Eps 9 | Tawuran

1.9K 69 0
                                    


" Gawat Ren ! Anak Cobra nyerang ki didepan sekolah " Teriak Reno

" Apa " Balas Ardi

" Sekarang jangan biarin anak yang belum pulang jangan ke gerbang dulu " Pinta Daren

Mereka berempat berlari menuju gerbang sekolah. Ia tersentak betapa banyaknya Geng Cobra itu sedangkan mereka berdua berempat.

" Lo udah hubungi geng Tiger?" Bisik Daren

" Udah Ren. Tapi ini resiko masalahnya dilingkungan sekolah " Jelas Ardi

" Yaudah kita lawan ber empat "

Bintang terlihat murung iya ingin pulang bersama Raffa. Tapi dia harus bekerja paruh waktu.

Iya heran kenapa satpam sekolah tidak membiarkan mereka keluar sekolah.

" Ada apa pak? " Tanyanya

" Ada tawuran Neng, Mas Daren nyuruh buat semua orang didalam sekolah "

" Daren? "

Liat deh Kak Daren keren banget kalo berantem

Gue nggak yakin bakal menang

Iya geng tiger cuma 4

Udah pasti masuk bk lagi

Bintang meremas rok selututnya,hatinya sangat khawatir. Apa yang terjadi nantinya.

Dengan tekadnya ia keluar dari gerbang dan benar mereka dikeroyok geng itu. Namun ia lebih terkejut karena lawannya geng Tiger.

Daren kewalahan memukul semua lawannya. Namun seseorang memukul punggungnya dengan kayu. Ia tersungkur di jalanan,ini adalah kesempatan emas untuk lawannya. Mereka semua menginjak bahkan masih memukulnya dengan tongkat.

Satu persatu mereka terjatuh,karena tendangan kaki perempuan. Bintanglah orangnya ia menghabisinya dengan satu pukulan.

Ketua Geng Cobra yang terkena tinjuan panas dari Bintang. Menghentikan kegiatannya semua anak buahnya berdiri dibelakangnya.

" Hari ini lo selamat Ren karena Bintang " Ujar Ketua geng yaitu Rio sambil menatap tajam Bintang. Namun Bintang mengalihkan pandangannya.

Dijalanan kini menyisakan empat orang yang babak belur. Untung saja Pak Satpam bersedia membantu mereka ke uks tanpa diketahui guru.

Daren masih pingsan,karena lukanya sedikit parah. Temannya tidak terluka cukup marah,karena permintaan Bintang untuk menyuruhnya pulang.

" Kenapa gue bisa tidur sini " Tanyanya yang masih setengah nyawanya

" Lo pingsan karena tawuran tadi "

Benar saja. Kepalanya kini pening namun ia mencoba berdiri. Hari bahkan sudah malam,ia khawatir dengan Bintang yang menunggunya.

" Maafin gue Bin "

" Tenang aja Ren " Seolah mengerti maksud Daren

Bintang bersedia masuk ke mobil mewahnya Daren. Malam ini ia akan mengantarkan pulang sebagai tanda terima kasih akan sudah merawat lukanya. Langit mendung dan rintikan hujan cukup deras.

Bintang membuka sedikit jendela dan menadahkan telapak tangannya bersentuhan dengan hujan.

" Kayaknya mobil gue nggak bisa masuk kompleks lo Bin " Ujar Daren

" Gue lari aja "

" Nanti lo kehujanan Bin "

" Nggakpapa Ren "

Daren keluar dari dengan melepaskan jaket denim nya. Lalu membuka pintu penumpang depan.

" Ayo Bin gue anterin lo sampe rumah"

Bintang tersenyum simpul,ini hal yang sangat romantis seperti film yang ditontonannya.

Mereka berlari dengan tadahan jaket Daren. Hanya satu yang Bintang rasakan. Hangat dipelukan badan Daren walaupun hujan. Daren mengulum senyum bahagianya.

" Lo nggak mau mampir? Tanya Bintang saat sudah berada didepan.

" Gue harus pulang Bin " Jawabnya sambil berlari tak luput lambaian tangannya.

Sudah kebiasaan Raffa belajar sampai larut malam. Karene mimpinya untuk mendapatkan beasiswa Universitas diluar negeri. Menjauh dari rumah ini dan berlari sejauh mungkin.

Ketukan pintu membuatnya menghentikan belajarnya. Ia berjalan dan membukakan pintu, matanya memanas melihat Mama nya tergontai dengan bantuan seorang laki laki paruh baya.

Raffa membiarkan lelaki itu masuk kekamar dan meletakannya. Hatinya semakin sakit saat lelaki itu mencium kening Mamanya yang masih tidur akibat mabuk.

" Raffa, ini uang dari Om " Ujarnya sambil menyodorkan uang lembaran ratusan.

" Om Dhirga nggak perlu ngasih uang ke saya " Sinis Raffa

Dhirga bisa mengerti karena dia tidak setuju kedekatannya Mamanya. Ia meletakan uangnya disaku bajunya Raffa.

" Kalo kamu diapa apain sam Daren bilang ke Om. Nanti Om akan menghajarnya " Ujarnya sambil berjalan keluar rumahnya.

Raffa tidak bisa membendung air matanya,isakan semakin keras. Ia menjatuhkan diri ke kamarnya. Dan membuka laci meja belajarnya. Ia mengambil sebuah foto dengan lima orang laki laki memakai seragam sekolah.

" Maafin gue Ren " Gumamnya

Gravity Of Love ( Complite )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang