Jam sudah menunjukkan pukul 06.10 WIB, Faza belum menunjukkan batang hidungnya di meja makan. Mira bundanya langsung menghampiri kamar Faza yang berada di lantai dua sekaligus memastikan bahwa anaknya itu sudah bangun.
"Faza ... kamu sudah bangun belum. Buruan sarapan." Mira mengetuk pintu kamar Faza.
"Iya Bunda bentar lagi," ucap Faza dari dalam kamarnya.
"Ini sudah siang nanti kamu kesiangan kalau kamu tidak buru-buru," peringat bundanya.
"Iya Bunda. Faza lagi cari kaos kaki," sahut Faza kembali.
"Biar Bunda yang carikan, sudah sana kamu sarapan dulu. "
" Makasih Bunda." Faza keluar dari kamarnya bergantian dengan bundanya yang masuk ke dalam kamarnya.
Faza berjalan ke meja makan dengan langsung menduduki kursi yang baru Eris tarik. Ia sengaja menjaili sepupunya itu agar kesal.
"Hih ngeselin banget sie lo Za," Eriska menghentakkan kakinya.
"Lo kalau kesel tambah jelek," goda Faza.
"Biarin, tau ah," Eriska tambah kesel.
Faza hanya tertawa dia paling seneng bikin sepupunya itu kesel dan ngomel - ngomel tidak jelas.
"Sudah-sudah kalian ini kayak kucing sama tikus berantem mulu." Bunda Mira melerai Faza dan Eriska. Ia baru sampai di meja makan dengan memberikan kaos kaki milik Faza.
"Makasih Bunda, heran deh kalau Bunda yang cari kenapa bisa ketemu," sahut Faza.
"Kamu yang nyarinya nggak teliti," ucap Mira realita.
"Za, gimana sekolah kamu?" tanya Mr. Radit pada Faza.
"Biasa aja Yah, lagian ini belum ada pelajaran full."
"Oh, ya sudah kamu yang rajin belajarnya."
"Iya Yah."
Ayah Faza Mr. Radit berangkat duluan karena ada meeting dikantornya.
"Ayah berangkat dulu."
"Iya Yah," jawab mereka serempak.
Usai makan Faza dan Eriska pamitan kepada Mira, mereka menyalami Mira dan minta doa restu agar ilmu yang mereka dapatkan bermanfaat kelak.
"Faza berangkat dulu ya, Bunda."
"Eh Za, Eriska diboncengin dong, 'kan kalian satu sekolahan," pinta Mira.
"Bunda nih, 'kan Eriska bisa naik ojek online."
"Kamu ini, nggak boleh gitu sama sepupu sendiri."
"Iya, iya Bun."
"Buruan naik," Pinta Faza pada Eriska.
"Iya, iya bawel."
"Tante, Eriska pamit dulu ya, dah Tante," pamit Eriska.
Faza mengendarai motornya dengan kencang, ia sengaja untuk membuat Eriska takut dan kesal. Sampai di sekolahan Eriska mengomel atas tingkah Faza.
"Lo gila ya Za, anak orang mau lo celakain," omel Eriska.
"Siapa suruh nebeng sama gue," jawab Faza dengan entengnya.
"Itu kan disuruh sama bunda lo."
"Kan bunda cuman nyuruh nggak ngelarang lo untuk nolak."
"Kalau lo nggak mau kasih tebengan ke gue kenapa lo iya-in permintaan bunda lo."
"Gue nggak mau dikutuk jadi batu karena membantah perkataan orang tua."
KAMU SEDANG MEMBACA
FazaFania (SELESAI)
Teen Fiction"Gue itu suka lo dari dulu Fan, tapi gue gak pernah berani ngungkapin itu semua. Gue tau gue terlalu naif,gue juga bukan cowok yang jantan. Tapi asal lo tau semua gue lakukan agar lo tetep bahagia. Gue bakal mengutarakan ini semua setelah lo sadar a...