"Lo? Ngapain ke sini?"
Fania menatap cowok yang sedang duduk dikursi ruang tamu dengan tatapan tajam. Ia masih saja menyimpan perasaan benci kepada bajingan itu.
"Gu ... gue hanya ingin minta maaf Ni, "ujarnya dengan sedikit gugup.
"Udah cukup Diren, lo udah banyak nyakitin gue, lo bilang lo nggak bakal cinta sama cewek lain nyata apa lo malah jadian sama sahabat gue sendiri." Fania meluapkan amarahnya. Pipinya sudah mulai panas ingin sekali sumpah serapah keluar dari mulutnya.
"Iya gue tau gue salah, Andin ngancam gue kalau gue nggak mau pacaran sama dia, dia bakal nyebarin foto lo waktu lo ganti baju saat olah raga." Diren mengatakan hal yang seharusnya sudah dari dulu ia katakan.
"Jadi selama ini lo jadian sama Andin demi gue? lo rela bercerita bohong kalau lo udah nggak cinta gue lagi?" Fania sangat shok pernyataan Diren membuatnya salah faham selama ini. Padahal Diren tanpa sepengetahuannya sudah menyelamatkan image-nya.
Alasan Fania pindah sekolah ke SMA Ganesha yaitu dia tidak kuat melihat sahabatnya sendiri berpacaran dengan Diren yang dulu masih resmi menjadi pacarnya. Bukan hanya itu saja SMA Nusantara, sekolahannya dulu juga mengingatkan sosok kakaknya. Dulu Fania dan Dimas bersekolah di sana, Nia memutuskan pindah sekolah dengan alasan tidak ingin teringat sosok kakaknya terus.
" Gue tau Ni, lo masih kecewa sama gue, tapi tolong maafin gue dan juga Andin. Dia sekarang lumpuh Ni, karena sebulan yang lalu Andin kecelakaan," jelas Diren, dia memohon ke Fania untuk mendapatkan maafnya.
"Apa? Andin kecelakaan? kok bisa kecelaaan? " tanya Nia dengan tidak percaya. Meski Nia tidak menyukai sikap Andin tapi dia orang yang peduli dengan orang sekitar. Terlebih lagi Andin yang dulu adalah sahabat karibnya.
"Iya, dia sudah menyesali perbuatannya. Dia ingin sekali bertemu lo Ni, kalau lo ada waktu tolong jenguk dia ya, " ujar Diren dengn berhrap. Fania mengangguk dia bakal jenguk Andin kalau ada waktu luang.
"Lo maafin gue kan, Ni," ucap Diren kembali. Ia berharap kalau kejujurannya membuat Fania mau memaafkannya kembali.
"Udah gue maafin kok," sahut Fania dengan senyum simpulnya.
"Syukurlah kalau lo mau maafin gue, yaudah gue balik dulu ya, Ni." Diren meranjak lalu berpamitan kepada Fania.
"Iya hati-hati." Fania mengantar Diren ke depan.
****
Rendi sedang asik makan kuaci sembari menonton tv di ruang keluarga. Acara yang ia tonton seperti biasanya yaitu kartun upin ipin, saat ini episode yang diputar 'Ehsan pindah'.
Mommy Maya yang masih sibuk di dapur untuk menyiapkan makan malam nanti, menyuruh Rendi untuk pergi ke warung. Bukan Rendi namanya kalau disuruh mommy-nya langsung nurut.
"Rendi. Belikan terasi sama garam di warung depan sana," pinta mommy Maya dengan memegang ulegkan ditangannya.
"Aku bukan bonekamu ... bisa kau suruh-suruh dengan seenak maumu." Rendi berjoget mengikituti gerakan tarian kekeyi diyoutobe yang lagi viral itu.
"Rendi!! kamu mau nggak Mommy anggap anak lagi. Buruan beliin Mommy terasi sama garam. Ngebantah lagi ulegkan Mommy lempar ke kamu!" omel Maya dengan raut jengkel ke arah anaknya itu.
"Iya, iya Mom. Mana uangnya," Rendi terpaksa mengiyakan titah mommy-nya kerena takut dikutuk. Ia menyodorkan tangannya sebelum keluar rumah untuk meminta uang. Maya lalu memberinya uang 20 ribuan ke Rendi.
Mommy Maya mengecek anak sulungnya di kamar. Sudah dari tadi tidak terlihat batang hidungnya, sudah beberapa kali dia panggil tetap saja tidak muncul, hal itu membuat mommy Maya jengkel. Punya anak dua saja sudah bikin kepala pusing.
KAMU SEDANG MEMBACA
FazaFania (SELESAI)
Novela Juvenil"Gue itu suka lo dari dulu Fan, tapi gue gak pernah berani ngungkapin itu semua. Gue tau gue terlalu naif,gue juga bukan cowok yang jantan. Tapi asal lo tau semua gue lakukan agar lo tetep bahagia. Gue bakal mengutarakan ini semua setelah lo sadar a...