FazaFania (bagian 5)

75 8 0
                                    

Suasana kantin mbak Susi siang ini dipenuhi dengan lautan manusia yang tengah kelaparan. Fania dan dua temannya duduk dikursi paling depan karna kebetulan hanya kursi itu yang kosong. Mereka memesan pesanan yang diinginkan.

faza dan dua temannya yang sebenarnya tak pernah ia anggap sebagai teman datang ke kantin dan menghampiri tempat duduk yang sudah diduduki orang sendari tadi.

"Minggir lo, ini tempat duduk kita."

Suara itu membuat orang yang duduk dikursi itu menoleh ke arahnya. Ia memasang muka kekesalannya terhadap pemilik suara itu.

"Lo siapa ngusir-ngusir gue!"

Mengeselkan. Memang tingkah Faza selalu begitu jika berhadapan dengan cewek yang duduk dimeja andalannya dan juga dua temannya itu. Bukan Faza namanya jika mampu membuat cewek bernama Fania naik darah setiap bertemu dengannya.

"Meja ini udah ada pasalnya dan bagi yang ngelanggar pasal itu akan kena denda bukan begitu, Raja semut rangran!" ucap Faza dengan judes terhadap Fania sekaligus pertanyaan kepastian untuk Rendi.

"I ... iya Za, bener banget," jawab Rendi sedikit gugup karena ia sebenarnya tak ingin membuat Fania dan temannya tambah kesal.

"Lo denger sendiri 'kan teman gue aja mengiyakan perkataan gue!"

Fania menatap semua kursi yang ia duduki bersama temannya. Ia tak melihat apapun yang tertera di kursi tersebut. Fania kembali berkata dengan judes kepada Faza.

"Sejak kapan lo buat pasal terhadap meja ini?! dan disini juga nggak tertera nama lo beserta ajudan lo itu," ucap Fania tak mau kalah dengannya.

"Buruan lo pindah dari tempat ini! atau lo akan tau dendanya apa," tegas Faza yang semakin pedas.

"Kalau gue nolak lo mau ngasih denda apaan! " tantang Fania.

"Udahlah Fan, kita pindah aja dari meja ini, nggak perlu lo layanin orang kayak dia," bujuk Neta pada Fania.

Fania menolak ajakan temannya itu, ia harus berani melawan Faza dan membuatnya tak semena-mena lagi.

"Gue nggak akan ngasih lo denda, tapi gue akan ngasih lo hukuman untuk nyium ketek gue, gimana?!" tantang Faza balik dengan gelak tawanya.

Fania sontak saja langsung diam, Ini anak bener-bener ngeselin. Jelas saja Fania menolak tantangan Faza. Bener kan, udah Neta bilang gak perlu Fania ngelayanin makhluk seperti Faza yang hanya buang-buang waktu makannya saja.

Bukan Fania namanya jika tidak mencari cara lain untuk membuat genk Faza jera. Fania menumpahkan es lemonnya ke atas kepala Faza dan mengotori meja itu dengan sambal batagor miliknya.

"Biar sekalian lo tambah dingin nggak cuman sikap lo aja yang dingin." Fania langsung menyiram Faza.

"Arrh... Rese lo." Suara Faza kedinginan dengan siraman es dari Fania.

"Ngak kebalik? oh iya sekarang adil kan lo nggak bisa nempatin tuh meja gue juga." Fania langsung pergi setelah puas mengatai Faza dan mempermalukannya.

"Woi cowok frozen! satu lagi yang ingin gue bilang ke lo. Gue nggak akan pernah mau nyium ketek lo yang bau!" teriak Fania setelah cukup jauh dari Faza.

Neta dan Amanda mengejar Fania yang sudah berjalan duluan. Amanda menatap wajah Alfa dengan seram padahal sendari tadi Alfa hanya diam. Alfa hanya menunduk.

"Bener-bener rese tu cewek, dia pikir nggak lengket apa kalau disiram pake es lemon," gerutu Faza.

Faza pergi meninggalkan kantin dengan kekesalan dibenaknya dia buru-buru ke kamar mandi dan mencopot jaketnya yang basah karna es lemon. Untung Faza mengenakan jaket kalau gak dia bisa gak diizinin masuk kelas karna tidak mengenakan seragamnya.

FazaFania (SELESAI) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang