Bell pulang sudah berbunyi sejak lima belas menit yang lalu, tapi rey masih betah di kelas sambil memainkan ponselnya.
Sofia sudah pergi sejak tadi karena dia harus segera menjemput kakaknya di bandara. Rey hanya tau sedikit tentang kakak sofia itu. Kakak sofia kuliah di New York sejak 4 tahun yang lalu. Dan seminggu lalu adalah hari kelulusannya.
'kakak gue ganteng lho rey. Kalau dia belum punya pacar, ntar gue jodohin lo sama dia, lumayanlah lo bisa jadi kakak ipar gue. Hihihi'
Rey bergidik ngeri ketika perkataan sofia beberapa menit yang lalu terngiang dikepalanya. Enak saja main jodoh jodohin.
"Lo ngapain kesini!?" ucap rey kaget ketika mendapati rehan yang sudah ada didepan mejanya.
"gue cuma anterin ini" ucap rehan sambil meletakkan kantung hitam diatas meja rey.
"ini apa?"
"seragam osis"
Rey baru ingat ketika dia kembali ke kelas tadi, dia lupa membawa seragam yang seharusnya ia ambil tadi.
"Thanks." ucap rey singkat.
Rey mati-matian menahan detak jantungnya yang berdegub kencang karena ditatap intens oleh rehan. Apalagi ketika rey tidak sengaja mengingat kejadian diruang osis tadi pagi.
"lo gak mau pulang?" ucap rey dengan hati-hati. Rey tidak ingin mencari masalah dengan rehan. Kejadian diruang osis tadi membuat kakinya lemas ketika berhadapan dengan rehan. Rey TAKUT.
MEMALUKAN! Seorang Reynata Ayyara Zoya takut kepada musuhnya sendiri? Dimana sisi dirinya yang pemberani sebagai ketua gangster?
Rey bahkan tidak mengerti seluruh keberaniannya meluap kemana. Bahkan sekarang untuk mengangkat kepalanya dan membalas tatapan rehan pun ia tak berani.
"kenapa nunduk?" ucap rehan lembut. (ingat ya, rehan pura-pura baik, jadi readers jangan baper dulu:v)
"gak kenapa-kenapa. Sana pulang! Ngapain lo lama-lama disini." ucap rey ketika sudah berhasil mengumpulkan semua keberaniannya.
"gue nunggu lo."
"nunggu gue?" ucap rey sambil menunjuk dirinya sendiri.
"iya."
Rey menatap rehan dengan pandangan bingung."buat apa?" tanya rey pada akhirnya.
"mau antar lo pulang." ucap rehan santai.
"WHAT!!?"
Mulut rey sukses menganga lebar mendengar perkataan rehan barusan.
"ayok." ucap rehan sambil menarik pergelangan tangan rey.
Rehan menyeret rey menuju parkiran, sepanjang jalan banyak mata yang menatap mereka tak percaya. Rey mencak-mencak dalam hati melihat keadaan sekolah yang masih cukup ramai walaupun jam sekolah telah usai beberapa menit yang lalu.
Kalian jangan berpikir kalau rey akan diam saja ditarik oleh rehan. Rey sudah melawan dari tadi, tapi kekuatan rehan jauh lebih besar darinya. Kenapa rey tidak melawan menggunakan kemampuan bela dirinya? Gimana rey bisa melawan kalau degub jantungnya sukses membuyarkan konsentrasinya.
Rey tidak mengerti, ketika rehan menggenggam tangannya seketika ada sensasi aneh yang menjalar dihatinya. Lalu diikuti debaran jantungnya yang tidak beraturan. Mungkin rey terlalu takut kepada rehan. Atau mungkin itu karena hal lain yang tidak rey mengerti?
Sesampai diparkiran, rehan langsung menyuruh rey naik keatas motornya. Perjalanan kerumah rey terasa sangat membosankan karena tidak ada salah satu pun dari mereka yang membuka suara.
"rumah lo disini?" ucap rehan ketika rey menyuruhnya berhenti didepan sebuah kontrakan.
"iya, ini rumah gue."
"bukannya lo putri dari Mr.William?" ucap rehan sambil menyebutkan nama ayah rey. Sebenarnya rehan sudah tau semua tentang rey. Tapi dia penasaran juga sama jawaban rey jika ditanya seperti itu.
"itu dulu." ucap rey dingin. "gue masuk dulu." lanjut rey langsung meninggalkan rehan yang masih berdiri didepan kontrakannya.
"buat apa gue sopan sama dia. Toh dia juga yang maksa buat nganterin pulang. Jadi gue rasa gue gak perlu nawarin dia masuk." bisik rey pelan ketika dia sudah menutup pintu kontrakannya.
----
"kamu harus pulang! Sepupu kamu bilang ke daddy kalau dia ngeliat kamu ikut balapan kemarin malam. Kamu mau nyoba jadi anak nakal ya!?"
"apapun yang aku lakuin, itu udah bukan urusan daddy."
"dasar anak kurang ajar! Ikut daddy pulang ke mansion sekarang. Kamu daddy biarin hidup diluar sebagai hukuman, seharusnya selama ini kamu renungin kesalahan kamu. Bukan malah senang-senang!"
"AKU GAK MAU PULANG!"
Rey berlari keluar dari kontrakannya dan langsung menyetop taksi yang kebetulan lewat. Ia menyuruh taksi itu melaju kearah mansionya.
Rey kaget ketika tiba-tiba ayahnya masuk ke kontrakannya tanpa mengetuk pintu dan langsung memarahinya.
Sorry yaa.. Rey gak akan balik ke mansion keluarganya dengan mudah sama seperti ketika ayahnya dengan mudah mengusirnya dulu. Rey tidak sudi menginjakkan kakinya disana sebelum hama yang ada disana dimusnahkan.
Rey mulai malam ini akan tidur dimansion pribadinya. Orang-orang ayahnya tidak mungkin bisa menemukan dia disini karena pengamanan yang sangat ketat.
-
"lo mau mau bawa gue kemana?"
"lo lupa kalau siang ini kita ada rapat? "
"ingat kok, tapi kenapa lo harus jemput gue ke kelas?"
"karena gue perhatian sama lo."
"anjirrr NAJIS!"
rey melangkah mendahului rehan yang tengah senyam-senyum dibelakangnya.
Sudah dua minggu sejak rey menjadi sekretaris osis, tingkah rehan semakin aneh di mata rey. Rehan jadi sering menggoda rey dan itu berhasil membuat emosi rey naik ke ubun-ubun.
Jujur, rey heran dengan tingkah rehan yang semakin hari semakin jadi. Dulu rehan mengganggunya dengan selalu menyakiti dan menjahatinya.
Mungkin dulu rey bisa diam dan menahan emosinya. Tapi sekarang rey tak bisa lagi menahan emosinya.
Rehan sekarang mengganggunya dengan cara selalu berada disekitar rey. Rey risih tentu saja. Tapi yang lebih menyebalkan, rehan setiap hari selalu membuatnya malu.
-
.
.
.
.
Sorry banyak typo..Aneh banget ya? Kok bab ini kayak kepotong gitu? Sebenarnya author lagi sakit, jadi gak bisa nulis banyak2. Padahal ide udh numpuk dalam kepala. Maaf yaa..
Jangan lupa TEKAN BINTANG dan tinggalkan COMENT!! 😘
KAMU SEDANG MEMBACA
Devil's - (COMPLETED)✅✔
Dla nastolatkówBELUM DIREVISI!! - Bagaimana jika seorang cewek yang berhati iblis dipertemukan dengan lelaki yang juga berhati iblis ? - Note: VOTE DAN COMENT!! ~ NO SILENT READERS!! ~ NO PLAGIAT!! ~ (SAYA TAHU KARYA SAYA TIDAK BEGITU BAGUS, TAPI INI MURNI HASIL...