18. Percakapan dengan Mas Rian.

1.5K 144 1
                                    

Rianardianto wants to send you a message.

Aku buru-buru mengetuk notifikasi yang muncul di layar, lumayan, Mas Rian yang kirim pesan.

Rianardianto
Neng, sibuk?

Aku tersenyum. Tumben sekali Mas Rian menghubungiku, biasanya kami hanya berbicara jika ketemu.

Agathasinta
Lagi maskeran. Kenapa mas?

Tak perlu waktu lama, Mas Rian menjawab langsung menjawab pesanku.

Rianardianto
Gapapa. Kasih aku nomer whatsapp dong

Agathasinta
0802 0819 1097  . Gak latian mas?

Rianardianto
Nggak kok. Aku sama Fajar udah tadi.

Agathasinta
Oalah. Baiklahhh

Rianardianto
Neng, telpon ya

Agathasinta
Silahkannn

Tidak lama, teleponku berdering dari nomor tidak dikenal.

"Halo?"
"Neng, Mas Rian nih."
"Eh, iya. Kenapa, mas?"
"Gapapa, sih. Mau ngobrol sama kamu aja."
"Oh, iya. Sok lah, mas."
"Neng, kenalin aku sama temenmu laaah.."
"Lah? Hahaha. Kok tumben?"
"Kayaknya udah waktunya punya. Tapi aku gatau mau deketin siapa."
"Hahaha. Apaan sih mas kacau banget pemain internasional tapi kesepian."
"Gausah ngejek deh.. Serius akutu."
"Lah, hahaha. Iya, nanti ya. Temenku ada tiga, dilihat-lihat dulu deh."
"Baik banget sih, Neng Sinta.."
"Aku kasian lihat temanku jomblo."
"Kamu juga jomblo, lho."
"Ya, iya sih.."
"Coba cerita sini sama abang.."
"Ih! Geli banget, hahaha."
"Geli geli gini, banyak yang nyebut namaku dalam doanya."
"Iya deh tahu, pemain internasional mah bebas. Tapi jomblo kesepian, hehehe."
"Ah, buruan!"
"Buruan apa?"
"Cerita."
"Menurut mas gimana?"
"Lanjut, lah. Kevin bahagia banget tuh nemuin kamu."
"Gitu, ya.."
"Kenapa? Emang kamu selama ini nutupin kalau udah nikah dan punya anak di kampung?"
"Matamu!"
"Hahaha."
"Kalo Mas Rian punya pacar, bakal bareng terus gak, mas? Kayak hampir setiap hari gitu."
"Wih, yo gak lah! Aku kan harus latihan. Dan saat ini ya memang karir bulu tangkis yang kuutamakan selain keluarga."
"Jadi, kalau punya pacar, Mas Rian mau yang kayak gimana?"
"Yang paling kumau itu bisa mengerti jadwal-jadwalku latihan. Aku gak bisa pegang hape dan hubungin dia setiap saat. Gabisa juga untuk ketemu dalam waktu yang sering, kan aku di asrama dan punya kegiatan sendiri."
"Oh.."
"Ah, padahal aku juga gak tahu si dia siapa."
"Iya, tapi mas sok-sokan kasih kriteria."
"Kamu, sih, nanya."
"Hehehe."
"Kevin gak ngabarin, ya?"
"Nggak mas. Dia ngabarin terus kok."
"Apapun itu, kalau sesuatu terjadi dalam hubungan, lebih baik dibicarakan daripada nanti disesali ada yang tertinggal."
"Iya, mas."
"Pengen tak bantu, gak?"
"He? Gak usah."
"Yaudah. Tapi kenapa, sih?"
"Tapi, aku malu cerita sama Mas Rian."
"Ya, kamu anggep aku mas beneranmu aja."
"Hm.. Aku baca artikel gitu, mas. Tentang Mas Kevin, baru aja. Ya pokoknya sih, di sana tertulis kalau pelatih bilang, biasanya Mas Kevin ngenalin pacarnya. Terus, harusnya bisa memahami kondisi Mas Kevin dan gak bisa terus-terusan ketemu. Pokoknya nekenin aja kalau disini yang perempuan harus ngalah."
"Gitu.. Terus?"
"Ya, terus, aku merasa bersalah."
"Ngapain? Kan, kamu nggak ngelakuin hal-hal yang menentang?"
"Justru itu, kan kemarin aku ketemu terus sama Mas Kevin. Aku bahkan lupa untuk tanya dia tentang latihan dan persiapan dia. Aku jadi merasa salah."
"Oh, itu.. Pantes lah hari Sabtu kemarin Kevin disidang terus latihannya lebih lama."
"Masa, mas?!"
"Iya. Aku gatau, sih, itu karena kamu atau bukan. Tapi yang jelas dia ada obrolan panjang dulu sebelum latihan."
"Aduh, terus aku harus apa, mas?"
"Ya gak harus apa-apa, sih. Toh setahuku, yang bawa jalan Kevin, yang inisiatif Kevin. Kalau kamu khawatir, omongin aja."
"Aku takut gangguin dia, mas. Nanti, aku malah disangka posesif."
"Mana ada yang namanya posesif, Sinta. Kan, kamu cuma ngomong, bukan mengekang."
"Nanti aja ya, mas? Aku takut gangguin dia persiapan. Aku takut suasana hatinya kacau karena kata-kataku."
"Overthinking banget, sih, Ta."
"Hehehe."
"Ya, itu pilihanmu sih. Kalau mau kubantu juga, monggo."
"Jangan, mas. Nanti ribet. Mas Rian janji, ya, jangan bilang siapa-siapa!"
"Iya. Tapi janji juga kasih aku kekasih."
"Nanti aku coba, mas."
"Hehehe. Kamu harus tahu kalau Kevin tuh setiap hari selalu muji-muji kamu. Dia sayang, Ta. Mau ketemu kamu aja, dia dandan kayak mau ketemu ibu negara. Kalau kamu, sih, gak usah ditanya lagi. Sayang hubungan kalian aja kalau permasalahannya cuma miskom."
"Iya, mas. Nanti aku bilang."
"Kok, kamu ngomong? Aku baru ingat kalau kamu lagi maskeran."
"Ya, ngomong lah! Maskernya pecah-pecah demi ngomong sama Mas Rian."
"Ah, so sweet.."
"Ah, udahlah, mas. Aku bersihin masker dulu."
"Hehehe, yaudah. Dadah, Sinta. Kevin sayang kamu."
"Hahaha, dadah Mas Rian. Jodohmu sedang di jalan."

Obrolanku dengan Mas Rian kali ini lumayan berbobot. Dia yang minta dicarikan pacar karena kesepian dan aku yang bimbang dengan pikiran berlebihku.

Aku berusaha tenang, jadi, aku memilih untuk membersihkan masker di wajahku dan menyikat gigiku saja.

Mas KevinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang