Sampai kamar, aku langsung menelpon Ibu dengan tergesa-gesa. Ibu harus tahu, pasti Ibu gemas denganku.
"Ya, Ta?"
"Bu, tahu ndak aku dianter pulang sama siapa?
"Mas ojol? Atau temanmu yang mau sama kamu itu?"
"Lah! Bukan, bu."
"Lha, terus? Terbang? Lari?"
"Ibu ini ndak pinter menghayal."
"Ya emang, Ibu kan realistis. Ayok, dianter siapa kamu? Ibu lagi nonton paranormal experience Raditya Dika ini, harus fokes."
"Hehehe. Dianter Mas Kevin, bu."
"He?! Mosok? Trus piye?"
"Aku kan pesen ojol bu. Gak tau kok semuanya batalin, alasannya jelas semua. Terus dia nawarin aku pulang. Di mobil masa dia cerita bu, katanya namaku sama kaya temen masa kecil dia, terus dia sempet cari aku waktu balik pertama kali, dan dia masih berdoa buat ketemu."
"Lho? Kamu gak bilang ta itu kamu?"
"Ndak, bu."
"Walah, Ta. Kok pandai betul kamu. Kan Ibu bilang harusnya dari awal tuh agresif, bilang kamu Sinta dari komplek Farma Indah Banyuwangi. Duh, kalo Ibu di sana udah Ibu cubit-cubit pipimu."
"Sudahlah bu, doakan aja biar aku ketemu lagi. Nyesel akutu bu."
"..."
"..."
"Bu."
"Ya, pingin apa?"
"Hehehe. Boleh ndak bu, aku dikirim lebih? Mau nonton penutupan Asian Games. Biar kesempatan ketemu dia bertambah."
"Berapa harganya?"
"Empat ratus lima puluh ribu sampai tiga juta, bu."
"Yawes, tak kirim lima juta. Dua juta nya buat jajan ya, kamu ndak balik kan?"
"Lho, banyak banget bu?"
"Ya soalnya capek akutu liat anakku jomblo 21 tahun. Kali ini semoga halusinasiku terjadi aja ya Ta, semoga dia jadi suamimu. Aku pingin cucu, eh."
Lalu perbincangan itu berakhir karena Ibu penasaran dengan cerita hantu, dan aku juga ingin bersih-bersih dan bersiap tidur.***
Aku terbangun pagi-pagi, langsung meloncat dari kasur mengingat hari ini aku harus rebutan tiket penutupan Asian Games.Aku menyesal sekali sejak awal membuka rekening tidak langsung mengurus mobile banking. Tahu, tidak?
Bahkan aku tidak sadar dengan piyama Elsa Frozen dan sendal jepit aku berjalan sejauh 50 meter dari kos ke gerai ATM demi transaksi ini.
Yasudahlah, buatku bukan masalah asal bisa menyaksikan penutupan Asian Games dan mencari kesempatan untuk bertemu dia lagi.
***
Selama liburan aku betul-betul tidak tahu mau kemana. Daritadi yang kulakukan hanya menggeliat di kasur, tertidur, terbangun, tertidur lagi dan seterusnya. Teman-temanku pulang kampung, liburan keluar kota bahkan keluar negeri, dan aku jadi penghuni kos yang sangat setia saat ini.
Waktu menunjukan pukul 2 siang, dan secara random aku memutuskan untuk pergi ke Ancol. Entahlah apa yang akan kulakukan, yang pasti aku ingin melihat pantai.
Kali ini, aku merasa beruntung karena tidak ada supir yang membatalkan pesananku. Perjalanan yang baik walaupun tidak lancar karena macet, tapi tidak apa.
***
Aku asyik mengabadikan pemandangan di sini. Harinya cerah, tapi tidak menyengat panasnya. Aku bahkan jalan-jalan sampai tidak tahu di ujung mana saat ini.
Ancol seperti biasa, ramai. Aku senang sekali bisa menemukan es krim di sini, menikmati es krim sambil menatap suasana laut sore hari cukup indah untukku.
Sepertinya aku berada di tempat orang-orang bermain jet ski, melihat di sini bertebaran orang-orang yang bahagia bermain motor-motoran di laut.
Iya, maksudku jet ski.
Perlahan-lahan ada jet ski yang seperti ditunggu-tunggu banyak wanita, banyak yang menjerit dan aku tidak tahu kenapa. Aku fokus dengan pemandangan saat ini, menikmati Ancol dan es krim ku yang sebentar lagi habis.
Sampai akhirnya aku penasaran dengan kerumunan itu, akhirnya aku ikut melihat. Astaga! Ada Mas Kevin. Pantas saja wanita-wanita itu menjerit histeris.
Kali ini, aku bisa lebih rileks dari kemarin. Bahkan aku ingin kembali ke tempatku tadi saja. Tapi secara tidak sengaja dia menoleh dan kebetulan aku menatapnya, dan dia tersenyum padaku. Aku salah tingkah dan langsung kembali ke tempat awal tadi.
Wajahku mungkin merah sekali sekarang, belum lagi senyumku yang merekah. Aku bertanya-tanya dan bersyukur, Tuhan baik sekali padaku dua hari ini.
Sampai senja tiba, aku masih di sana. Tidak lupa mengabadikan langit dan laut yang menyegarkan mataku, lalu langsung mengedit sedikit dan mengunggahnya pada Instagramku.
Saat sedang asyik-asyiknya memilih filter, aku terkejut karena seseorang tiba-tiba duduk di sebelahku tanpa berkata apapun. Wajar, ini tempat umum.
Tapi untukku yang overthinking, aku langsung berpikir kenapa orang ini memilih duduk di tempatku, kenapa orang ini mendekat denganku, kenapa orang ini tidak berbicara.
Aku akhirnya menoleh karena tidak ada ucapan sekalipun darinya.
Dan sekali lagi, Tuhan baik sekali.
Ada Kevin Sanjaya yang sedang menatapku tanpa bersuara.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mas Kevin
Teen FictionDia tetanggaku yang sangat kurindukan. Yang mengajariku bermain bulu tangkis pertama kali dan membuatku lupa dengan rak boneka barbieku, dan menjadi ingatan abadi untukku tentang kasih pertama yang berbeda kurasakan. Tentang Mas Kevin, si pemain gan...