21. Ditolong Brian dan Semakin Kacau

1.4K 128 0
                                    

Kenyataannya aku tidak jadi pulang dengan ojek online. Sesaat setelah membuka aplikasi ojek online, aku menyadari ada minimarket di seberang pelatnas. Aku memutuskan untuk membeli es krim dulu, atau cokelat, atau apapun yang manis-manis supaya aku senang sedikit.

Usai transaksi di kasir, baru kuputuskan untuk memesan ojek online. "Sinta!" Aku menoleh, kudapatkan Brian di sana. Aku terkejut, sedang apa dia di sini?

"Habis dari mana?" Katanya mendekat. Sejenak, dia memperhatikanku, lalu bersuara lagi. "Lho? Kenapa nangis, Ta?" Aku menghembuskan napas dengan kasar, ternyata ketahuan. "Gapapa, Bri. Habis dari pelatnas." Kuharap, jawabanku cukup membuat Brian mengerti. Sukurnya dia mengangguk-angguk tanda mengerti.

"Ngapain ke daerah sini?" Tanyaku, memecah keheningan. "Rumahku di daerah sini, lagi pulang aja sih." Aku mengangguk-angguk, baru tahu ternyata rumah Brian di daerah sini.

"Kamu mau kemana, Ta?" Tanyanya. Aku baru ingat tujuanku sehabis makan es krim tadi pulang, karena Brian datang tiba-tiba lupa. "Eh! Mau balik ke kos." Saat ingin lanjut memesan ojek online, Brian menahanku lalu bilang,"Sama aku aja. Udah malam, anak cewek jangan sendirian. Gak diapa-apain, sumpah."

Biasanya, aku selalu menolak tawaran Brian. Tapi, kali ini, aku lelah sekali dan akhirnya memutuskan untuk ikut Brian saja. Saat berjalan ke arah parkiran, sialnya aku melihat Mas Kevin yang keluar dari pelatnas dengan mobilnya.

Karena lampu jalan sangat terang di situ, aku bisa melihat dengan jelas Mas Kevin yang menatapku tanpa ekspresi dan melaju dengan kencang, membuatku melamun lagi.

"Sinta.." Panggil Brian. Aku tersadar, dan segera menaiki mobilnya.

***

Brian mengantarku dengan baik. Tidak ada Brian yang menyebalkan hari ini, semua baik-baik saja. Bahkan dia menyemangatiku karena tahu keadaanku sedang sedih.

"Kalau kamu bikin salah, secepatnya minta maaf dan perbaikin atau kamu akan dinilai salah terus-terusan.",

"Semangat, Ta. Apapun itu, kamu bisa lewatin.",

"Kalau kamu sayang, jangan dibiarin gitu aja. Kejar, gak ada yang salah. Nanti kamu nyesel kebangetan kalau udah gak ada kesempatan lagi."

"Aku selalu ada kalau kamu butuh aku."

Semua itu ucapan Brian dan tidak ada salahnya. Aku lumayan terhibur dan suasana hatiku mulai membaik juga.

Tadi, saat sampai di kos, aku sekilas melihat mobil yang sama seperti milik Mas Kevin. Mungkin sama, bukan dia. Setelah berterimakasih pada Brian pun, aku langsung ke kamar untuk bersih-bersih.

Suasana hatiku sebenarnya baik-baik saja, sampai akhirnya hancur lagi karena melihat video di akun gosip dan itu tentang Mas Kevin dan seorang perempuan.

Aku tidak tahu itu siapa, yang jelas, perempuan itu merekam saat berdua di dalam mobil dan memperlihatkan senyum merekahnya.

Ah, aku juga ingin berdua dengan Mas Kevin lalu merasa bangga karena bisa bersamanya.

Lalu kulihat lagi snapgram Mas Kevin yang baru, berisi rekaman jalanan diiringi lagu Goodbye dari Air Supply.

Aku menangis lagi, mendengarkan lagu itu sambil membaca potongan-potongan liriknya.

I can see the pain living in your eyes
And i know how hard you try
You deserve to have so much more

I would rather hurt myself
Than to ever make you cry
There's nothing left to say but goodbye

You deserve the chance at the kind of love
I'm not sure i'm worthy of
Losing you is painful to me

Aku bingung sekali harus apa. Kalau tidak salah, beberapa hari lagi mereka pergi ke China dan situasi saat ini tidak memungkinkanku untuk ke pelatnas.

Aku harus apa?

Mas KevinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang