cuma gara-gara liat cabe-cabean kayak mereka. Gak banget tau." ucap sofia sakartis sambil mengencangkan volume suaranya dengan sengaja.

Segerombolan cewek itu berhenti tepat didepan meja sofia dan rey.

"Siapa yang lo bilang cabe!?" bentak Zahra.

"ya kalian lah. Siapa lagi." ucap sofia santai sambil sibuk melihat ponselnya.

"lo jangan berani cari masalah sama gue!" ucap zahra lebih kencang membuat seluruh pandangan dikelas tertuju kepadanya.

"emang lo siapa?" ucap rey santai.

"gue, keponakan kesayangan dari pemilik sekolah ini."  ucap zahra sambil membuaungkan dadanya.

'Dasar gak tau malu' batin rey sinis.

"O aja ya kan" ucap sofia cuek.

"yoii" ucap rey menyetujui perkataan sofia.

Zahra yang geram dengan tingkah rey dan sofia langsung menggebrak meja dan menarik rambut sofia dengan keras.

Sofia menatap datar kearah zahra yang tengah memperkuat tarikannya. Ia menendang perut zahra sekuat tenaga hingga zahra terjungkal kebelakang dan melepaskan tarikannya terhadap rambut sofia.

Rey yang melihat kejadian itu hanya tersenyum miring. Rasanya rey ingin tertawa tapi rey menelan tawanya ketika ada guru yang memasuki kelas.

"Rey. Sofia. Zahra. Masuk ke ruang BK sekarang!" teriak guru tersebut.

-----

"Guys.. Gue suka sama rey."

"what!?"

"Gila!"

"gue gak kaget sih." ucap cio kalem sambil menguyah keripik kentangnya.

"lo kok gak kaget sih." ucap Taufiq gak santai.

"ya gue udah nebak aja." ucap cio cuek.

"lo serius? Suka sama rey?" ucap tama mendekatkan duduknya ke arah rehan.

Taufiq pun sekarang sudah duduk didepan rehan untuk mendengar lebih jelas. Tak lupa cio yang juga ikut naik ke atas kasur tempat teman-temannya berkumpul.

"iyaa, gue juga baru sadar kalau gue suka dia. Gue tertarik gitu liat sifat dia, gue juga suka liat dia marah-marah, dia beda sama cewek lain. Dan tadi, pas dia nyuruh gue jauh-jauh dari dia, dan dia bilang kalau dia tuh risih di dekat gue, hati gue sakit gitu dengernya, padahal kan seharusnya biasa aja. Lagipula tujuan gue emang gitu, bikin dia risih supaya dia pergi dari sekolah ini. Tapi kok malah gue sedih pas tau dia selalu risih deket gue." ucap rehan sambil menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.

Jujur, rehan bingung dengan keadaannya saat ini. Ini benar-benar diluar rencananya. Awalnya hanya bercanda, iseng ngejahilin supaya rey cepat-cepat keluar dari sekolah. Tapi sekarang? Rencananya malah melenceng dari jalur. Rehan menyukai rey??  Apa kata dunia bro!  Rehan yang notabenenya cowok yang gak berperasaan malah menyukai musuhnya sendiri?

.
.
.
Sorry banyak typo..

Maaf guys kalau menurut kalian part ini mengecewakan karena feelnya gak dapat..  Author lagi badmood soalnya. Maaf bgt ya guys 😢😞

Jangan lupa coment yang banyak dan tekan bintangnyaaa!!  😊

Devil's - (COMPLETED)✅✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang