FazaFania (bagian 17)

37 5 0
                                    

Eriska mulai kembali masuk sekolah setelah tidak masuk selama seminggu. Hari ini semua orang bersikap ramah kepadanya mulai dari pintu gerbang sampai di kelasnya. Entah mereka merasa kasihan, iba, atau terpaksa menghibur Eris agar tidak berlarut-larut dalam kesedihannya.

Benar dugaaan Eris ada yang menjanggal, rupanya semua anak SMA Ganesha bersikap ramah atas perintah Faza dan ketiga sahabatnya, tanpa sepengetahuan Eris. Faza ingin Eris kembali ceria seperti dulu meski harus mengiklaskan kedua orangtuanya pergi. Anak Ganesha memang sangat patuh akan titah Faza dan genk-nya sebab mereka sangat tau kalau meraka anak populer di Ganesha.

Aldo yang notabennya anggota baru digenk Faza, namun ia tak kalah populer dari ketiga sahabatnya. Wajah oriental yang dimilikinya mampu membuat sebagian kaum hawa terpana. Namun masih banyak juga yang masih setia mengidolakan Faza si es berjalan.

"Hay Aldo," sapa para siswi yang terkagum-kagum akan wajah Aldo.

"Hey Faza, tambah ganteng aja." Giliran Faza yang disapa oleh para siswi yang mengidolakannya.

Sudah beberapa siswi Ganesya menyapa Faza dan temannya. Ralat, bukan semua temannya melainkan dirinya dan Aldo saja yang selalu disapa sedangkan Alfa dan Rendi diabaikan.

"Woi! kenapa nggak ada yang nyapa gue!! Gue kan ganteng, kaya raya, dan baik hati," cibir Rendi kepada siswi yang masih senyum-senyum akan kegantengan Faza maupun Aldo.

"Ogah," ujar seorang siswi menyauti.

"Alasannya apa? Gue kan kaya bahkan lebih kaya dari mereka bertiga, tampan? jangan ditanya gue tampan dari lahir." Rendi menyombongkan dirinya dengan bangga sayangnya semua siswi tidak menggubrisnya.

" Aura lo kurang terpancar Ren, gelap," sahut siswi lainnya dan diikuti gelak tawa ketiga temannya.

Rendi diam dan menekuk wajahnya, semua temannya heran dengan perubahan ekspresi Rendi.

"Lo kenapa musam gitu, baper lo? dikatain begitu sama cewek," celetuk Alfa sembari mencolek dagu Rendi.

"Nggak. B.aja, gue cuman heran kenapa gue selalu kalah saing sama Faza. Eh sekarang ditambah lagi nih si ubur-ubur. Kan gue jadi gagal menjadi fakeboy," cerocosnya. Sembari mencibir Faza dan Aldo.

"Halah lo kayak doyan aja sama cewek," timpal Faza sembari menepuk pundak Rendi.

"Gue aja yang banyak dikagumi cewek B.Aja tuh," timpal Aldo yang mulai sok ganteng.

"Gue emang lagi males pacaran, tapi bukan berarti gue homo. Gue juga pingin kali punya cewek-cewek yang ngagumi gue dan tiap hari ngasih gue coklat atau surat cinta gitu," cengir Rendi dengan gaya sok cool.

"Bukannya lo udah punya tuh cewek," celetuk Alfa dengan wajah sumpringahnya.

Rendi ngengingat-ingat siapa cewek yang Alfa maksud. Perasaan selama ini ia tidak pernah punya cewek, bahkan pacaran saja tidak pernah. Gila ya cowok se kaya Rendi masih murni nggak punya mantan satupun.

"Siapa? gue nggak pernah deket sama cewek," ujar Rendi sembari penasaran.

"Tuh, yang sering ngasih lo kue coklat setiap pagi," jawab Alfa dengan tertawa garingnya.

"Dewi maksud lo? hih ogah banget gue body-nya aja udah kayak drum minyak." Rendi bergidik ngeri membayangkan sosok Dewi yang dimaksud oleh Alfa.

"Bukannya dulu waktu lo sebelum tau siapa Dewi, lo pernah bilang namanya aja bagus pasti orangnya cantik kayak dewi-dewi dicerita dongeng." Gini Faza mulai menimpali Rendi sembari mengingatkan awal mula Rendi penasaran dengan sosok Dewi.

"Itu dulu, pas gue belum lihat bentukannya, karena dia selalu ngasih kue di meja gue tanpa ngasih langsung. Gue pikir 'kan Dewi itu cantik kayak putri kayangan gitu," cerecos Rendi tidak terima dipasangkan dengan Dewi.

FazaFania (SELESAI) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang