1. "Namaku Kevin."

3.7K 214 3
                                    

2007

Aku menangis di bawah pohon beringin, letaknya pada tanah lapang komplek rumahku. Aku ingat sekali, saat itu aku menerima kabar dari Ibu di Jakarta, katanya tidak jadi pulang besok.

Sebagai anak kecil, menurutku saat itu adalah suatu alasan yang wajar untuk menangis, ditambah aku tidak sabar bermain dengan boneka barbie baruku.

Tanah lapang ini sudah menjadi tempat bermain anak-anak komplek, bermain layangan, petak umpet, sodor, bola dan yang lainnya. Aku sudah biasa bermain ke sini dengan mengendarai sepeda kesayanganku, jaraknya hanya 40 meter dari rumah. Saat itu, Mbok Din, yang ikut membantu di rumahku, entah berada di mana sampai aku bisa lolos keluar rumah tanpa hambatan.

Aku menangis, layaknya anak kecil yang tidak mempedulikan sekitar. Sampai aku menyadari seseorang duduk di sebelahku, memakai baju berwarna biru sambil memeluk kakinya dan memperhatikanku. Entah berapa lama dia memperhatikanku saat itu.

Aku berhenti menangis, tiba-tiba aku malu karena dia memperhatikanku. Mataku tidak berhenti menatapnya. Untuk ukuran anak kecil, saat ini aku menganggap itu adalah hal aneh.

"Kenapa?" Tanyanya waktu itu dengan posisi yang sama. Aku ingin menjawab, teringat alasan yang ingin kukatakan, lalu badanku tergetar karena menahan tangisku.

Dia tampak bingung, namun perlahan dihapusnya air mataku. Akupun saat itu akhirnya bisa tenang, dan akhirnya kuceritakan padanya.

"Ah, lebih asyik main bulu tangkis." Jawabnya usai mendengar ceritaku. Aku ingat saat itu aku menoleh padanya, dan refleks berkata,"Ajarin, dong!"

Dia waktu itu dengan senang hati mengindahkan perkataanku. Sebelum memberikan raketnya padaku, dia sempat mengatakan,"Namaku Kevin."

Aku mengangguk, lalu cepat-cepat membalas perkenalan tidak langsung itu. "Namaku Sinta."

Dia mengangguk, lalu melanjutkan mengajariku bermain bulu tangkis. Dia hanya mengajariku service saat itu, tapi aku senang sekali, seketika boneka barbie tidak menarik untukku.

***

Itu adalah penggalan perkenalan awalku dengan Mas Kevin. Perkenalan secara tiba-tiba karena aku menangis, dan dia mencoba menghiburku.

Akan kuceritakan beberapa lagi yang masih kuingat dan membuatku tersenyum mengenai dia, kuharap dia juga tersenyum.

Mas KevinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang