FazaFania (bagian 23)

30 6 0
                                    

Pulang sekolah Faza dan teman-temannya kumpul di rooftop. Mereka tidak hanya berempat melainkan bertujuh. Yaitu Faza, Alfa, Rendi, Aldo, Eriska, Amanda,dan juga Janeta.

Ketujuh anak tersebut sedang berdiksusi soal kejutan yang akan mereka buat untuk ulan tahun Fania. Bahan-bahan yang akan diperlukan mereka tulis disecarik kertas agar tidak lupa.

"Eh. Bocil, lo kok ikut-ikutan diskusi sih," celetuk Rendi yang menyadari kehadiaran Eris.

"Emang kenapa, gue juga kenal sama Kak Fania," sahut Eris acuh.

"Lo kan, masih bocah," cibir Rendi.

"Bodo amat. Daripada lo, bukan spesies manusia murni, kenapa ngikut diskusi," sahut Eris tidak mau kalah telak.

"Emang kalau gue bukan manusia murni, terus gue apaan? "

"Semut jadi-jadian," sahut semuanya kompak.

Rendi mendengus kesal. Teman-temannya selalu saja membuatnya sebal. Kenapa selalu saja dirinya yang menjadi kambing hitam.

"Kita bagi tugas aja, gimana," sahut Amanda yang kembali fokus ke diskusi awal.

"Oke gue setuju." Alfa langsung menyetujui dengan bersemangat 45.

"Oke gue, Eris, dan Aldo nyiapin buat beli kue dan lilin," Faza bersuara dia menunjuk Aldo dan Eris bersamanya.

"Gue sama Amanda yang nyiapin balon huruf sama peluit ulan tahun, " Neta berujar.

"Terus gue sama Rendi kebagian apa," Alfa bertanya.

"Kita tuh cuman kebagian makan Al, " pungkas Rendi dengan santai.

"Pala lu," Faza menoyor kepala Rendi.
"lo gak cocok makan-makanan dipesta ulan tahun. Gak ada cilok diulan tahun Fania." Faza geram dengan temannya Rendi yang selalu saja tidak serius.

"Lo sama Rendi kebagian beli party popper sama snow spray," Aldo yang berujar.

"Kenapa gak pake tepung sama telur aja lebih murah," celutuk Rendi kembali.

"Kalau ini ultah lo, gue rela beli tepung sama cari telur busuk buat nimpuk lo," Neta mulai menyahut dengan nada kesal.

"Lo kok kayaknya dendam banget ke gue." Rendi ngedrama dengan mengelus dadanya berakting sedih.

"Bodo," sahut Neta cuek.

"Oke, kalau gitu kita langsung saja berangkat. Entar malem kumpul di rumah gue sebelum ke rumah Fania," Faza berujar sebagai sesi mengakhiri diskusi.

" Siip," sahut semua teman-temannya kompak.

Mereka pergi dari rooftop sekolah dan langsung ke tempat tujuan dengan mengendarai motor mereka masing-masing.

****

Jam sudah menunjukkan pukul 22.00 WIB, teman-teman Faza sudah kumpul semua di rumahnya. Mereka masih sibuk membungkus kadonya masing-masing, kecuali Faza. Dia nampak santai tidak seribet teman-temannya.

"Woi canabo kering! lo kok masih santai aja sih gak bungkus kado buat Fania," ujar Rendi yang ditujukan untuk Faza.

"Emang gue gak mau ngasih kado apa-apa ke Fania," sahutnya dengan nada dingin.

"Lo pelit atau gak punya duwit," Sindir Alfa.

" Males, ribet." Faza kembali memasukkan keripik singkong kedalam mulutnya.

"Abang Faza sih, emang gitu orangnya waktu gue ultah aja cuman dikado cincin hadiah ciki," cibir Eris yang masih melipat ujung kadonya membemtuk kipas.

FazaFania (SELESAI) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang