#22

1.4K 47 0
                                    

Rey memperhatikan Bugatti silver itu dengan seksama. Menunggu apakah benar tebakannya bahwa ayahnya lah yang akan keluar dari sana.

Mata rey membulat ketika bukan hanya daddynya yang keluar dari sana. Tepatnya satu keluarga yang tampak bahagia . Disana ada ayahnya, ibunya , dan satu reptil liar yang perlu di hapuskan keberadaannya, siapa lagi kalau bukan zahra?

Dan untuk semua pengawal yang di bawa ayahnya, rey bisa menebak kalau itu adalah permintaan si nenek sihir, ntah sudah berapa banyak sebutan jelek yang sudah dia sematkan untuk kakak angkatnya itu, sebut saja rey adek durhaka. Tapi rey benar-benar tidak peduli.

Rey tau, ayahnya bukanlah orang yang suka menunjukkan hartanya di depan orang lain. Ayahnya lebih suka terlihat sederhana. Ntah racun apa yang sudah nenek sihir itu berikan kepada ayah rey, hingga mau menuruti permintaannya untuk membawa pengawal sebanyak itu.

Rey memasang ekspresi jijik melihat pakaian yang zahra pakai.  'Sebuah dress ungu selutut dengan dada rendah?  Memangnya dia mau kemana?  Dia kira ini club malam apa. Jelas-jelas ini sekolah woy! ' batin rey kesal, geram, sekaligus jijik melihat penampilan zahra.

Dan rey bertambah jijik melihat tatapan memuja para laki-laki yang ada di sekolahnya. Tentu saja rehan, Cio, Taufiq, dan tama tidak termasuk. Mereka malah menatap jijik ke arah zahra. Rey tersenyum melihat itu. Ntah kenapa,  hatinya senang melihat tatapan jijik rehan kepada zahra.

William dan Reindra mulai memasuki gedung sekolah bersama zahra yang berada di tengah mereka. Rey merasa iri melihat zahra, seharusnya dialah yang ada di posisi itu sekarang. Tapi rasa iri yang ada di hatinya hanya menyelip sebentar. Selanjutnya ia tersenyum sinis ke arah zahra.

"silahkan nikmati kesenangan sesaatmu, kakak"

-

Rey melangkah ke arah toilet dengan perlahan. Sekarang sudah jam istirahat dan rey memutuskan untuk menemui orang tuanya. Tentu saja rey sangat penasaran apa yang dilakukan orang tuanya di sekolahnya , tapi ketika di perjalanan rey terpaksa harus berbelok arah ke toilet terlebih dahulu karena panggilan alam yang mendadak.

Ketika rey keluar dari toilet, rey terkaget dengan sosok laki-laki yang baru saja keluar dari toilet pria.

"Ravan?" ucap rey lirih.

Laki-laki itu mengalihkan pandangan dari arah ponsel ketika merasa ada yang memanggil namanya.

"kakak?" ucap Ravan kaget.

Dengan cepat Ravan memasukkan ponselnya ke dalam saku dan berlari kecil menghampiri kakaknya. Tanpa aba-aba Ravan langsung memeluk rey dengan sangat erat.  Rey membalas pelukan adiknya tak kalah erat, sungguh rey sangat merindukan adiknya ini.

"Ravan kangen sama kakak" ucap ravan lirih. Terdengar suaranya yang bergetar seperti menahan tangis. Rey tersenyum, adeknya ini memang sangat menggemaskan.

Rey melepas pelukan mereka dengan perlahan. Dia menatap ke arah manik mata ravan yang berkaca-kaca. Terlihat genangan air mata yang hampir tumpah dari matanya itu.

"kakak juga kangen sama kamu" ucap rey sambil tersenyum.
"kamu kok bisa ada disini?" tanya rey penasaran.

"aku tadi ikut daddy sama sekali mom kesini. Emang kakak gak liat? "

"owghhh..  Liat kok tapi kakak kok gak liat kamu keluar dari mobil?" ucap rey heran.

"iya soalnya aku keluarnya tunggu orang dah sepi. Soalnya males aja di tatap kayak gitu sama orang ramai." ucap ravan.

Rey tersenyum mendengar perkataan ravan. Sifat ravan dan rey memang menurun dari ayahnya. Sifat selalu ingin terlihat sederhana dan tidak suka menunjukkan kekayaan atau derajat mereka.

"oh iya,  sekarang mom sama dad lagi dimana?  Kalian ngapain kesini?  Kok kamu gak ada ngasih info ke kakak sih kalau kalian mau kesini? " ucap rey bertubi-tubi.

"aduhh kak..  Nanya nya satu-satu donk..  Aku bingung bingung mau jawab yang mana dulu." ucap ravan gemas.

"ya tinggal jawab semuanya sekaligus." ucap rey santai.

Ravan menatap kesal ke arah kakaknya. Terkadang kakaknya ini memang menyebalkan, untung ravan sayang.

"sekarang mom sama daddy lagi ada di ruangan paman. aku udah mau kasih tau kakak semalam. Tapi hp kakak mati. Aku dh ngirim e mail tapi kakak gak baca. Terus kami kesini tu karena tiba-tiba zahra pengen pindah ke sekolah paman. Katanya di sekolah lamanya gurunya galak-galak. Dia gak suka. Jadi dia pengen pindah kesini supaya gak ada guru yang berani marah sama dia karena status dia adalah keponakannya paman." ucap ravan panjang lebar.

Rey melotot mendengar apa yang dikatakan ravan. 'Zahra akan pindah kesini? Ya tuhan!  Gue di kutuk sama siapa sih sampai ketiban sial berkali-kali.' batin rey frustrasi.

"alasannya gak masuk akal banget sih?  Masa sih mom sama daddy mau nerima alasan kayak gitu?" ucap rey emosi.

"kata mom sama daddy. Zahra bagus juga pindah kesini karena kak rey juga sekolah disini. Tentu saja daddy bisa tau dengan mudah kalau kakak diam-diam sekolah disini. Walaupun paman belum tau tapi daddy dah tau duluan. Kata daddy, mungkin kalian bisa akur kalau dalam satu sekolah yang sama." ucap Ravan hati-hati, ravan yakin, rey sekarang sedang mati-matian menahan emosinya.

'Braakk!!

Rey menendang tempat sampah yang ada di dekatnya. Tangannya terkepal kuat menahan emosi. Sedetik kemudian dia sudah berjalan cepat ke arah ruangan kapsek.

.
.
.
Sorry typo bertebaran.

Sengaja Double update hari ini. Soalnya kemaren dh lama banget kan ngak update? Semoga suka ya guys.

Jangan lupa tekan bintang dan coment..

Devil's - (COMPLETED)✅✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang