8. Setelah Closing Asian Games

2.1K 189 2
                                    

Aku bersiap-siap untuk penutupan hari ini. Memakai kaos, celana panjang, sepatu dan tak lupa jaket untuk jaga-jaga. Terlalu kasual, ya?

Aku buru-buru memesan taksi online, sudah pasti GBK penuh dan macet. Demi iKon, Super Junior dan Mas Kevin.

***

Saat ini aku sedang mengantri untuk masuk GBK. Lalu kulihat HPku yang berbunyi, tak kusangka penelponnya Mas Kevin.

Iya, soalnya di LINE sudah ada namanya.

"Halo, mas?"
"Kamu dimana, Ta?"
"GBK mas. Ada apa?"
"Bareng, yuk."
"He?"
"Ayook!"

Seketika tanganku ditarik keluar antrian dan mendapatkan Mas Kevin pelakunya. "Lho, gimana caranya nih aku masuk kalo keluar antrian?" Tanyaku bingung. "Udah, bareng aja sama saya. Jangan khawatir, Ta." Lalu kami berjalan, bergandengan tangan menuju pintu bagian timur.

Astaga, aku gugup sekali. Tiba-tiba dia datang dan seperti ini. Belum lagi orang-orang di sekelilingku yang histeris saat ini.

***

Sarangul heta.. Uriga mana ~

Astaga, lagu ini terus berputar di kepalaku. Bahkan aku tidak sadar bersenandung sampai Mas Kevin tertawa.

Penutupan Asian Games 2018 ini sangat luar biasa, bahkan aku terharu negaraku bisa menyelenggarakan acara besar ini dengan indah. Apalagi mengundang super junior, yang bahkan aku bukan Kpoper namun aku otomatis tahu lagu Mr. Simple, Sorry sorry dan Bonamana.

"Ta, mau temenin ke asrama gak?" Tanya Mas Kevin sambil memasang sabuk.

Aku terdiam sebentar, memikirkan apa yang akan terjadi di sana, siapa yang akan kutemui, bagaimana komentar orang, dan hal lain yang akan terjadi, sampai akhirnya aku tersadar Mas Kevin menunggu jawabanku.

"Iya, ngikut aja mas." Lalu dia tersenyum, memperbaiki letak kacamata dan menjalankan mobilnya.

***

Saat memasuki asrama pelatnas, aku harap-harap cemas takut bertemu dengan atlet lainnya. Takut aku jadi kampungan, maksudnya. Karena pengetahuanku bertambah, aku tahu Marcus, Jojo, dan Fajar.

Aku mengikuti langkah Mas Kevin berjalan, sampai dia stop untuk membuka pintu kamar dan aku diam menunggu di depan.

"Ta? Masuk aja. Saya lupa nih taroh barangnya dimana, jangan di luar." Katanya agak kencang, supaya aku bisa dengar. Aku memasuki kamarnya dan aku stres sendiri karena kamar ini seperti kapal pecah.

Yah, namanya juga kamar laki-laki.

Refleks, aku memungut sampah-sampah seperti bungkus plastik, kertas dan yang lain lalu kubuang. Mas Kevin juga sibuk mencari barangnya. Pelan-pelan kulipat selimut pada dua kasur kamar ini, kurapikan bantal dan gulingnya.

"Astaga, dasar lelaki.." Gumamku sambil mengumpul baju-baju yang berserakan.

"Lho, siapa nih vin masuk ke kamar?" Aku tersentak dan cepat-cepat memasukan baju kotor ke keranjang, lalu melihat siapa yang datang.

"Eh?" Lalu dia menatap Mas Kevin, seakan-akan berkata 'Cepat jelaskan ini siapa.'

"Temenku. Bentar aja, powerbank sama kabel usb ku dimana sih?" Tanya Mas Kevin pada laki-laki itu sambil memasang wajah bingung dan kesal, mungkin?

Aku langsung membongkar pakaian kotor tadi karena aku merasa ada barang yang berat di salah satu kantong pakaian.

"Mas, yang ini bukan?" Tanyaku sambil memegang powerbank warna biru yang masih tersambung dengan kabel usb nya.

Senyum merekah langsung terpancar dari wajahnya, dan berjalan dengan antusias ke arahku.

"Mantap betul." Katanya, lalu mengambil powerbank dari tanganku. Sesaat kemudian, dia tersadar ada teman sekamarnya di sini.

"Ah, Yan, ini Sinta." Saat aku memberi tangan bermaksud untuk salaman, si Yan itu sempat terkejut walaupun tidak diperlihatkan dengan jelas, ditambah gelengan Mas Kevin yang membuatku bingung. Baru akhirnya dia menjabat tanganku, dan memperkenalkan dirinya.

"Namaku Rian." Aku mengangguk-angguk dan tersenyum padanya, dan pasti akan kuingat setelah ini.

"Yaudah, duluan Yan. Aku balik agak malem, ya." Kata Mas Kevin sambil memberikan isyarat buatku untuk ikut keluar bersamanya.

"Sukses, Vin!" Sahut Rian dan Mas Kevin tertawa kecil.

Entahlah, aku tidak mengerti pembicaraan mereka. Jadi aku hanya tersenyum dan terus mengikuti Mas Kevin menyusuri lorong asrama.

Mas KevinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang